Chapter 4 ( Perasaan yang bimbang )

93 64 7
                                    

Terima kasih telah mau membaca ceritaku.

Saya harap anda senang membaca cerita  saya.

Jangan lupa votenya ya.

Bukan Sekedar Sahabat (Chapter 4).

Siang itu rasanya begitu bahagia berjalan bersama orang yang kita sayangi , hari itu aku ingin mengungkapkan , mengungkapkan rasa yang telah kusimpan lama , namun saat itu aku memikirkannya , memikirkan tentang apa yang terjadi dengan perasaan Anna setelah dia ditampar oleh seseorang yang dia cintai.

Niatku untuk mengungkapkan perasaanku pun tertunda , tertunda karena aku rasa ini bukan saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaan itu , namun saat itu aku sangat bahagia melihat orang yang aku sayangi tertawa saat berjalan bersamaku.

" Indah ya ? " Ucapku kepada Lia sembari melihat kearah taman didekat sekolah.
" Apalagi melihat ini bersama orang yang kita sayang " jawabnya saat itu sembari melihat kearahku.

Setelah lari mengelilingi sekolah bersama sama , guru olahraga pun menyuruh kami untuk berkeliling sekolah berkelompok , perempuan dengan perempuan dan laki" dengan laki".

Perempuan pun berlari lebih awal dibandingkan dengan laki", tetapi saat itu laki"  selesai lebih dulu dibandingkan dengan perempuan , saat aku selesai aku pun membelikan minuman untuk aku dan lia.

Sesampainya Lia di garis finish , dia langsung duduk dan aku menghampirinya sembari membawa air minum yang telah ku beli di depan sekolah.

" Lelah sekali , ni guru ga ada otak atau gimana dah " ucapnya sembari sedikit emosi.
" Kakimu lurusin , ni minum dulu , namanya juga olahraga pasti menguras tenaga , ya ga si ? " Ucapku sembari mendekatinya.
" Eh ada arii , emang ni guru rada sedikit ngeselin , oiya makasih ya ri " jawabnya saat melihatku menghampirinya.

Hari itu begitu indah , tawanya membuatku terhanyut kedalam perasaan yang begitu dalam.

Sepulang sekolah nampaknya cuaca tidak sedang baik" saja , hujan deras menerpa jalanan , saat perjalanan pulang kerumah aku melihat Anna yang sedang kehujanan dipinggir sebuah kursi didekat jalanan.

Sepulang sekolah nampaknya cuaca tidak sedang baik" saja , hujan deras menerpa jalanan , saat perjalanan pulang kerumah aku melihat Anna yang sedang kehujanan dipinggir sebuah kursi didekat jalanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menghampirinya lalu bertanya kepadanya.
" Kenapa Anna? " Tanyaku sembari menutupinya dengan payung yang aku bawah.

" Kenapa Anna? " Tanyaku sembari menutupinya dengan payung yang aku bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Rafi sudah berpacaran dengan Zia " jawabnya sembari menangis.
" Jangan menyakiti dirimu sendiri hanya karna dirinya " ucapku sembari memberinya jaket ku.

Kami menunggu hujan reda dan memutuskan untuk segera pulang.

" Udah jangan ditangisi lagi " ucapku sembari bercanda saat itu "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Udah jangan ditangisi lagi " ucapku sembari bercanda saat itu ".
" Makasih ya Ari , hati hati dijalan ya " jawabnya sembari perlahan menghapus air matanya kemudian sedikit tersenyum.

Sesampainya dirumah , aku sangat memikirkan perasaan Anna , betapa hancurnya dia hari itu , dan aku berinisiatif untuk menelponnya malam itu, setelah aku menelpon Anna malam itu , dipagi hari disekolah akhirnya aku mengetahui sesuatu tentang Rafi.

Bersambung.

Terimakasih telah membaca sampai akhir.

Ditunggu chapter selanjutnya.

Jangan lupa vote

Bukan Sekedar Sahabat ( T A M A T )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang