15

6 3 0
                                    

Seorang wanita sedang menikmati drama korea di depan laptop. Akting dari pemerannya sangat bagus sehingga penontonnya bisa ikut merasakan kesedihannya. Violetta dibuat baper dengan adegan tersebut, sehingga terkadang dirinya iri dan ingin kisahnya sama seperti drama yang sedang dilihat. 

Ketika sedang menonton drakor, Violetta memang tidak suka jika ada yang mengganggunya. Maka dari itu dia selalu mengunci pintu kamarnya. Ketika ada salah satu scene menyedihkan, Violetta menangis sesenggukan. Tangisannya terdengar memilukan dari luar kamar. Hal itu tentu saja membuat siapapun yang mendengarnya akan merasa iba dan panik. 

Seseorang menggedor pintu kamar Violetta berulang kali. Awalnya gadis itu tak ingin membukakan, karena malu dengan kondisi mata sembabnya saat ini. Namun, akhirnya dibukakan olehnya karena merasa kasihan. 

Mahen berusaha mendobrak pintu tersebut, tapi sayangnya malah terjatuh, karena ternyata pintunya telah terbuka dengan sendirinya ketika akan didobrak. “Awh, sakit, By.” 

Kedua netra Violetta membelalak sempurna melihat pemandangan di depannya. “Sayang! Kamu kok ada disini sih? Bukannya jadwalmu ke Jakarta masih minggu depan ya?” 

“Minggu depan ada, lusa juga ada, Babe. Aku sengaja meminta manager ke Jakarta sekarang agar bisa menghabiskan waktu denganmu lebih lama. Kamu nggak happy aku disini?” Mahen berakting seolah-olah hanya dirinyalah yang paling tersakiti. 

“B-bukan begitu maksudku, tapi –” 

“Sudahlah, daripada kebanyakan ngobrol, lebih baik sekarang kamu ganti baju. Kita akan jalan-jalan malam.” 

“WHAT?! ARE YOU CRAZY? Sekarang jam berapa woy, terus kamu nggak takut ada sasaeng fans di sekitarmu?” Violetta tentu saja terkejut mendengar rencana sepihak dari kekasihnya. Seharusnya mereka berdiskusi terlebih dahulu, agar Violetta juga bisa menyiapkan mental. 

“Jadi nggak mau nih? Yaudah deh kalau gitu aku pulang aja.” Mahen sudah bersiap balik badan dan ingin meninggalkan kamar Violetta. Namun langkahnya terhenti ketika kekasihnya menahan lengannya. 

“Tunggu! Jangan pergi, masa gitu aja ngambek. Ini tuh yang cewek aku apa kamu sih sebenarnya. Huh!” 

Violetta mengerucutkan bibirnya karena kesal. “Iya, tunggu sebentar. Aku akan ganti pakaian dulu. Kamu tunggu di ruang keluarga ya?” 

“Nggak mau, aku pengennya nunggu disini.”

“Ih ya nggak boleh dong, Sayang. Kita kan belum menikah. Kalau mau lihat ya nikahin aku dulu secepatnya. Nanti kamu bisa melihat sepuasnya.” 

“Gampang, By. Besok pagi kita juga bisa menikah. Nanti aku tinggal minta tolong sama manajer hyung, beres deh.” 

Violetta menggeplak kepala Mahen dengan keras. Kedua matanya melotot, sehingga bola matanya terlihat seperti akan lepas dari tempatnya. “Jangan gila deh. Aku masih ingin hidup lebih lama. Kalau nikah sekarang terus ketahuan sama fansmu, pasti mereka akan langsung menyerangku.” 

“Hahaha, kamu lucu banget sih, By. Ternyata bisa menjahilimu seperti ini saja bisa membuatku bahagia. Kamu tenang saja, jika waktunya tepat, kita pasti akan menikah. Oh iya, apakah ada suatu tempat yang ingin kamu kunjungi bersamaku?”

Violetta berpikir sejenak, mengingat-ingat beberapa tempat rekreasi yang cantik dan belum banyak pengunjungnya. “Aku ingin ke pantai, melihat sunset, bersamamu. Bisakah kamu mengabulkannya?” 

Mahen tersenyum puas mendengar kejujuran dari sang kekasih. Biasanya jika seorang wanita ditawari seperti itu, pasti akan menjawab terserah. Namun berbeda dengan kekasihnya ini, dia tidak jaim dan mengutarakan isi hatinya dengan jujur. 

My Secret Boyfriend | Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang