11

11 3 0
                                    

Malam Minggu merupakan malam yang menyenangkan bagi kalangan remaja. Mereka bisa menghabiskan waktu luang sesuka hati tanpa memikirkan belajar. Bagi Violetta, setiap Sabtu malam, dirinya wajib hangout bersama teman ataupun keluarga. 

Kali ini Violetta memilih jalan bersama Felicia. Mereka memilih kafe sebagai tempat nongkrongnya. Selain menyajikan masakan nikmat, mereka juga disuguhi performance band lokal. Apalagi kafe tersebut dilengkapi dengan wifi dan AC, cocok sekali untuk nongki cantik. 

Violetta dan Felicia sudah memesan beberapa makanan dan minuman. Kini mereka tinggal menunggu pesanannya datang. Kafe ini merupakan tempat favoritnya sejak dulu. Dia telah menjadi pelanggan tetap selama bertahun-tahun, sehingga karyawan dan pemilik kafe sangat hafal dengan dirinya. 

Violetta duduk sendirian di pojok ruangan dikarenakan Cia sedang pergi ke toilet. Sebagai kaum introvert, memilih tempat di pojokan adalah hal yang benar. Dia bisa menganalisa sekitar dan mengamati setiap kejadian tanpa menjadi pusat perhatian. Namun ketika Violetta masih berpacaran sama Haikal dulu, hampir tidak pernah gadis itu duduk di pojokan, karena Haikal lah yang selalu memilih tempat. Padahal Violetta sering merasa tidak nyaman, tapi gadis itu diam saja. 

Haikal adalah tipe laki-laki yang suka memaksakan kehendak. Dia galak dan temperamental jika kemauannya tidak dituruti. Sebagai orang BULOL, Violetta tentu saja tidak pernah membantahnya karena takut jika kekasihnya saat itu akan marah kepadanya. 

Haikal terlihat sedang memasuki kafe bersama teman-teman satu gengnya. Kedatangan mereka disambut bisik-bisik manja dari gadis-gadis di dalam kafe. Hampir semua wanita membicarakan tentang ketampanan dan kegagahannya. 

“Apa yang kalian lihat belum tentu sama seperti kebiasaan sehari-harinya, Mbak.” Violetta bergumam sendiri. Dia merasa eneg melihat para gadis saling tebar pesona agar dilirik Haikal dan teman-temannya. 

Haikal menuju ke atas panggung. Dia dan teman-temannya tengah mempersiapkan diri untuk live akustik. Grup mereka beranggotakan empat orang saja. Semua terlahir dari kalangan orang berada semua. 

“Eh sorry, gue lama banget ya, Ta? Habisnya tadi antrinya panjang. Jadinya harus sabar.” Felicia langsung memposisikan diri di tempat duduknya semula. 

Violetta tersenyum, “Iya nggak apa-apa.” 

“Loh itu bukannya mantan lo, Ta? Sejak kapan dia manggung disini? Biasanya juga mereka manggungnya di kafe hits dan mewah. Atau jangan-jangan dia sengaja ke tempat ini karena gagal move on dari elo?” Felicia melayangkan pertanyaan dengan polosnya. 

“Huss, jangan sembarangan kalau ngomong. Nanti pacarnya dengar, kita bisa kena masalah lagi. Lo tau sendiri kan, itu kuntilanak selalu buntutin kemanapun Haikal pergi.” 

“Ya habisnya gue heran banget sama cowok brengsek itu. Persis kayak setan, tiba-tiba muncul sesuka hatinya. Bikin takut orang yang melihatnya.” 

Violetta sontak tertawa mendengar celetukan sahabatnya itu. Meskipun keduanya terkenal pendiam, tapi jika Cia dan Tata telah bersama, mereka akan sangat banyak bicara. “Haha, lo kadang suka bener kalau ngomong, Ci. Emang Haikal tuh spek hantu, titisan buaya!”

Haikal dan teman-temannya sudah selesai mempersiapkan peralatannya. Sebagai seorang vokalis, Haikal memiliki pesona tersendiri sehingga sangat mudah memikat hati para penggemarnya. Dia tidak menjadi laki-laki humoris, melainkan image yang dibuat adalah laki-laki dingin, tidak mudah tersenyum, dan badboy. Namun sekalinya para wanita disenyumin sama Haikal, semuanya pasti akan meleleh. 

“Selamat malam semua, apa kabar hari ini? Sepertinya kita baru pertama kali bertemu ya? Atau udah ada yang kenal sama kita?” Haikal mencoba mencairkan suasana sempat menegang tadi.

My Secret Boyfriend | Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang