019. first blood

893 76 7
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Jaemin menatap Ten yang kini berdiri mematung di depan pintu ruangan kerjanya yang terbuka. Tatapan matanya masih datar seperti biasa, tetapi ada raut wajah cemas yang tak dapat ia sembunyikan di wajahnya yang dingin.

"Apakah semuanya sudah beres?" tanya Jaemin.

"Ya, Tuan."

Melihat Ten tidak bergerak, Jaemin menatapnya kembali dengan heran.

"Ada apa?"

"Sebenarnya, ada satu hal penting yang ingin saya katakan."

"Apa?"

Ten melangkah mendekatinya. Berdiri di depan mejanya, lalu meletakkan sesuatu di hadapannya.

Sebuah foto seorang pemuda yang mengenakan hoodie menutupi sebagian wajahnya, berdiri ditengah-tengah kerumunan seperti pesta, dan tampak cukup mencurigakan.

"Sepertinya dia sudah kembali," kata Ten.

Jaemin menatap foto itu cukup lama. Lebih tepatnya, pada pemuda misterius di foto itu. "Begitu ya." Gumamnya.

"Kalau begitu, awasi pergerakannya. Dan jangan biarkan dia tahu tentang Jisung."

"Baik." Ten membungkukkan kepalanya sedikit sebelum pergi dari ruangan, meninggalkan Jaemin yang kembali terdiam sambil menatap foto itu dengan seksama.

"Jadi, kau sudah kembali ya." Gumamnya bermonolog-ria.

"Apakah kau sudah berubah, atau masih sama seperti sebelumnya?" katanya sebelum berdiri dari posisinya dan meninggalkan foto itu di atas meja begitu saja.

***

Sementara itu, di sebuah bar yang cukup mewah, seorang wanita cantik bergaun merah dengan hiasan renda senada di kepalanya, berjalan anggun sembari menenteng tas mewah di satu tangannya.

Suara ketukan sepatu hak tingginya yang berwarna merah menggema di lantai lorong yang didominasi warna merah dan emas itu.

Ia melangkah dengan tatapan tajam namun penuh karisma, dengan diikuti dua pengawal bertubuh tegap yang setia mengikuti dibelakangnya.

Beberapa penjaga maupun pelayan yang berpapasan dengannya di sepanjang jalan, berdiri menyambutnya dan membungkuk hormat saat dia berjalan dengan tatapan dinginnya yang tertutupi oleh kacamata hitamnya.

"Nyonya Kim sudah datang, Tuan." Seorang penjaga di dalam ruang VIP bar berkata, menghadap seorang pria tampan di depannya.

Pria itu mengangguk. "Suruh dia masuk."

Penjaga itu mengangguk mengerti, membungkuk sopan sebelum berjalan meninggalkan meja pria itu dan membuka pintu besar bercat hitam akrilik.

"Silakan masuk, Nona. Tuan Kim sudah menunggu Anda di dalam." Ucap pelayan itu sambil mempersilakan wanita itu masuk.

Blood Ties | Jaemsung [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang