CHAPTER 32

338 34 5
                                    

Happy reading!!

Perhatian!!|sebelum membaca
alangkah baiknya para readers
semua vote dan komen cerita ini

___________________________________

Masih dihari yang sama,saat ini
sudah pukul 10 malam,keluarga
elvander masih sibuk mencari si
bungsu yang Sampai saat ini
masih belum ada hasil,diantara mereka semua yang paling
khawatir sama keadaan marsha adalah gracia,dia sedari tadi terus menangis sambil menyebut nama marsha,christian merasa kasihan pada bundanya,namun dirinya sadar,sebesar apa-pun Dirinya berusaha menghibur gracia,gak
akan ada yang berhasil karena
yang diinginkannya saat ini
adalah Marsha.

Christian bingung harus mencari
marsha kemana lagi,seluruh
wilayah kota jakarta sudah dia
datangi,namun tak membuahkan
hasil,aldo dan rolan juga sudah
meminta tolong pada papi mereka
agar bisa membantu Christian
untuk mencari marsha,namun
hasilnya juga tetap sama.

"Akhhh,kamu kemana dek!"arshen
frustasi,karena usahanya dalam
mencari marsha tak membuahkan
hasil sama sekali.

"sudah aku bilang,anak buah ayah
itu gak ada yang becus kerjanya"
Christian Menatap arshen datar.

Arshen mendekat kearah Christian
"Jaga omongan kamu!,sekali lagi
kamu menyalahkan ayah,habis
kamu!"karena kesal arshen
dengan terpaksa mengancam Christian.

Christian malah tersenyum remeh.
"Aku Christian yah,bukan tian,aku
gak pernah takut sama ancaman
sampah kayak ginian!"Christian
sudah tak ada rasa takut lagi,ralat
dirinya lebih tepatnya kesal sama
arshen karena salah menanggapi
omongannya.

"bunda,mending bunda istirahat
yah,aku gak mau bunda sakit"tian
berlutut dihadapan gracia yang
masih terus menangis.

"bunda takut adek kenapa-kenapa
bang"gracia berkata dengan bibir
yang bergetar.

Christian tak sanggup melihatnya,
dan akhirnya airmata yang sedari
tadi ia tahan kini mulai mengalir
di pipinya."Tapi kesehatan bunda
nomor satu,aku mohon sama
bunda,nurut sama aku kali ini aja,
gimana kalau adek tau bunda gak
berenti nangis,aku yakin adek gak
mau lihat bunda kayak gini"dia
menghapus airmata bundanya.

Gracia akhirnya luluh,dan dirinya
mau beristirahat,feni menuntun
sang bunda kekamarnya."bunda
istirahat yah,masalah adek serahin
keayah sama tian,aku percaya
mereka bisa temukan adek dengan
cepat"Feni mencium kening sang
bunda,kemudian melangkah
keluar dari kamar sang bunda.

"kamu kemana dek?,kamu gak
kasihan apa liat bunda kayak tadi"
Gumam Christian bingung harus
mencari kemana lagi.

"istirahat dulu dek,lanjut besok
aja"Feni menepuk pundak Tian.

Christian menoleh kearahnya."aku
gak bisa tidur kak"balas Christian
dengan suara pelan.

"masih ada hari esok dek,kamu
sekarang istirahat,cepat!"feni
menatapnya tajam.

Christian yang melihatnya,hanya
bisa pasrah dan melangkah masuk
kedalam kamarnya."hufh, capek
banget!"Christian merebahkan
tubuhnya diatas kasurnya, selang
beberapa menit,kini Christian
sudah terlelap dalam tidurnya.

____

Sedangkan digedung besar, kedua
pria itu sedang mengatur rencana
selanjutnya, yaitu mengantar si
bungsu keluarga elvander, mereka
berdua saat ini sedang duduk di
di kursi besi.

"Berapa lama lagi saya harus
menunggu?"pria paruh baya
sudah mulai jengah berada di
tempat ini.

"bersabarlah sedikit"pria satunya
lagi malah tersenyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHRISTIAN ELVANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang