Bab 10: Api dalam Gelap

65 4 4
                                    


Setelah malam penuh kehangatan yang mereka bagi, Jisoo dan Jennie kembali ke realitas yang tak terhindarkan. Fajar mulai merekah, membawa serta rasa takut dan beban yang tak pernah hilang. Keduanya tahu, ini hanyalah ketenangan sebelum badai besar.

Jisoo berdiri di tepi gedung, menatap ke cakrawala Seoul yang mulai diterangi matahari. Tangannya masih terasa hangat setelah semalam menggenggam tangan Jennie, namun pikirannya sudah kembali terfokus pada misi yang harus ia tuntaskan. Ada begitu banyak hal yang dipertaruhkan, dan dia tidak bisa membiarkan perasaannya mengalihkan fokusnya dari tujuan utama.

Jennie menghampiri Jisoo dengan langkah pelan, ragu-ragu, seakan tahu bahwa perbincangan ini akan lebih berat daripada yang sebelumnya. "Apa kau sudah siap?" tanya Jennie pelan.

Jisoo menoleh, menatap Jennie dengan tatapan dalam. "Tidak ada pilihan lain. Ini adalah langkah terakhirku."

"Kau yakin ini langkah terakhir?" Jennie mencoba mencari kepastian dalam tatapan Jisoo, meskipun dalam hatinya dia tahu balas dendam tidak pernah sesederhana itu. Tidak pernah ada akhir yang benar-benar bahagia dalam permainan yang berdarah ini.

"Aku akan pastikan ini yang terakhir," Jisoo menjawab tegas, meski ada keraguan kecil yang masih menghantui dirinya. "Orang yang membunuh keluargaku akan menerima apa yang pantas mereka dapatkan."

Jennie menghela napas panjang, mencoba menenangkan kegelisahan yang merayap di dalam dirinya. "Aku takut, Jisoo. Bukan karena apa yang akan terjadi padamu, tapi karena aku tidak tahu bagaimana kau akan kembali setelah semua ini."

Jisoo menggenggam tangan Jennie, menariknya lebih dekat. "Aku tidak tahu seperti apa aku nanti, Jennie. Tapi yang pasti, aku tidak bisa melangkah ke depan tanpa menyelesaikan ini. Aku tidak bisa terus hidup dengan bayangan masa lalu yang menggerogoti diriku."

Mereka berdiri dalam keheningan sejenak, sebelum Jennie mengangguk kecil, mencoba menerima kenyataan yang ada. "Baiklah, kalau begitu aku akan ikut bersamamu. Aku tidak akan membiarkanmu menjalani ini sendirian."

Jisoo menatap Jennie dengan raut serius, "Tidak. Kau sudah terlalu jauh terlibat. Ini adalah pertarunganku, Jennie. Aku tidak ingin melihatmu terluka."

"Tapi aku sudah terluka, Jisoo," Jennie memotong, air mata mulai menggenang di sudut matanya. "Aku terluka setiap kali melihatmu menanggung semua ini sendirian. Jangan paksa aku untuk berdiri di pinggir jalan lagi."

Jisoo terdiam, merasakan rasa sakit yang tersirat dalam kata-kata Jennie. Cintanya kepada Jennie begitu besar, dan dia ingin melindunginya dengan segala cara. Tapi dia juga tahu bahwa Jennie tidak akan bisa dihentikan. Dalam satu tarikan napas panjang, Jisoo akhirnya mengangguk.

"Baiklah," katanya, suaranya pelan namun sarat makna. "Kita lakukan ini bersama-sama."

Jennie tersenyum kecil, meskipun hatinya masih terasa berat. "Terima kasih."

Malam semakin mendekat, dan persiapan mereka pun hampir rampung. Jisoo tahu ini akan menjadi momen penentuan. Tidak hanya untuk membalaskan dendam keluarganya, tetapi juga untuk menentukan apakah dirinya bisa tetap hidup dalam cinta atau terjebak selamanya dalam kegelapan.

---

Di tempat lain, Taehyung dan Jin juga semakin dekat dengan kebenaran. Mereka menemukan lebih banyak petunjuk yang mengarah pada J, petunjuk-petunjuk yang sengaja diletakkan oleh Jisoo sendiri. Namun, semakin dekat mereka mendekat, semakin mereka mulai menyadari bahwa jebakan ini bukan hanya untuk mereka, melainkan juga untuk para pelaku yang lebih besar, yang berada di balik kematian keluarga Jisoo.

Taehyung tidak bisa mengabaikan perasaan janggal yang menyelinap dalam pikirannya. "Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan kasus ini," gumamnya kepada Jin.

"Kau merasakannya juga?" Jin menoleh dengan raut serius. "Ini terlalu rapi. J seakan ingin kita menemukan mereka, tetapi kenapa?"

"Karena ini bukan hanya soal balas dendam pribadi," jawab Taehyung, suaranya datar. "J sedang mengincar ikan yang lebih besar. Dan kita, Jin... kita sedang dijadikan pion dalam permainan ini."

Jin mengerutkan kening, mencoba mencerna apa yang baru saja dikatakan rekannya. "Jadi apa langkah kita selanjutnya?"

Taehyung menatap ke depan, hatinya mulai dipenuhi dengan tekad. "Kita lanjutkan, tapi hati-hati. Kita tidak bisa gegabah di sini."

---

Ketika malam tiba, Jisoo dan Jennie berdiri di depan pintu besar yang akan membawa mereka ke akhir dari segalanya. Jisoo menatap Jennie sekali lagi, memastikan bahwa dia siap.

"Apa pun yang terjadi di dalam, ingat satu hal," bisik Jisoo. "Aku mencintaimu."

Jennie mengangguk, menatap Jisoo dengan penuh keyakinan. "Aku juga mencintaimu. Dan aku akan selalu di sini, di sisimu."

Dengan satu tarikan napas, Jisoo mendorong pintu itu terbuka, dan keduanya masuk ke dalam kegelapan yang menunggu mereka.

TBC

Eclipse (J) COMPLETED✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang