Ciee yang nungguin bab 9😘 dibaca yaa, happy reading gess
•
•
•
•
•
Jisoo dan Jennie terus melaju dengan cepat, meninggalkan kejaran mobil yang mereka lihat sebelumnya. Jalanan sepi Seoul terasa mencekam, seolah menutupi rahasia kelam yang telah lama mereka sembunyikan. Namun di antara ketegangan itu, sesuatu yang lain juga bergejolak di antara mereka—perasaan yang semakin sulit ditekan.
Ketika Jisoo akhirnya menemukan tempat yang cukup aman, dia menghentikan mobil di sebuah gedung kosong yang tampak terlantar di pinggir kota. Napas mereka berdua masih terengah-engah, bukan hanya karena pelarian, tetapi juga karena emosi yang belum terselesaikan.
“Apakah kita aman di sini?” tanya Jennie, mencoba melihat sekeliling dengan tatapan penuh waspada.
Jisoo mengangguk pelan, “Untuk sementara… ya. Kita bisa bersembunyi di sini untuk malam ini.”
Mereka keluar dari mobil, melangkah menuju gedung yang usang itu. Suasana hening di sekeliling mereka, hanya terdengar suara langkah kaki yang bergema di antara dinding-dinding beton. Di dalam ruangan besar yang kosong, cahaya bulan purnama menembus jendela pecah, memberikan penerangan lembut namun suram.
Jennie duduk di lantai, menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri setelah apa yang baru saja terjadi. Jisoo, yang masih berdiri, menatapnya dari kejauhan, ada sesuatu dalam dirinya yang ragu untuk mendekat. Perasaan bersalah dan cinta terus berperang di dalam hatinya.
“Jisoo…” Jennie memanggil dengan lembut, memecah keheningan. “Kemarilah.”
Mata Jisoo bertemu dengan tatapan lembut Jennie, dan tanpa ragu, dia melangkah mendekat. Duduk di samping Jennie, Jisoo merasakan udara di antara mereka dipenuhi dengan ketegangan yang tidak bisa lagi diabaikan. Rasa bersalah yang selama ini membayangi Jisoo mulai memudar di hadapan kehangatan Jennie.
“Kau tahu, aku tidak pernah membayangkan semua ini akan terjadi,” kata Jennie, suaranya lirih namun jelas. “Dari awal, aku hanya ingin membantu mengungkap kebenaran. Tapi di tengah perjalanan… aku menemukan dirimu, Jisoo. Dan meskipun kebenaran tentang siapa dirimu sulit diterima, aku tidak bisa mengabaikan perasaanku.”
Jisoo menundukkan kepala, menatap jemarinya yang saling bertaut. “Aku tidak pernah berniat melibatkanmu dalam kegelapan ini, Jennie. Aku… hanya ingin melindungimu.”
Jennie meraih tangan Jisoo, menggenggamnya dengan lembut. “Dan aku hanya ingin bersamamu, apa pun yang terjadi. Tidak peduli seberapa dalam kau terjerat dalam balas dendam, aku tidak akan pergi.”
Kata-kata Jennie menyentuh hati Jisoo, membuka perasaan yang selama ini dia coba pendam. Jisoo berbalik, menatap dalam-dalam ke mata Jennie. Dalam tatapan itu, Jisoo menemukan rasa cinta yang tulus, tanpa syarat. Dan untuk pertama kalinya, Jisoo membiarkan dirinya terbuka sepenuhnya kepada Jennie.
“Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini,” kata Jisoo, suaranya hampir berbisik. “Tapi yang aku tahu… aku mencintaimu, Jennie. Lebih dari yang pernah kubayangkan.”
Seketika, dunia seakan berhenti berputar di sekitar mereka. Jennie tersenyum, air mata haru mengalir di pipinya. Dia menarik Jisoo lebih dekat, hingga wajah mereka hanya beberapa inci saja dari satu sama lain. “Aku juga mencintaimu, Jisoo. Selalu.”
Tanpa menunggu lagi, Jennie menyentuh wajah Jisoo dengan lembut, ibu jarinya mengusap pipi Jisoo yang mulai basah. Jisoo menutup matanya sejenak, merasakan kehangatan sentuhan Jennie yang begitu menenangkan. Saat membuka mata kembali, mereka berdua saling mendekat, hingga akhirnya bibir mereka bersatu dalam ciuman yang lambat namun penuh perasaan.
Ciuman itu bukan sekadar ungkapan cinta, tetapi juga penghiburan, harapan, dan janji bahwa mereka akan menghadapi apa pun yang datang bersama-sama. Bibir mereka bergerak dengan lembut, namun penuh gairah, seolah mencurahkan semua emosi yang selama ini tertahan. Dalam momen itu, tidak ada lagi kebohongan, tidak ada lagi rahasia—hanya mereka berdua yang tenggelam dalam perasaan yang telah lama mereka pendam.
Ketika mereka akhirnya berpisah, Jennie menatap Jisoo dengan tatapan lembut namun penuh keyakinan. “Aku tidak peduli seberapa rumit hidup kita sekarang, yang penting adalah kau ada di sini bersamaku.”
Jisoo mengangguk pelan, hatinya dipenuhi dengan kehangatan yang baru. Dia tahu masa depannya masih dipenuhi dengan bahaya, dan jalannya menuju balas dendam belum selesai, tetapi di samping Jennie, dia merasa lebih kuat. Mereka berdua saling menggenggam tangan, berjanji untuk menghadapi apa pun yang akan datang.
Malam itu, di bawah bayang-bayang bulan, Jisoo dan Jennie menemukan pelipur lara di dalam satu sama lain. Cinta mereka menjadi cahaya dalam kegelapan, memberikan harapan di tengah jalan yang berbahaya dan penuh ketidakpastian.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Eclipse (J) COMPLETED✅
Misteri / ThrillerDalam kegelapan malam Seoul, Jisoo adalah pemilik kafe yang ramah, tetapi di balik senyumnya tersimpan rahasia kelam. Dia adalah pembunuh terlatih yang berjuang untuk membalas dendam atas kematian keluarganya. Saat dia menyusun rencana untuk menghan...