Malam semakin larut saat Jisoo terjaga dari lamunannya, pikirannya masih terombang-ambing antara pertemuannya dengan Hana dan perasaan bersalah yang mengganggu. Dia tidak bisa tidur. Setiap detak jam di dinding seperti suara derak langkah kaki, mengingatkannya akan waktu yang terus berjalan. Dia tahu bahwa dia harus segera mengambil keputusan—semakin lama dia menunggu, semakin dalam dia terjebak dalam permainan yang membahayakan ini.
Dengan cepat, Jisoo meraih ponselnya dan mengirim pesan ke Jennie. “Kita perlu bertemu. Ada yang penting untuk dibicarakan.” Setelah menekan tombol kirim, dia merasakan gelombang kekhawatiran menyelimuti jiwanya. Apakah Jennie akan mengerti? Apakah dia akan merasa terancam?
Di sisi lain kota, Jennie merasa berdebar saat membaca pesan itu. Dia merasakan aura ketegangan dalam kata-kata Jisoo. “Apa yang kau temukan?” tanyanya pada diri sendiri. Dia segera membalas pesan itu dan mengatur waktu untuk bertemu di kafe keesokan harinya.
Di saat yang sama, Lisa mulai merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Dia menghubungi Jisoo dan bertanya, “Kau baik-baik saja? Aku merasa ada yang kau sembunyikan dari kita.”
Jisoo tidak bisa menahan diri untuk tidak berbohong. “Aku baik-baik saja. Hanya beberapa hal yang perlu aku urus. Kau tidak perlu khawatir.” Dia berusaha terdengar meyakinkan, tetapi dia tahu bahwa Lisa tidak akan mudah percaya.
Kembali di rumah, Jennie mengumpulkan semua catatan dan bukunya tentang J. Dia menyadari bahwa setiap informasi kecil bisa menjadi kunci untuk menggali lebih dalam. Meskipun dia merasa ketakutan, semangatnya untuk menemukan kebenaran tidak pernah pudar.
Keesokan harinya, di kafe yang sudah menjadi tempat pertemuan mereka, Jisoo menunggu Jennie dengan cemas. Ketika pintu kafe terbuka dan Jennie masuk, Jisoo merasa perasaannya teraduk-aduk. Dia tahu bahwa momen ini bisa mengubah segalanya.
“Jisoo,” Jennie menyapa, tetapi wajah Jisoo menunjukkan ketegangan yang jelas. “Apa yang ingin kau bicarakan?”
“Mari kita duduk dulu,” jawab Jisoo, suaranya bergetar. Setelah mereka duduk, Jisoo mulai berbicara, “Ada sesuatu yang aku sembunyikan dari kau dan Lisa. Tentang siapa aku sebenarnya dan apa yang aku lakukan.”
Jennie menatap sahabatnya, khawatir. “Apa maksudmu?”
Jisoo menarik napas dalam-dalam. “Aku tidak hanya pemilik kafe. Aku... aku terlibat dalam sesuatu yang lebih besar. Sesuatu yang bisa membahayakan kita semua.” Dia kemudian menjelaskan tentang pertemuannya dengan Hana dan tawaran untuk membalas dendam.
Mendengar cerita itu, Jennie merasakan jantungnya berdebar. “Jisoo, ini berbahaya! Kau tidak bisa melakukannya sendirian. Kita harus mencari cara untuk melindungimu dan juga mengungkap kebenaran ini.”
“Aku tahu, tapi ini adalah pertempuranku. Mereka yang membunuh keluargaku, mereka harus membayar,” jawab Jisoo dengan penuh tekad.
“Bagaimana jika kita bisa melakukannya bersama?” Jennie menawarkan, matanya berkilau dengan semangat. “Kita bisa mengumpulkan informasi dan bekerja sama dengan Lisa. Kita bisa menjadikannya sebuah tim.”
“Tim?” Jisoo meragukan. “Apa kau yakin kita bisa melakukan ini tanpa terjebak dalam bahaya?”
Sebelum Jennie bisa menjawab, ponselnya bergetar. Dia melihat pesan dari Rose yang mengingatkan mereka tentang pertemuan sore nanti untuk membahas informasi lebih lanjut. “Kita perlu memberitahu Lisa tentang ini. Kita akan merencanakan semuanya bersama.”
Namun, saat mereka berbicara, bayangan gelap melintas di luar kafe. Taehyung dan Jin, yang sedang menyelidiki lebih lanjut, mengawasi tempat itu dari kejauhan. Mereka menyadari bahwa ada sesuatu yang mencurigakan—seseorang yang tampak mengawasi Jisoo dan Jennie dari kejauhan.
“Sepertinya mereka sedang berbicara tentang sesuatu yang serius,” kata Jin, memandang Taehyung. “Kita perlu mendekati mereka, tetapi harus hati-hati. Kita tidak tahu siapa yang mengawasi mereka.”
Sementara itu, Jisoo dan Jennie keluar dari kafe, berusaha menyusup ke dalam kerumunan yang ramai. Namun, saat mereka berbelok di sudut jalan, mereka merasakan aura yang aneh. Jisoo tidak bisa mengabaikan perasaan bahwa mereka sedang diawasi. “Jennie, kita harus pergi dari sini,” bisiknya, mengingatkan pada bahaya yang mungkin mengintai.
Namun, saat mereka berbalik, tiba-tiba suara teriakan menggemparkan suasana. Seorang pria muncul dari bayang-bayang, mengarah kepada mereka dengan wajah penuh kemarahan. “Jisoo! Kenapa kau membongkar rahasia ini?”
Jisoo dan Jennie terkejut, tidak mengenali pria itu. Sebelum mereka bisa merespons, pria itu melangkah maju dengan cepat, dan di belakangnya, lebih banyak sosok gelap muncul, menghalangi jalan mereka.
“Siapa kau?” tanya Jennie dengan suara bergetar.
“Seseorang yang tidak ingin kau terlibat lebih jauh. Keluarga Jisoo sudah mendapatkan apa yang layak mereka dapatkan. Sekarang, pergi sebelum semuanya menjadi lebih buruk,” pria itu mengancam, suaranya menggeram.
Dengan detak jantung yang semakin cepat, Jisoo merasakan kegelapan mengelilingi mereka. Dia tidak bisa membiarkan ancaman ini menghentikannya. “Kami tidak akan mundur! Kami akan mencari kebenaran!” teriaknya, berusaha melawan ketakutan yang membelenggunya.
Pria itu tersenyum sinis, melangkah lebih dekat. “Kau masih tidak mengerti, bukan? Kebenaran yang kau cari akan menghancurkanmu.”
Ketegangan di udara semakin meningkat saat Jisoo dan Jennie bersiap menghadapi ancaman yang ada. Dalam sekejap, semua yang mereka percayai terancam oleh bayangan yang gelap dan misterius, dan tidak ada jalan kembali.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Eclipse (J) COMPLETED✅
Misterio / SuspensoDalam kegelapan malam Seoul, Jisoo adalah pemilik kafe yang ramah, tetapi di balik senyumnya tersimpan rahasia kelam. Dia adalah pembunuh terlatih yang berjuang untuk membalas dendam atas kematian keluarganya. Saat dia menyusun rencana untuk menghan...