Mingyu tidur larut malam dan terbangun dengan suasana hati yang buruk. Dia mengenakan celana jeans, kaus berwarna biru pudar, sepatu moccasin kulit, serta menaruh topi di kepalanya. Sembari berjalan menuju dapur, dia melihat ke sekelilingnya, lalu memutuskan pergi ke penginapan untuk meminum secangkir kopi buatan Jimin.
Dia mengangguk ke arah segelintir tamu yang juga menuju ke penginapan. Akan terjadi badai. Mingyu bisa mencium bau hujan di udara. "Cuacanya benar-benar sesuai dengan suasana hatiku," gumamnya. Dia lalu memutuskan untuk duduk dibagian belakang, dekat dengan jendela ketika dia sampai di ruang makan.
Jennie menghampiri mejanya. "Kami punya honey pancake dan omelette untuk sarapan." Wanita itu menuangkan secangkir kopi untuknya. Jennie itu wanita yang cantik, rambutnya hitam lurus, sorot matanya menggoda, serta senyuman yang senantiasa menghiasi bibir merahnya. Wanita itu telah bekerja di peternakan kurang lebih delapan bulan, dan tidak menyembunyikan sedikitpun rasa tertariknya kepada Mingyu. Tetapi, hingga saat ini Mingyu selalu mengelak untuk mengajak wanita itu berkencan. Dia pernah terbakar sekali, jadi lebih baik untuknya jika menghindar.
Setelah memesan sarapan, Mingyu meraih cangkir kopi dan menyesap isinya. Bertentangan dengan kehendak hatinya, dia menyadari dirinya kini tengah memikirkan Seungcheol. Dia ingin tahu ada dimana pemuda manis itu sekarang dan apa yang tengah pemuda manis itu lakukan. Mingyu mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, namun tidak ada tanda-tanda keberadaan dari pemuda manis itu. Apakah Seungcheol sudah sarapan? Batinnya. Mengalihkan tatapan ke luar ruangan, dia melihat langit mulai gelap, kilat menyambar di kejauhan. Sepertinya dia harus membatalkan acara berkudanya siang ini.
"Kau terlambat," ujar Seokjin yang tiba-tiba muncul di belakangnya.
"Ya." Mingyu mengangkat bahu acuh. "Mau bergabung denganku, hyung?" ajaknya.
Seokjin tersenyum seraya duduk di hadapan Mingyu. "Ada sesuatu yang tengah mengganggu pikiranmu, Mingyu-ah?"
Mingyu menatap Seokjin malas. "Tidak ada. Memangnya kenapa?" tanyanya sambil menyesap kopinya perlahan. Pandangannya kembali ke luar sana, hujan perlahan turun, tetes-tetesnya memercik jendela, menghiasi kaca jendela itu dengan titik-titik air.
Seokjin menggeleng. Pria itu memilih untuk mengelola peternakan ini seorang diri, semenjak kematian ayahnya yang mewariskan peternakan itu untuknya. "Jangan berbohong padaku. Aku sudah mengenalmu seumur hidupmu. Jadi kau tidak bisa merahasiakan apapun dariku. Sekarang katakan apa yang tengah kau pikirkan?" Seokjin menatap Mingyu lekat saat pria di hadapannya itu tak jua menjawab pertanyaannya. "Ah, hanya ada dua kemungkinan mengapa kau terlihat seperti ini," gumamnya seraya merenung. "Jika bukan masalah uang pasti masalah cinta. Salah satu tebakanku pasti benar."
Mingyu mendengus samar. Pamannya itu seperti cenayang yang tahu segalanya.
Jennie meletakkan pesanannya, sebelum Mingyu sempat menjawab pertanyaan pamannya itu. Wanita cantik itu memandang Seokjin. "Anda memerlukan sesuatu, Seokjin-ssi?"
"Tidak. Terima kasih, Jennie." Seokjin menunggu hingga Jennie meninggalkan meja, lalu mencondongkan tubuhnya ke depan. "Sekarang sudah saatnya kau melupakan masa lalu. Kau terlalu fokus bekerja, berkencanlah sesekali. Kenapa kau tidak mencoba mengajak Jennie? Sangat jelas terlihat dia menaruh hati padamu. Lagi pula, dia sangat cantik dan kalian berdua terlihat cocok."
"Hyung..."
"Kau keluargaku, Mingyu-ah," sela Seokjin, "Aku punya hak untuk ikut campur urusan asmaramu. Aku tidak suka melihatmu terlalu sering menyendiri dan terlalu fokus bekerja. Kalau kau tidak tertarik dengan Jennie, kenapa tidak mendekati Tuan Choi yang manis itu. Dia sangat cantik dan sexy untuk ukuran seorang pria, terutama bokongnya yang terlihat padat dan kencang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dude Ranch Bride (GyuCheol) ✔️
FanfictionKim Mingyu X Choi Seungcheol •••• Seungcheol memutuskan untuk melarikan diri dari pernikahannya dan bersembunyi di Jeju. Namun, disana dia justru bertemu dengan mantan kekasihnya, Kim Mingyu. Pria yang sangat dicintainya hingga saat ini. Apakah per...