Zwölf

91 21 0
                                    

Satu jam kemudian, mereka sudah berada dalam perjalanan menuju rumah sakit. Ibu Seungcheol ikut bersama Soobin, sementara Kyuhyun dan Eunhyuk mengikuti dengan BMW mereka. Dan Seungcheol satu mobil dengan Mingyu.

Di rumah sakit, Mingyu menunggu di ruang tunggu sementara keluarga itu masuk untuk menjenguk ayah Seungcheol. Satu hal yang pasti, ayah Seungcheol tidak ingin bertemu dengannya. Hanya mengetahui bahwa dia berada di gedung itu mungkin bisa membuat penyakit ayah Seungcheol kambuh lagi.

Mingyu duduk di sana selama beberapa menit, menonton acara drama romantis di televisi, lalu berjalan mondar-mandir di sepanjang lorong.

Dia sudah berjalan mondar-mandir menyusuri lorong selama dua puluh menit saat Minhyun berbelok di sudut lorong. Pria itu menghentikan langkahnya begitu melihat Mingyu, dan keduanya saling menatap tajam dalam jarak kurang lebih dua meter.

Minhyun mengenakan celana panjang berwarna hitam, kaus polo merah, dan sepatu hitam mengkilat. Rambutnya disisir rapi dan berwarna hitam legam. Pria itu terlihat persis seperti dirinya sendiri, sombong dan kaya raya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Minhyun. Dia memandangi Mingyu dari atas ke bawah dengan ekspresi merendahkan, seakan dia baru saja menemukan ulat di dalam salad-nya.

"Menunggu kekasihku," jawab Mingyu. Dia memberi penekanan pada kata 'kekasihku'. "Apa yang kau lakukan di sini?"

Minhyun mendengus merendahkan. "Dia bukan kekasihmu dan tidak akan pernah menjadi kekasihmu."

Mingyu menyeringai. "Benarkah? Seingatku dia pulang bersamaku semalam. Atau seharusnya kukatakan, aku pulang bersamanya."

Wajah Minhyun memucat, lalu berubah menjadi merah padam mendengar kata-kata itu dengan telak mengenai sasarannya, tajam dan jitu seperti anak panah. Sembari menegakan kepalanya- angkuh, dia berjalan melewati Mingyu dan menghilang masuk ke dalam kamar rawat Choi Siwon.

Mingyu terkekeh pelan. "Benar-benar telak," gumamnya sembari beranjak menuju mesin penjual kopi otomatis di ujung koridor.

________

Seungcheol menengadah saat Minhyun memasuki ruangan. Wajah pria itu merah padam dan terlihat seolah baru saja menelan sesuatu yang tidak enak. Pria itu menyapa ibunya yang duduk di sebelah ayahnya sembari memegang tangan suaminya. Dia juga menyapa anggota keluarganya yang lain. Kyuhyun dan Eunhyuk tengah asik menonton televisi. Soobin duduk di seberang ibunya. Seraya berdiri Soobin menyalami Minhyun terlihat senang akan kedatangan pria itu.

Seraya melangkah mendekati tempat tidur, Minhyun mengangguk ke arah Siwon. "Ahjussi, anda tampak jauh lebih baik daripada terakhir kali saya melihat anda."

"Terima kasih, nak," sahut Siwon. "Aku juga merasa jauh lebih baik saat ini."

Minhyun tersenyum ke arah Siwon. "Saya senang mendengarnya. Semoga kondisi anda semakin membaik dan anda bisa segera keluar dari sini."

Suwon mengangguk. Pria paruh baya itu menatap Minhyun lalu putra sulungnya. "Apakah kalian berdua sudah menyelesaikan masalah kalian?"

"Jangan sekarang, sayang," sela Sooyoung. Sembari membungkuk wanita itu menyingkirkan helai rambut dari dahi suaminya.

Seungcheol menatap Minhyun yang berdiri di sisi tempat tidur ayahnya seolah pria itu memang berhak berada di situ. Untuk pertama kali sepanjang hidupnya, Seungcheol merasa seolah dia sedang mengamati keluarga orang lain. Ayahnya membalas pelukannya saat pertama kali dia tiba. Ayahnya terlihat sangat senang saat bertemu dengannya, dia yakin akan hal itu, tetapi sikap ayahnya terkesan dingin, suasana diantara mereka menjadi tegang mengingat percakapan terakhir mereka.

Dude Ranch Bride (GyuCheol) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang