"Kali ini kemana lagi sal? " Tanya seorang pria yang sejak satu jam lalu tak henti melemparkan banyak pertanyaan pada gadis di depannya.
"Jogja fras." Jawabnya final, seraya menarik resleting kopernya setelah dirasa semua keperluannya siap.
"Mau sampai kapan kabur-kaburannya? Kenapa harus jogja sih? Emang ngga bisa disini aj-" Ucapnya terpotong saat sebuah jari mendarat sempurna di bibirnya
"Gua ngga bisa fras, gua yakin lo paham. Tolong ngertiin gua yaa?"lirih gadis itu, matanya mulai berkaca-kaca pertanda akan segera meleburkan sisa air mata yang semalaman sudah tumpah ruah diatas bantalnya
Frasa yang mengetahui bahwa wanitanya sedang dalam keadaan hancur pun segera membawa tubuh ringkih itu kedalam dekapannya.
Ralat, bukan wanitanya melainkan wanita yang ia cintai tanpa balasan.Salsa bukan wanita polos yang tidak mengerti akan sikap baik yang selama ini Frasa berikan kepadanya, bahkan beberapa kali Frasa pun mengungkapkan secara gamblang isi hatinya kepada Salsa, namun Salsa tetaplah Salsa. Dia selalu berlindung di balik kata "aku cuma ngga mau kamu ninggalin aku kaya orang-orang yang aku sayang."
Dan dugaannya memng tidak pernah meleset, setiap orang yang Salsa sayangi pasti selalu memberikan luka mendalam baginya.
Persis seperti seminggu yang lalu,#flashback
"Fras, Dion ngajak gua ketemu." Ucap Salsa antusias ,namun sang lawan bicara hanya ber-oh ria"Katanya mau ada yang di omongin, Kira-kira apa ya? Kok gua jadi deg-degan ya?" Sambungnya lagi masih dengan antusiasnya.
3 jam berlalu, tibalah saat dimana Salsa menemui Dion .
Dion prayoga, pria manis nan baik hati yang selama 2 tahun belakangan selalu mewarnai hari Salsa. Dan kini keduanya telah berada di sebuah tempat yang bersejarah untuk mereka, yakni taman kota, tempat dimana Dion menyatakan perasaannya kepada Salsa juga mengakhiri semuanya.
"Sal maafin aku, tapi aku nggak punya pilihan." Lirih Dion seraya menatap kepergian Salsa.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
BerkeLANA
Teen FictionAku tahu, aku tidak sesempurna mereka. Bahkan jika di dunia ini ada sosok yang paling jelek, paling berantakan, paling urakan, paling tidak tahu malu, mungkin itu aku. Disepanjang perjalanan mencari arti hidup ini, aku adalah orang yang tidak pern...