Gerimis sore hari di Kota Bandung kerap disebut romantis oleh segelintir orang, di dukung dengan suasana yang dingin dan sejuk membuat siapapun yang berkunjung ke kota tersebut selalu meninggalkan kesan yang baik.
Syahdu, begitu kata banyak dari mereka yang melakukan karya wisata pada saat gerimis turun.Sore itu, dibawah gerimis yang mulai membasahi kota, terdapat 2 wanita yang setia menatap gundukan tanah yang sudah lama tak dikunjungi, terlihat dari banyaknya rumput liar yang memenuhi sekitaran makamm tersebut.
Menghiraukan kucuran air yang turun kian lebat, keduanya masih hanyut dalam isi pikirannya masing-masing, perlahan sebuah tangan mungil terulur guna mencabuti rerumputan yang mengganggu pandangan. Setelah selesai gadis tersebut merogoh tas yang dibawanya, mengeluarkan sebuah kantong plastik yang berisi bunga dan mulai menaburkannya ke permukaan tanah yang telah ia bersihkan sebelumnya.
Bola matanya bergerak menatap sosok wanita paruh baya yang sedari tadi hanya diam seribu bahasa,"Ibu mau tau satu rahasianya Ayah ngga?" Tanya gadis itu
"Aku tau, ibu sayang banget kan sama Ayah? aku juga sama bu! Tapi kata Ayah kalo suatu hari Ayah pergi lebih dulu, hidup harus terus berjalan bu. Ini udah 3 tahun loh, aku rasa ini saatnya kita memulai lagi." lanjutnya hati-hatiSemua yang bernyawa pasti akan mengalami mati, dan itu adalah takdir yang mutlak, tidak ada yang bisa mengubah hal itu.
Secinta dan sesayang apapun kita pada sosoknya, kita tidak bisa menghalangi jika sang pencipta sudah merindukannya.
Tugas terberat dari peristiwa itu adalah melepaskan, meski terkadang banyak tanya yang terucap, tapi kembali pada kenyataannya sekeras apapun kita mengajukan protes tidak akan mengubah sedikitpun skenario terbaik-Nya.
Ikhlas dan mengikhlaskan bukanlah hal yang mudah, bukan ikhlas namanya bila masih ada kata mengapa yang terucap, bukan ikhlas artinya jika masih merasa sakit saat mengenang kenangan indahnya.Ayah Salsa meninggal karena serangan jantung pada saat dirinya baru menginjak umur ke 9, 3 tahun mungkin waktu yang terlalu dini untuk melupakan sosok hangat yang dikenalnya.
sosok Ayah bukan hanya cinta pertama baginya, jauh lebih hebat dari itu, sang Ayah berhasil menjadi superhero di mata Lana. Pria pertama yang akan maju di barisan terdepan saat ada orang yang berusaha menyakitinya, orang pertama yang akan menghapus dan mengobati semua luka yang didapat akibat keteledorannya.
Bohong jika dirinya tidak merindukan sosok itu lagi di hidupnya, munafik jika dirinya tidak merasa iri dengan teman sebayanya yang masih mendapatkan perlakuan manis itu dari ayahnya.
Namun apa boleh buat? Tidak ada yang bisa memperlakukannya bak princess lagi saat ini. Mungkin ada, namun sang ibu masih terus menutup rapat-rapat hatinya."Kalaupun ibu menikah lagi, dan kamu punya Ayah lagi tidak
menjamin semua perlakuan manis ayahmu ada pada papah baru kamu Sal!" Dalih Mutia saat anak semata wayangnya
mengenalkannya pada seorang pria.Sudah 9 pria yang ditolak ibunya,Salsa mengerti tidak mudah menerima orang baru saat hati dan pikirannya masih penuh dengan satu nama yang tak bisa dilupakan.
Tapi dirinya selalu menguji setiap kandidat pria yang akan menjadi ayahnya, dan setiap pria yang ia perkenalkan pada ibunya adalah pria yang sudah benar-benar layak menurutnya.
Meskipun umur Salsa baru 12 tahun, namun pikirannya sudah lebih dewasa dari umurnya, itu karena didikan sang Ayah yang selalu mengajarkannya untuk berpikiran kritis.Pagi ini tiba-tiba saja Mutia mengajak Salsa berdiskusi di taman belakang rumahnya, taman yang tidak terlalu luas namun nyaman karena terawat itu menjadi saksi betapa bahagianya Salsa.
"Ibu mau nyoba dek." Ucap Mutia memulai obrolannya, namun Salsa hanya mengerutkan dahinya tidak mengerti
"Nyoba apa bu?"
"Katanya kamu mau mulai hidup baru, ya udah ayo kita tata semuanya dari awal lagi. Ibu rasa angka 10 adalah angka keberuntungan ibu."
Salsa yang belum mengerti arah dari pembicaraan sang ibunda pun semakin mengerutkan dahinya.
"Angka 10?""Iya, kali ini pria ke 10 yang bakal kamu kenalin ke ibu. Dan insya Allah ibu mau, ibu yakin sama pilihan kamu nak." Mutia mulai menggenggam erat tangan putrinya, menautkan jari-jarinya agar lebih erat dan mengelusnya pelan.
Salsa yang mulai paham dengan situasi yang terjadi itupun segera melepaskan genggaman tangannya dan berhambur kedalam pelukan sang ibu, senang sekali rasanya. Sekelebat bayangan masa kecilnya kembali berputar dikepala, akhirnya ia bisa menikmati lagi kasih sayang seorang Ayah.
"Tapi tolong diingat ya, kalaupun kamu punya papah lagi, kamu ngaa boleh lupain ayah. Jangan lupa do'ain terus ya!" Tegur MutiaMutia.
Pria ke 10 yang menjadi kandidat calon ayah untuk Salsa adalah seorang guru yang amat sangat dekat dengan dirinya, pribadinya yang hangat, dan tutur kata yang lembut membuat Salsa yakin bahwa orang itu adalah pria yang tepat menjadi Ayah sambungnya.
Acara perkenalan antara ibunya dan pak Arga guru yang sebentar lagi akan menjadi Ayah barunya itu berjalan lancar, dinner sederhana yang sengaja disiapkan Salsa dengan bantuan pak Arga itu sukses besar sehingga mendapatkan 2 jempol dari Mutia.
Semakin hari keduanya semakin akrab, pak Arga pun sudah tidak segan memberikan perhatian kepada Mutia dan Salsa. Hal itu membuat Mutia merasa yakin untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius.Tibalah di acara sakral itu, meskipun belum ada cinta dari keduanya pernikahan itu tetap terasa khidmat.
Tahun berganti tahun hubungan antara ketiganya semakin harmonis, keluarga yang telah lama dinanti itu akhirnya terwujud juga, rumah yang dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang itu akhirnya hadir kembali.
beribu syukur selalu Salsa panjatkan setiap kali menyaksikan keromantisan Arga kepada Mutia, akhirnya ibunya bisa tertawa lagi , fakta itulah yang Salsa ketahui selama 4 tahun terakhir.Namun kenyataanya berbeda, semua sikap manis yang ditunjukkan Arga kepada Mutia di depan Salsa hanya kamuflase semata, setiap hari selalu ada ucapan atau perlakuan kasar yang Mutia terima dibelakang Salsa.
Di tahun ke 2 pernikahannya, Arga mulai mengeluarkan sifat aslinya, awalnya Mutia memaklumi sifat suaminya itu dengan alibi mungkin Arga terlalu stres meng-handle pekerjaan di kantornya.
Pasalnya setelah menikah semua tanggung jawab mengenai kantor dan segala aset yang Mutia miliki dikelola oleh Arga.
Tapi semakin hari, malah semakin parah dan sialnya saat ada kesempatan untuk dirinya mencoba jujur pada Salsa, Arga selalu mengancam akan menghancurkan hidup Salsa karena kini semua harta kekayaan Mutia sudah berada di tangan Arga.Namun sebaik-baiknya menyembunyikan bangkai, baunya pasti akan tercium juga. Walaupun telat, akhirnya Salsa mengetahui kebusukan Ayah tirinya itu di tahun ke 5 pernikahan, dan saat semua itu terbongkar Mutia malah mengakhiri hidupnya karena depresi.
Hari itu merupakan hari yang paling menyeramkan bagi Salsa, bagaimana mungkin dirinya membiarkan sang ibu mati sia-sia hanya untuk menghadirkan syurga bagi kehidupannya, sedang sang ibu menghabiskan sisa hidupnya di neraka yang tidak sengaja dibuat olehnya.
Berselang beberapa hari dari hari kematian Mutia, Arga sudah melangsungkan pernikahan dengan mantan kekasihnya semasa SMA dulu, dan mengusir Salsa.
Sementara Salsa tidak bisa berbuat apapun, karena memang semua harta peninggalan orangtuanya kini telah beralih atas nama Arga Dirgantara.****
Happy reading guys, semoga masih suka ya sama alurnya.
BTW, part kali ini dan 2 part kedepan alurnya sedikit mundur ke 10 tahun kebelakang ya!
Kita kenalan dulu sama Salsa ya! Biar kebayang proses hidupnya Alana Salsabila Putri dari awal sampe ahir nanti. ☺Oiyaa, aku ngerubah umur di part-part sebelumnya, biar lebih make sense aja gitu heheh.
KAMU SEDANG MEMBACA
BerkeLANA
Teen FictionAku tahu, aku tidak sesempurna mereka. Bahkan jika di dunia ini ada sosok yang paling jelek, paling berantakan, paling urakan, paling tidak tahu malu, mungkin itu aku. Disepanjang perjalanan mencari arti hidup ini, aku adalah orang yang tidak pern...