Hari-hari di lokasi syuting berlalu dengan cepat, tetapi bagi Mingyu, setiap momen terasa begitu intens. Hubungannya dengan Wonwoo tumbuh tanpa disadari, dari rekan kerja yang saling menghormati, menjadi teman dekat yang berbagi lebih banyak hal. Wonwoo lambat laun menjadi seseorang yang selalu ada disisinya, memberikan dorongan setiap kali Mingyu ragu dengan dirinya sendiri.
Suatu hari, saat menjalani pengambilan gambar di sebuah tempat terpencil. Lokasinya jauh dari keramaian kota, di sebuah pedesaan yang sunyi. Set yang dibangun menggambarkan rumah masa kecil karakter Wonwoo, tempat di mana cerita film mereka mencapai titik penting. Seluruh adegan yang diambil hari itu melibatkan dialog yang intens antara karakter Mingyu dan Wonwoo, sebuah percakapan emosional yang mengupas luka lama dan trauma yang telah membentuk karakter mereka masing-masing.
Di tengah persiapan syuting, Mingyu duduk sendirian di bawah pohon besar, mencoba meresapi emosi yang harus ia keluarkan dalam adegan tersebut. Ia tahu bahwa adegan ini adalah salah satu titik balik dalam film, dan ia merasa beban besar untuk memastikan semuanya berjalan sempurna. Tetapi pikiran Mingyu terganggu oleh perasaan aneh yang semakin sering muncul setiap kali ia berada di dekat Wonwoo.
Sebelum ia tenggelam lebih jauh dalam pikirannya, Wonwoo mendekatinya. "Kamu kelihatan tegang banget, Mingyu," katanya sambuk duduk di sebelah Mingyu. Angin sore berhembus lembut, membuat suasana terasa lebih tenang, meskipun sebenarnya Mingyu merasakan hatinya justru semakin bergejolak.
Mingyu menghela napas, lalu menatap Wonwoo. "Aku masih ragu, apakah aku bisa membawa emosi yang cukup untuk adegan ini."
Wonwoo menatap Mingyu dengan penuh pengertian. "Bisa. Kamu bisa. Kamu hanya perlu benar-benar masuk ke dalamnya. Lupain saja kalau kita lagi syuting dan coba buat ini terasa nyata."
Mingyu mengangguk pelan, meskipun perasaan ragu itu masih ada di dalam dirinya. Tapi bukan hanya tentang akting. Wonwoo, dengan kehadirannya yang begitu tenang dan mendalam, mulai membuat Mingyu merasa berbeda. Ada sesuatu seperti sebuah getaran yang sulit dipahami, tapi tak bisa ia abaikan.
"Hyung, bagaimana caramu membawa begitu banyak emosi ke dalam setiap adegan?" Mingyu bertanya tiba-tiba, berharap jawaban Wonwoo bisa mengalihkan pikirannya dari perasaan aneh itu.
Wonwoo tersenyum kecil, matanya menatap jauh ke arah langit senja yang mulai memerah. "Setiap orang punya caranya sendiri. Aku pribadi, aku selalu menggali dari pengalaman pribadi. Pengalaman yang paling menyakitkan biasanya menghasilkan akting yang paling jujur."
"Hmm, apa hyung selalu berhasil?" tanya Mingyu, mencoba mencari lebih banyak wawasan tentang pria di depannya ini.
"Nggak juga. Nggak selalu berhasil," jawab Wonwoo dengan jujur. "Kadang-kadang aku terlalu larut dalam emosi itu sampai sulit untuk kembali. Tapi itulah yang membuatnya hidup. Kadang-kadang hanya perlu membiarkan diri kita tenggelam untuk benar-benar merasakan apa yang dirasakan karakter kita."
Mingyu terdiam dengan kata-kata itu. Wonwoo berbicara dengan terlalu dalam, seolah-olah setiap kalimatnya membawa lapisan perasaan yang tak mudah dilihat orang lain. Dan di situlah Mingyu menyadari sesuatu: mungkin, di balik semua keahlian dan karisma seorang Jeon Wonwoo, ada sisi rapuh yang selama ini dia sembunyikan. Sisi yang sama yang membuat Mingyu semakin tertarik padanya.
Setelah obrolan singkat itu, mereka kembali ke set untuk memulai pengambilan gambar. Adegan yang harus mereka lakukan adalah adegan emosional di mana karakter Wonwoo akhirnya membuka diri tentang masa lalunya yang kelam, dan karakter Mingyu yang mendukungnya tanpa menghakimi.
Saat kamera mulai merekam, Mingyu mencoba mengingat semua yang telah mereka bicarakan sebelumnya. Ia harus benar-benar "ada" dalam adegan itu, menghadirkan dukungan dan pemahaman yang tulus terhadap karakter Wonwoo. Setiap kalimat, setiap tatapan, harus terasa nyata.
Wonwoo memulai adegan dengan gemilang, menampilkan kepedihan yang begitu mendalam sehingga seluruh kru terdiam menyaksikannya. Mingyu, yang harus merespons dengan empati, merasakan emosi itu mulai membanjirinya-bukan hanya sebagai karakter, tetapi sebagai dirinya sendiri. Tatapan Wonwoo yang penuh rasa sakit itu terasa begitu nyata. Dan tanpa disadari, Mingyu benar-benar tenggelam dalam momen itu.
Ketika adegan berakhir, sutradara berteriak "Cut!" dengan antusias. Adegan itu sempurna, lebih dari yang diharapkan siapa pun di set. Kru bersorak kecil, beberapa dari mereka bahkan tampak terharu. Namun, Mingyu dan Wonwoo tetap berdiri diam, masih merasakan energi yang begitu kuat di antara mereka.
Mingyu mencoba mengendalikan napasnya yang berat, tapi matanya tetap terkunci pada Wonwoo. Ada perasaan yang tidak bisa ia abaikan lagi. Apa yang ia rasakan barusan bukan sekadar hasil dari akting.
Wonwoo menghampirinya dan menepuk pundaknya pelan. "Bagus banget, Mingyu-ya. Kamu benar-benar masuk ke dalamnya."
"Terima kasih, hyung," jawab Mingyu, dengan suara serak nyaris berbisik. Ia berusaha tersenyum tapi ada kebingungan di dalam dirinya. Apa yang baru saja terjadi? Mengapa ia merasa seperti ini?
Saat Wonwoo beranjak pergi, Mingyu masih berdiri di tempatnya, mencoba memproses apa yang baru saja ia rasakan.
Malam itu, setelah semua kru pulang dan lokasi syuting sepi, Mingyu tetap berada di tempat. Pikiran dan perasaannya bercampur aduk. Di satu sisi, ia senang karena adegan tadi berjalan sempurna, tapi di sisi lain perasaan yang ia rasakan terhadap Wonwoo semakin sulit ia kendalikan.
Wonwoo kembali menemukannya di ruang ganti, saat Mingyu masih duduk di sana, termenung. "Mingyu-ya, are you okay?" tanya Wonwoo sembari mendekat.
Mingyu tersenyum kecil. "Iya, cuma... masih kepikiran adegan tadi."
Wonwoo duduk di sebelahnya, jarak di antara mereka begitu dekat sehingga Mingyu bisa merasakan kehangatan tubuhnya. "Iya, tadi memang adegan berat. Aku juga masih merasakannya."
Mereka terdiam lagi, tapi kali ini, keheningan itu terasa berbeda. Sesuatu yang tak terucap di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beyond Time | Minwon AU
FanfictionKim Mingyu adalah seorang aktor muda yang telah lama berjuang di dunia hiburan, tetapi baru saja mendapatkan peran utama dalam film besar yang akan mengubah kariernya. Di set, ia dipertemukan dengan Jeon Wonwoo, aktor senior yang karismatik dan suda...