Prolog

339 121 22
                                    


Nih aku kasih prolog sedikit

Ingat ya yang pembaca pemula yang belum tahu, ini series kedua Aksena Family.

***
Suara ketukan heels seorang  wanita itu cukup menggema dirumah yang begitu besar, ia berjalan menuju lantai dua dengan wajah angkuh, bibir merah menyala, gaun hitam yang elegan tampak membuat wanita itu begitu cantik dan sempurna, ia membuka kenop pintu kamar sedikit kasar karena sejak tadi ia sedang menahan amarah. Ia menyelipkan anak rambut dibalik daun telinga, dengan wajah angkuh ia berjalan menuju remaja 18 tahun yang sedang duduk dimeja belajarnya sembari memainkan origami dengan bentuk bangau.

"Kata miss Ana, kau tak mau belajar lagi hari ini? Kenapa?" Tanya wanita itu datar, ia jengah dengan remaja gembul didepannya ini yang sangat sulit untuk belajar.

"Aku tak suka dengan Miss Ana Tante" jawabnya mengerucutkan bibirnya manyun, ia kesal dengan guru privatnya itu.

Wanita yang dipanggil Tante memutar bola matanya malas, "Miss Ana melakukan kesalahan?" Tanyanya, karena menurut Sabrina tak susah mengatur anak polos yang menyerempet bego ini pikirnya.

"Kata Miss Ana Tante itu jahat" jawabnya polos, ia kembali memanyunkan bibirnya, ia sangat kesal dengan Miss Ana, walaupun ia tahu Sabrina itu sangat menyeramkan dan jahat karena sering memarahinya, tapi ia tak suka jika ada yang bicara jika Sabrina itu jahat, ia hanya kenal dengan Sabrina, bibi Anas, paman Aryo bodyguard pribadinya dan Miss Ana selebihnya ia tak pernah di izinkan Sabrina untuk mengenal orang lebih banyak lagi.

"Terus kenapa sampai marah Bintang? Miss Ana bilang fakta----" Jawab Sabrina angkuh, ia tak marah jika ada yang bicara tentang kalau dirinya jahat, lagipula Sabrina tak memasukan sebarang orang masuk mansionnya, Miss Ana salah satu orang kepercayaannya, mungkin niat Miss Ana bercanda tapi anak itu terlalu serius menanggapinya, baru Sabrina ingin melanjutkan omelannya, suara dering ponsel miliknya berbunyi dan mengurungkan niatnya untuk memarahi Bintang lebih banyak lagi.

Sabrina berjalan menuju balkon kamar Bintang, "hm?" Dehem Sabrina masih mempertahankan wajah angkuh khas miliknya.

"Tuan Jeffran kembali melakukan percobaan bunuh diri dan sekarang dilarikan ke rumah sakit" beritahu seseorang dari seberang telpon, Sabrina yang santai sampai membulatkan matanya sempurna. "Lagi? Bagaimana kalian bisa sampai terledor lagi... Ini sudah ketiga kalinya Jeffran hampir mati karena percobaan bunuh diri, kalau sampai Jeffran kenapa-napa habis kalian sama saya" marah Sabrina memaki dipenelpon diseberang telpon.

"Pastikan Jeffran baik-baik saja, pantau terus jangan sampai lengah" Sabrina menoleh kearah Bintang yang menatap dirinya polos, ia menyeringai melihat wajah Bintang yang sangat mirip dengan Langit bedanya Bintang itu sangat polos menyerempet bego.

Bintang samar-samar mendengar Sabrina menyebut nama Jeffran, tak sekali dua kali ia bertanya siapa pria yang terus disebutkan tantenya tapi wanita itu selalu bilang 'Dia seseorang yang Tante cintai' hanya itu yang Bintang tahu.

Bintang tak tahu siapa wanita yang saat ini bersamanya, yang ia tahu wanita ini yang merawatnya dengan kemarahan, sebutan Tante itu yang ia ajarkan, ia tak tahu kemana ibunya, ia tahu dimana ayahnya, semua terasa monoton, Bintang tak tahu bagaimana dunia luar, selama 18 tahun ini ia hanya terkurung dalam rumah yang berada jauh dari kota bahkan sekeliling rumah ini penuh dengan pepohonan besar yang menjulang tinggi bahkan Bintang tak pernah merasakan bagaimana menginjak tanah.

"Kapan aku bisa pergi dari rumah penuh neraka ini"

***
Nih aku kasih prolognya dulu.

Gimana penasaran nggak?

Kalau kalian suka komen lanjut, tapi kalau nggak suka kita bisa cukup sampai prolog aja.

Aku bakal up secepatnya, nanti bisa gantian sama cerita Seven A, kemungkinan upnya gantian, kalau Seven A Senin berarti Bintang Aksena Selasa.

Tapi masih bisa dipertimbangkan, sesuai sama antusias kalian.

Sampai jumpa dipart selanjutnya😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 21 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BINTANG AKSENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang