1. it will pass

8 4 3
                                    

“Buset Je… masih pagi udah kusut aja muka lo. Kenapa sih?”

Jelita, gadis yang bermuka kusut meski hari masih pagi itu hanya mendengkus. Paginya kacau, lagi-lagi semua disebabkan oleh ayahnya sendiri yang kembali memarahi Jelita.

Tapi yang lebih membuatnya kesal, Laksana kembali membandingkan Jelita dengan Kasyafani, anak angkat dalam keluarga mereka.

“Apa lagi emangnya yang bisa ngerusak mood gue pagi-pagi gini kalau bukan karena ulah Papi?”

Calista, sahabat Jelita sedari bayi, yang rumahnya berseberangan dengan rumah Jelita mendadak menghela napas kasar, tau persis apa yang terjadi.

“Dibandingin lagi, ya?” tanya Cali lembut.

Bukan hal baru lagi sebenarnya, Jelita sudah mengalami ini selama dua belas tahun. Pertama kali terjadi saat dia berusia sepuluh tahun.

Jelita berdecak, “Cal…” rengeknya dengan bibir mengerucut dan mata yang berkaca-kaca.

Calista merentangkan tangannya, siap menampung gadis manja itu dalam pelukannya. Dan begitu saja, Jelita segera memeluk Calista erat dan menangis di pundak sahabatnya itu.

Calista mengusap lembut rambut sahabatnya yang manja itu, menepuk-nepuk punggungnya lembut menenangkan. “It will pass Je, it will pass…” kata-kata yang selalu diucapkan Calista tiap kali Jelita menangis di pelukannya setelah sebelumnya habis dibanding-bandingkan lagi dengan saudara tirinya.

Dia sebenarnya sudah pernah coba berbicara pada ayah sahabatnya itu untuk tidak membanding-bandingkan Jelita dengan Kasyafani lagi.

Tapi Laksana tetaplah Laksana. Pria keras kepala yang tidak pernah mau mendengarkan orang lain.

Satu-satunya orang yang bisa melawan kekeras kepalaan pria itu hanyalah putrinya sendiri, Jelita Aghni Praja.

Butuh waktu sepuluh menit hingga Jelita dapat kembali tenang. Ia tidak banyak bicara, hanya diam menatap Calista dengan bibir cemberut.

Kantung matanya yang memerah, ujung hidung yang juga memerah, dan kedua pipi bulatnya yang meninggalkan semua merah muda selalu berhasil membuat Calista tertawa gemas.

“Astaga Je… how can you be this cute?! Aargh…” Tak tahan, Calista pun mencubit pipi bulat gadis itu. Yang dibalas dengan delikan mata sinis oleh Jelita.

Calista tertawa, lepas dan bebas.

Tidak banyak yang tahu dengan sisi Jelita yang satu ini. Calista merupakan salah satu orang yang beruntung karena bisa melihatnya. Dan juga Alan, sahabat pria mereka satu-satunya yang sedikit melambai.

“Cali. I’m not cute!” kata Jelita menekankan tiap katanya. “I'm a sexy girl.” Katanya sambil melakukan pose sexy– memegang dada, sambil menggigit bibir dan melakukan wink– yang di mata Calista malah terlihat lucu hingga ia tertawa terbahak-bahak.

Calista selalu saja dibuat tertawa dengan tingkah menggemaskan Jelita.

Siapa yang tidak mengenal Jelita? Anak dari Laksana Praja yang terkenal suka membuat onar.

Bagi orang-orang, Jelita hanyalah gadis tukang pembuat masalah, liar, nakal, tidak bisa diatur, suka seenaknya sendiri, keras kepala, egois, suka berpesta, kerjanya hanya menghambur-hamburkan uang, tidak mau bekerja, dan masih banyak hal-hal buruk lainnya.

Tiap nama Jelita disebut, tidak ada hal baik yang akan terdengar. Semua hanya berisi cacian, makian, dan kata-kata hinaan lainnya.

Di mata orang-orang, Jelita adalah kesalahan yang dimiliki keluarga Praja. Aib yang membuat nilai keluarga Praja sedikit tergores.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 17 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVELY RUFFLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang