Bab 2

87 11 4
                                    

Ini adalah Mae Thangerin dan Pho Jay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini adalah Mae Thangerin dan Pho Jay. Mereka adalah orang tua dari Pon. 😊

---

Rumah Pon

Sabtu Siang

Pon Pov

Tok.. Tok.. Tok..

“Pon.. Pon.. Apakah kamu sudah bangun Luk? Ayo siap-siap kita akan pergi makan siang di rumah Keluarga Hemmawich..”

Aku mendengar suara Mae mengetuk pintu dan berkata dengan suara yang keras, sehingga.. aku segera terbangun.

“Ugh.. Hoam.. Pon sudah bangun Mae.. Iya..”

“Jangan tidur lagi!! Ayo siap-siap dan segera mandi sekarang sudah jam 10..”

“Iya Mae..”

Aku menggeliatkan tubuhku di atas tempat tidur dan mengerjap-ngerjapkan mataku beberapa saat untuk menyesuaikan sinar matahari yang masuk ke mataku. 🥱

Biasanya hari Sabtu seperti ini aku akan bangun jam 12 siang karena tidak ada kegiatan penting yang akan aku lakukan dan aku sangat senang tidur. 😅

Aku lalu perlahan-lahan mulai bangun dari tempat tidurku dan melakukan sit up sebentar sebelum berjalan ke arah kamar mandi untuk mandi. Kalau aku tidak cepat-cepat mandi, Mae pasti akan marah padaku.

Tidak membutuhkan waktu lama, aku selesai mandi dan segera memakai pakaianku. Aku melihat saat ini sudah jam setengah 11 siang.

Setelah aku siap dan memakai parfum favoriteku, aku segera turun ke lantai bawah.

---

Lantai Bawah

Pon Pov

Saat aku turun di lantai bawah, aku melihat Mae dan Pho sudah duduk di ruang tengah.

“Mae.. Kita akan pergi jam berapa?”

“Kita akan pergi jam 11 karena kita tidak tahu apakah jalanaan hari ini akan macet atau tidak. Kenapa?”

“Aku lapar heheh..”

“Kamu bisa makan sandwich yang sudah Mae siapkan di atas meja makan dan ada segelas susu stroberi kesukaanmu juga..”

“Ah.. Mae mang yang terbaik..”

“Mae terbaik tapi kamu tidak pernah mendengar perkataan Mae selama ini.. Dasar anak nakal..”

“Heheh..”

Aku hanya bisa tertawa dan segera berjalan ke arah ruang makan untuk mengisi perutku dan minum susu favoriteku. 😊

Setelah beberapa saat..

“Apakah kalian sudah siap? Ayo kita berangkat sekarang..”

“Aku sudah siap Pho..”

Aku mengatakan itu dan segera berjalan ke ruang tengah menghampiri Mae dan Pho, tetapi.. saat aku berjalan ke arah Mae.

“Tunggu Pho.. Mae harus mendadani anak kita ini supaya terlihat semakin manis..”

Mae segera menarik tanganku untuk duduk di sofa dan dengan sigap Mae mengeluarkan alat make up nya.

“Mae.. Pon bukan perempuan tidak perlu dandan..”

Aku segera memprotes ketika tangan Mae sudah mengeluarkan tissu basah dan bedak serta entahlah apa itu.. 😣

“Sudah diam dan jadi anak baik.. Mae bingung kamu adalah model, harusnya kamu tahu caranya berdandan dengan baik.. Tidak seperti ini..”

Mae mulai berbicara lagi dan aku kembali membalasnya.

“Model kan hanya pekerjaanku dan Pon sama sekali tidak suka berdandan karena aku seorang pria bukan wanita seperti Mae..”

“Beraninya kamu membantah!! Diam dan duduk dengan benar!! Jangan membantah lagi..”

“Krap Mae..”

“Kamu tahu, Mae hanya ingin kamu terlihat manis saat bertemu dengan Keluarga Hemmawich dan ingin mereka suka kepadamu..”

Setelah mengatakan itu, Mae mulai mengusap wajahku dengan tissu basah. Lalu mengoleskan lotion wajah di wajahku, memakaikan conciler, bedak, eye shadow, maskara tipis-tipis dan tidak lupa membubuhkan lip balm, lipstik serta lip gloss di bibirku.

“Nah.. Sekarang sudah sempurna.. Kamu terlihat manis Pon dengan make up tipis-tipis seperti ini. Coba lihatlah kamu cantik kan? Pho.. anakmu cantikkan?”

“Hm.. Iya Pon semakin manis dan cantik..”

Pho mengatakan itu sambil tersenyum dan aku hanya bisa memanyunkan bibirku. 🙁

“Jangan cemberut dan Awas kalau kamu menghapusnya!! Mae sudah cape-cape mendandanimu..”

“Iya Mae..”

“Bagus.. Ayo Pho kita pergi sekarang..”

Aku hanya bisa pasrah dan mengikuti Mae serta Pho masuk ke dalam mobil untuk pergi ke rumah Keluarga Hemmawich. 🙁

---

Di Dalam Mobil

Pon Pov

Saat ini kami sekeluarga sedang berada di dalam mobil untuk pergi ke Keluarga Hemmawich. Mae kembali berbicara lagi kepadaku.

“Pon.. Kamu harus bersikap baik dan sopan kepada Keluarga Hemmawich agar mereka ingin menjadikan kamu menantu mereka. Jangan sampai membuat ulah yang menyebabkan Mae dan Pho merasa malu seperti yang selalu biasa kamu lakukan.. Kamu mengerti?!”

“Aku selalu bersikap baik selama ini saat aku mengikuti Mae dan Pho serta tidak pernah membuat malu.. Aku selalu menjaga nama baik Keluarga kita. Apa yang Mae maksud aku tidak berperilaku dengan baik?”

“Iya.. Kamu memang selalu bersikap baik, tetapi kamu selalu menolak dengan seribu alasan saat mereka ingin mendekatimu dan mengenalmu lebih jauh. Kenapa kamu selalu melakukan itu?”

“Itu karena Pon tidak suka dengan mereka. Untuk apa memberikan mereka kesempatan untuk mengenal lebih jauh jika aku tidak suka dengan mereka dan mereka juga hanya terpaksa melakukannya? Bukankah itu membuang-buang waktu saja? Lebih baik langsung berkata dengan jujur.. Benarkan Pho?”

Aku bertanya kepada Pho dan melihat Pho segera menganggukkan kepalanya.

“Iya.. Sikapmu sudah benar Pon..”

Pho mengatakan itu dan segera mendapatkan balasan lagi dari Mae.

“Pho!! Kamu selalu membela anak kesayangan mu!! Setidaknya Pon harusnya memberikan mereka kesempatan untuk jalan denganmu sekali bukan langsung menolak mereka begitu saja. Benar-benar membuat malu saja, padahal Mae sudah mencarikan yang terbaik untukmu..”

“Pon tidak meminta Mae mencarikan jodoh untukku.. Pon masih muda Mae, masih mau bebas bukan menikah muda..”

“Aizz.. Apakah kamu lupa kamu siapa? Kamu adalah pria spesial Pon!! Male pregnant.. Ingat itu!! Kamu sudah dewasa dan bisa saja kamu hamil bila kamu melakukan seks bebas di luar sana dan Mae tidak mau kamu hamil tanpa suami yang tidak jelas asal usulnya!!”

“Iya.. Pon tahu dan ingat itu.. Selama ini Pon juga selalu menjaga diri dengan baik..”

Yeah.. Aku adalah pria spesial yang bisa melahirkan karena itu Mae sangat ingin segera aku menikah. Setelah aku akhil balik, Mae selalu menyediakan kondom dan pelumas di dalam tasku karena Mae khawatir aku akan melakukan seks dengan seseorang dan hamil. 😅

Tetapi.. aku adalah anak yang berbakti dan tidak ingin mempermalukan Keluargaku. Aku selama ini selalu menjaga kesucianku dan hanya akan aku serahkan kepada suamiku. Selama 25 tahun ini aku juga tidak mempunyai pacar bukan karena aku tidak laku, tetapi aku terlalu pemilih. 😁

“Mae tidak mau tahu.. Pokoknya hari ini kamu harus memberikan kesempatan kepada anak dari Keluarga Hemmawich untuk mengenalmu lebih jauh dan tidak boleh menolaknya!”

“Memang apa spesialnya Keluarga Hemmawich ini?”

“Mereka adalah sahabat Mae dan Pho saat masih sekolah dan Mae sudah berjanji kepada Mae Sammy untuk menjodohkan anak kita kalau sudah besar dan menurut Mae ini adalah saatnya..”

“Yak!! Mae!! Ini sudah zaman modern kenapa masih harus ada perjanjian seperti itu!! Mae benar-benar menyebalkan!!”

Aku mengatakan itu dan sedikit mengacak-acak rambutku.

“Pon!! Jangan membuat penampilanmu berantakkan!!”

Mae kembali memperingatkan aku dan akhirnya aku hanya bisa memanyunkan bibirku lalu menatap ke luar jendela mobil.

“Sudah.. Sudah.. Kalian Mae dan anak sama saja tidak ada yang mau mengalah. Jika anak kita tidak suka ya jangan di paksa.. Ini kan juga demi masa depan dia sendiri bukan Mae.. Nanti dia yang menjalankan pernikahan ini bukan kita Mae.. Biarkan dia memilih sendiri..”

Pho mengatakan itu untuk menenangkan aku dan Mae.

“Tetapi Pho..”

“Sudah.. Sudah.. Jangan berdebat lagi. Kita sudah mau sampai.. Ingat tersenyum dan bersikap baik..”

Pho mengatakan itu dan tidak ingin mendengar aku dan Mae berdebat lagi sehingga sisa perjalanan ini mobil kami kembali hening hanya terdengar suara lagu yang di putar dari radio.

---

The Twists and Turns of MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang