Perasaan itu datang lagi. Ayesha sampai memegang erat ujung selimut yang sedang menutupi tubuhnya. Ia berusaha memejamkan matanya erat. Berharap alam mimpi segera membawa kesadarannya pergi. Tapi sialnya, rasa mengantuk itu belum juga menghampirinya.
Kenop pintu yang bersuara serta pintu yang terbuka, semakin membuat Ayesha menggenggam erat selimutnya. Demi Tuhan jantungnya berdetak sangat kencang saat ini. Ini adalah malam kedua mereka tertidur dalam ranjang yang sama. Kemarin Ayesha beruntung karena ia tidak mengalami perasaan gugup yang parah seperti malam ini. Karena ia dalam keadaan tidak baik. Dan hanya menyadari sudah seranjang itu di pagi harinya.
Tapi sekarang...
Ayesha dalam keadaan sadar merasakan pria tua itu mendekat ke arah kasurnya. Lantas terbaring di sampingnya. Ayesha tidak yakin seperti apa bentuk Ragana terbaring. Tapi yang pasti, Ayesha bisa merasakan hembusan nafas halus menyapu wajahnya. Bahkan wangi yang berasal dari sabun itu menyapa penciumannya. Suaminya sangat wangi.
"Kamu benar-benar sudah tidur?"
Detak jantungnya semakin berpacu cepat. Suara berat Ragana itu, Ya Tuhan...
"Ay, gak mau mandi dulu? Badan kamu pasti lengket." Ayesha bisa merasakan sebuah benda dingin menusuk-nusuk pipinya. Sepertinya itu jari telunjuk Ragana yang berusaha membangunkannya.
Dalam mata terpejam itu, ia meringis kecil. Bagaimana ini? Apakah ia bangun saja? Atau lanjut tertidur? Sejujurnya tubuh Ayesha memang sangat lengket setelah seharian ikut berpartisipasi dalam persiapan pernikahan keduanya. Padahal Mbah Sakmono sudah berkata bahwa mereka hanya tinggal terima. Tinggal terima apanya?! Ayesha dan Ragana pergi ke sana kemari untuk membantu persiapan.
"Udah tidur beneran, ya? Ya, udah selamat tidur, Ay." Kecupan hangat dari bibir dingin Ragana terasa di keningnya. Tak lama ia bisa merasakan tangan Ragana melingkari tubuhnya. Membawa kepalanya agar tertidur di atas lengannya. Lantas mendekapnya erat.
Ini sangat nyaman. Tubuh lengketnya sedikit terobati dengan tubuh Ragana yang dingin.
Tunggu...
Badannya tidak berbau, kan?
Aish! Ayesha baru sadar bahwa mungkin saja tubuhnya berbau karena tidak mandi. Lalu bagaimana ini?
Perlahan Ayesha membuka kelopak matanya sedikit. Mencoba mendengarkan deru nafas Ragana. Apakah sudah tenang? Karena jika sudah tenang, itu tandanya Ragana sudah terlelap.
"Ay, saya tau kamu belum tidur."
Ayesha tersentak pelan. Ragana sadar?
Ragana menjauhkan tubuhnya. Lantas menatap Ayesha yang sudah terbuka matanya. Pria itu terkekeh pelan melihatnya yang sedikit terkejut.
"Kenapa, Ay? Sampai pura-pura tidur seperti tadi? Bahkan dari awal saja, saya sudah tau kalau kamu belum tidur."
Ia meringis pelan. "Aku deg-degan."
Ragana kembali tertawa pelan. Tangannya menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajahnya. "Kenapa harus deg-degan?"
"Kemarin malem aku dalam keadaan gak sadar. Sekarang dalam keadaan sadar, rasanya deg-degan banget harus tidur satu ranjang." Saking gugupnya, Ayesha sampai berucap dengan suara yang sangat kecil.
Ragana membawa tangan Ayesha. Menaruhnya di atas dadanya. "Jantung saya juga berdegup sangat kencang. Kamu bisa merasakannya bukan? Tapi perasaan itu sangat menyenangkan. Karena saya tau detak jantung saya yang berpacu kencang itu hanya karena kamu. Bukan karena wanita lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempena
Romance[Zhang Ling He with Dilraba Dilmurat] Terjebak pada hubungan yang tidak di sengaja. Bagaimana mungkin ia harus menghadiri keluarga besar seorang laki-laki yang tak sengaja ia tabrak mobilnya. Perkara tak sengaja menabrak mobil ini entah ia harus sy...