Chapter 28

570 33 2
                                    

⭐️ Cerita ini hanya rekaan semata ⭐️

⭐️ Jika terdapat sebarang kesamaan nama, alur dan karakter adalah tidak di sengajakan⭐️

⭐️ No plagiarism here ⭐️

⭐️Triggered warning tokoh agak gila⭐️

⭐️ Read at your own risk ⭐️

___________________________________________

Rina akhirnya bisa diselamat kan karna usaha papa Daren yang mencari tabung darah. Keadaan nya kini stabil namun gadis itu belum sadar.

Adnan menatap gadis itu. Timbul pertanyaan di kepala nya. Kenapa darah nya dengan anak nya itu tidak sama? Apa jangan jangan..?

Begitu juga dengan Cantika yang turut merasakan kejanggalan di hati nya. Apakah Rina itu bukan anak kandung nya? Terus dimana anak yang dia lahirkan 16 tahun lalu?

"Ayah, ibu rasa kita harus memastikan imi semua. Ibu merasa tidak enak dengan hal ini" akhirnya Cantika meluahkan kejanggalan di hatinya.

"Iya, Ayah juga rasa kita harus buat ujian dna" tutur Adnan.

"Apa maksudnya? Kalian meragukan Rina sebagai anak kalian?" tanya papa Daren.

"Tidak ada salah nya jika kami ingin memastikan nya" balas Adnan tenang.

Sharon dan kedua abang kembar nya lebih memilih berdiam diri. Biarlah itu menjadi keputusan kedua orang tua mereka. Tugas mereka hanyalah mengikuti alurnya saja.

Sedangkan Daren di satu sisi, merasa gusar. Takut Rina sadar dan menceritakan semua nya. Dia harus segera memastikan Rina tidak membuka mulut.

Dan hal yang ditakuti nya pun terjadi, Rina mulai sadar dari pingsan nya.

"Ayah, Ibu" lirih Rina. Hal pertama yang diliat nya adalah kehadiran Ibu dan Ayah nya.

Cantika bangkit dari duduk dan mendekati gadis itu.

"Bagaimana kabar kamu?" tanya Cantika lembut. Rina membalas dengan senyuman kecil.

"Rina bagaimana kamu bisa jatuh tangga sayang?" tanya mama Daren yamg kini berdiri di samping nya.

Rina kemudian menoleh menatap Daren yang turut memandang nya tajam seakan memberi amaran melalui pandangan nya.

"Rina tersadung lalu hilang imbangan ma" jawab Rina menipu. Membuag Daren menghela nafasnya.

"Kamu tau kan kalau kandungan kamu gugur" tutur Cantika berhati hati sambil tangan nya mengusap kepala nya.

Rina mengangguk pelan memasang muka sedih. Namun dalam hati, dia merasa lega. Dia juga tidak menginginkan anak itu. Tapi dia tidak tega untuk menggugurkan nya. Dia tidak mau menjadi seorang pembunuh.

Anggap saja, dia tutup mulut untuk kelakuan Daren yang sudah mendorong nya sebagai imbalan karna anak mereka gugur. Mereka impas kan. Dasar psikopat!

Sharon menatap kedua pasangan muda itu. 'Aneh! Apa yang mereka sembunyikan? Apa Daren yang mendorong nya jatuh? Tapi kenapa Rina malah menolong nya? Ada yang ngga beres disini' batin nya.

Cantika dalam diam mengambil beberapa helai rambut Rina untuk dijadikan sampel buat ujian dna. Mereka akan rahasiakan ini daripada gadis itu dulu.

___________________________________________

Adnan bersama isteri dan anak nya keluar dari ruangan itu setelah hampir satu jam lamanya.

"Sayang, kalian pulang dulu ya. Ayah sama Ibu masih ada urusan di sini" ucap Cantika pada anak anak nya.

Lalu kedua nya berlalu pergi. Mereka akan membuat ujian dna hari ini. Setelah bertemu dengan doktor dan mengambil sampel darah.

"Ini akan mengambil waktu selama dua hari. Saya akan menghubungi anda jika hasilnya sudah siap" ujar sang doktor.

"Baik dok, saya akan menunggu hasilnya" balas Adnan. Setelah itu keduanya pun pulang ke rumah.

___________________________________________

Di satu sisi yang lain. Keempat sahabat itu masih berada di apartment Kaivan. Menyiasat hal kejadian tadi siang.

"Kai, kita udah dapat rakaman cctv dari lampu trafik berdekatan. Mobil itu emang benar milik Daren" ucap Arkan.

"Dugaan kita benar. Emang dia pelaku nya" celetuk Dion.

"Gimana Kai?" tanya Bima menatap sahabatnya.

"Dia salah orang kalau mau cari masalah" ucap Kaivan tersenyum miring.

"Gue harap lo gak berlebihan" ucap Bima dengan wajah khawatir.

Khawatir akan nasib Daren nantinya. Kaivan adalah manusia paling gila dia pernah kenal. Lelaki itu tidak akan segan segan menghancurkan sesiapa yang sudah berani mengusik nya.

Kaivan bukanlah ketua geng atau ketua mafia, hanya saja lelaki itu suka bertindak semaunya. Mungkin karna kuasa dan kekayaan yang di miliki nya hingga dia tidak mengenal takut.

Namun jangan salah, Kaivan bukanlah orang yang angkuh dan suka pamer kekayaan nya. Hanya saja dia akan menjadi antagonis pada yang berani mengusiknya.

___________________________________________

Keesokkan harinya, di sekolah. Bima berlari dengan wajah panik mencari Sharon ke kelas nya.

"Sha ikut gue sekarang" ujar Bima menarik Sharon keluar kelas. Tidak peduli pada guru yang mengajar.

"Apaan sih bim, gak liat ada guru di depan" tepis Sharon.

"Ini darurat. Kaivan jadi gila" seru Bima.

Sharon melotot dengan segera dia berlari keluar dari kelas.

"Dimana?" tanya Sharon

"Di lapangan belakang sekolah" balas Bima

Kedua nya berlari ke arah lapangan yang letak nya di belakang sekolah. Diliat dari kejauhan, Arkan dan Dion mencoba menghentikan Kaivan.

"Kaivan!!" jerit Sharon. Alangkah terkejut nya dia melihat amarah Kaivan yang membogem Daren sehingga lelaki itu tidak sadarkan diri.

Keadaan Daren cukup mengenaskan. Terdapat luka di sekitar tubuhnya. Seperti nya Kaivan menggunakan besi untuk memukul nya. Tangan nya mungkin patah di liat dari keadaan nya bagaikan keseleoh.

Sharon melihat tangan Kaivan yang berbalut rantai besi. Tepat dugaan nya.
Kemudian dia menarik Kaivan dari tangan Arkan dan Dion.

"Kai! Apa apaan lo? Kenapa sampe gini?" marah nya pada Kaivan.

Kaivan menatap nya marah kemudian lelaki itu melengos pergi tanpa menjawap nya.

"Kaivan!!" jerit Sharon memanggil nya.

"Biarin dia dulu, dia pasti ke rooftop buat tenangin diri" ucap Bima menahan Sharon dari mengejar Kaivan.

"Dia kenapa? Daren salah apa lagi sampe segini nya dia di pukul?" tanya Sharon.

"Kan, yon mending kalian panggil ambulans" arah Bima melihat keadaan Daren yang terkulai layu di tanah.

"Udah, bentar lagi datang" balas Arkan.

"Hubungin om Kedrick juga" ucap Dion lalu Bima menghubungi orang tua Kaivan.

"Sha, gue bisa minta tolong?" tanya Bima. Sharon mengangguk.

"Tolong percaya sama Kaivan" ucap Bima berlalu pergi.

Sharon mengerutkan kening nya menatap Bima yang kian menjauh. Lalu dia menoleh pada Arkan dan Dion. Keduanya hanya tersenyum pada gadis itu.

"Mungkin sekarang lo bisa susul Kaivan ke rooftop" ucap Arkan.

Tidak menunggu lama, Sharon berlari pergi dari situ. Hanya satu tujuan nya. Ke rooftop menemui Kaivan.

AGAIN? Antagonis FIANCE! (Reinkarnasi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang