Rebirth of Joy

Bab 44

◎Blood Night Village, pembalikan ganda◎

Sebelum malam semakin gelap, Xue Fang tiba di Desa Xiaomi.

Dia datang pada waktu yang tepat, karena saat ini, situasi di tiga desa di Lujiang sangat rumit dan berbahaya.

Setelah insiden Zou Yongyan, Departemen Inspeksi Lujiang untuk sementara diserahkan kepada Han Qing untuk mengambil alih komando. Bagaimanapun, Han Qing berada di Jinkou dan Xue berada di Liyang kali ini, Han Qing hanya membawa lebih dari seratus orang-orang bersamanya. , tapi Xue Fang hanya membawa dua puluh, dan mengalokasikan setengahnya untuk Yang Yi dan Qi Feng.

Sore harinya, Han Qing membawa seorang dokter ke Desa Zhongmi untuk merawat penduduk desa, namun secara tak terduga membunuh seseorang dan menyebabkan kemarahan publik.

Namun penduduk desa tidak berani menghadapi langsung pihak inspeksi, sehingga mereka menumpahkan amarahnya kepada leluhur dan cucu Mu Ya di Desa Xiaomi.

Ketika berita ini diberitakan pada siang hari, hanya ada sekitar selusin orang yang sakit di Desa Zhongmi. Menjelang senja, jumlah orang di Desa Zhongmi hampir mencapai seratus, seperti api yang menyebar oleh angin kencang.

Penduduk desa secara alami sangat ketakutan. Jika terus begini, dalam satu malam, hanya akan ada beberapa orang yang masih hidup yang tersisa di seluruh desa.

Selain itu, dukun di desa mengipasi api, bersumpah bahwa Rakshasa-lah yang menyebabkan masalah dan penyebab bencana harus dihilangkan sebelum orang-orang yang jatuh dapat dihidupkan kembali. Penduduk desa yang memiliki pasien di rumah menjadi merah Tentu saja mereka khawatir. Yakin akan hal ini, mereka membentuk kelompok dan bergegas ke Desa Xiaomi.

Sebelumnya, Peipei setengah membawa Qi Feng dan setengah lagi memegang Qi Feng, dan butuh banyak usaha untuk keluar dari Lembah Kepala Manusia.

Jalan pegunungan itu terjal dan puncaknya tinggi serta berat. Dia hanya bisa mengertakkan gigi dan menggunakan seluruh kekuatannya.

Kaki Qi Feng terseret ke tanah, mengeluarkan suara mencicit, ditambah dengan goyangan semak di kedua sisi, kicauan burung di hutan, dan napasnya yang berat.

Berbagai suara tersebut saling terkait sehingga Peipei tidak bisa lagi memperhatikan apakah suara Yang Yi ada di belakangnya, bahkan dia memiliki ilusi bahwa Yang Yi selalu mengikutinya.

Saat tersandung menuruni gunung, Peipei kelelahan dan akhirnya kehilangan kendali atas keseimbangannya. Kakinya terpeleset dan dia serta Qi Feng berguling menuruni lereng bukit.

Setelah beberapa saat, Peipei berjuang untuk bangun. Dahinya terkena batu dan berdarah. Dia memikirkan Qi Feng: "Saudaraku!" Dia buru-buru bangun untuk mencarinya dan memeriksa kondisinya.

Wajah Qi Feng terasa sedikit panas, tapi dia masih belum bangun. Beberapa luka yang sebelumnya menempel di tubuhnya cenderung pecah karena benturan dan tarikan ketika dia berguling.

Setelah pemeriksaan singkat, Peipei hampir menangis: "Tuan Yang..."

Saya ingin meminta Yang Yi untuk datang dan menunjukkan Qi Feng, tetapi kemudian saya tiba-tiba menyadari bahwa saya belum pernah melihat Yang Yi dengan mata kepala sendiri.

Peipei beruntung, mengira Yang Yi mungkin secara tidak sengaja terguling ke tempat lain ketika dia terpeleset. Dia dengan cepat mencari-cari tetapi tidak menemukan jejak orang atau anjing.

Saat itulah Peipei menyadari sesuatu. Dia mengangkat kepalanya dan melihat ke atas lereng, mengetahui bahwa Yang Yi mungkin tidak mengikuti.

Peipei berteriak "Tuan Yang" dan bergegas maju dengan tangan dan kaki untuk mencari Yang Yi. Tapi begitu dia bergerak, dia mendengar suara aneh datang dari rumput.