Deruan ombak pantai menghantam bibir pantai, begitu pula yang terjadi di salah satu kamar penginapan yang ada di pantai X.
Di kamar dengan nomor 103 itu, terdengar bunyi yang sangat nyaring. Bunyi desahan dengan bunyi khas dari sebuah tempat tidur yang sedang bergoyang.
Di dalamnya, terlihat dua orang yang telanjang bulat. Mereka memakai sebuah topeng untuk menutupi wajah mereka masing-masing.
"Ahkkkk! Lebarkan kedua kakimu!," ucap pria yang mendominasi ketika melihat lawan mainnya itu menutup kakinya.
Pria yang menjadi lawannya hanya dapat mengangguk, ia masih sibuk mengatur nafasnya. Ia meremas seprai yang kini tak lagi berbentuk.
Tak lama setelahnya, pria yang mendominasi permainan itu telah mengeluarkan sperma di dalam lubang pria yang menjadi lawan mainnya.
Keduanya saling menatap, pria dominan itu masih menindih lawan mainnya. Ia memegang topeng pria tersebut.
"Jangan...," ucap pria yang tubuhnya sedang ditindih.
"Kenapa?," jawan pria dominan tersebut.
"Aku..."
Pria tersebut belum melanjutkan perkataannya, dengan kasar pria yang mendominasi permainan menarik topengnya.
"Apo...?," ucap pria dominan tersebut dengan terkejut.
Ya, pria yang menjadi pihak bawah tersebut adalah Apo. Nama lengkapnya yaitu Apo Nattawin Wattanagitiphat.
"H-huh...," ucap Apo dengan gugup.
Apo pun langsung menarik balik topeng pria yang masih menindih badannya. Ia pun meneguk salivanya dengan kasar setelah melihat siapa yang ada dibalik topeng tersebut.
"Sial...," ucap Apo.
"Dari sekian banyaknya pria, kenpa gua dapet lo, Mile?," lanjut Apo.
Pria yang disebut 'Mile' pun memutar balikkan bola matanya. Ia memberikan ekspresi tak percaya.
"Seharusnya gua yang nanya gitu ke lo," ucap Mile. Ia segera merubah gaya bahasanya. Mile pun mendengus kesal pada Apo.
"Mile Phakphum Romsaithong, lo sinting," ucap Apo sembari memanggil nama lengkap dari pria yang masih menindih badannya.
Mile pun kesal karena ia dipanggil 'sinting' oleh pria didepannya. Ia pun segera mengeluarkan penisnya dari lubang Apo yang masih basah dan hangat karena spermanya.
Setelahnya, Mile pun memasukkan penisnya secara kasar dalam satu kali hentakan. Membuat Apo mendongak, ia meremas seprai.
"B...bangsat!," ucap Apo dengan terbata-bata.
Mile terkekeh, "pertama kali, ya?"
"Diem! Keluarin pusaka lo!," paksa Apo.
Mile tak menghiraukan perkataan Apo, ia pun menjilat puting Apo. Tubuh tan tersebut mengeliat seperti cacing kepanasan ketika Mile berhasil mengulum putingnya.
Apo pun dengan sekuat tenaga mendorong dada Mile, agar menjauh darinya. Tampaknya, usahanya sia-sia. Mile masih mengulum putingnya tanpa merubah posisi sedikitpun.
"Nghhhkkk...s...ttoppp!"
Mile yang mendengarkan desahan dari Apo segera memberikan senyuman tipis. Ia menatap Apo dengan penuh nafsu.
Mile pun mendekatkan wajahnya menuju wajah Apo, menatap bibir Apo yang berwarna merah muda seperti putingnya. Ia pun menghampiri bibir Apo.
Apo segera menahan bibir Mile yang hampir mengenai bibirnya dengan telapak tangannya sembari menggelengkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILEAPO || ONE NIGHT STAND 18+ [ COMPLETED ]
Storie d'amoreOne night stand adalah sebuah acara yang digelar pada malam hari. Mungkin hal ini hampir sama dengan pesta, namun disinilah para pengunjung berpakaian bebas menutup identitas atau tidak. Mereka juga dibebaskan untuk tidur dan bersetubuh. ‼️MPREG‼️