Yim sedang meluruskan kaki dan memijatnya pelan. Hampir 10 jam latihan dance membuat otot paha dan betisnya kencang.
Beberapa temannya masih terlihat mengulang koreografi. Pria bermata bak bulan sabit itu takjub dengan stamina rekannya, mereka masih kuat bergerak setelah latihan selama itu.
"Yim, kau sudah selesai?"
Mendengar namanya dipanggil, Yim menoleh ke sebelah kirinya. "Sudah, phi. Kalau lebih dari ini aku tidak yakin masih bisa melangkah lagi."
Max, seniornya di agensi tertawa pelan. "Kalau begitu cepat mandi dan ganti baju. Setelah ini aku dan Nat mau makan malam di resto BBQ, kau dan Tutor mau ikut?"
Sejenak berpikir, kemudian Yim menggeleng. "Kakiku sudah tidak kuat, phi. Paling nanti aku dan Tutor akan pesan makanan ke condo."
"Baiklah, kalau begitu kami duluan ya." pamit Max. Yim mengangguk, kemudian memperhatikan Max dan Nat berjalan keluar ruangan sambil saling merangkul.
Selintas ada perasaan iri di hati Yim. Sewajarnya pasangan itu bebas menunjukkan pada publik kan? Selama hal itu tidak merugikan pihak lain.
Berbeda dengan Yim. Hampir tiga tahun dia bergabung di agensi, dan dua tahun berpacaran dengan Tutor. Selama itu juga dia harus pandai-pandai menyimpan rahasia dari semua orang.
Agensinya, melarang artis asuhannya untuk menjalin kisah cinta. Terkecuali yang sudah mendapat izin dari Eksekutif Produser, dan pasangan itu mendapat banyak dukungan dari penggemar.
Yim dan Tutor dipasangkan di satu series, dan kecocokan dari semua hal membawa mereka jadi pasangan sungguhan. Mereka sangat ingin meminta persetujuan dari agensi, dan menjalani hubungan tanpa takut tertangkap basah.
Karena sifat aslinya yang blak-blakan, Yim beberapa kali hampir kelepasan di depan kru. Untung saja Tutor yang lebih kalem berhasil menutupi dan menghilangkan kecurigaan.
Sejauh ini baru ada dua pasangan resmi yang diumumkan ke publik, salah satunya Max dan Nat. Dua orang itu juga sudah tahu soal hubungan Tutor dan Yim, tapi mereka memilih mendukung diam-diam.
"Kau belum mandi?"
Lamunan Yim bubar saat kepalanya dijatuhi handuk kecil, hingga menutupi wajahnya. Begitu mendongak, sudah ada Tutor yang rambutnya terlihat basah. Refleks Yim menelan ludah, pacarnya ratusan kali lipat lebih seksi sekarang.
"Kenapa malah melamun? Cepat mandi sana, nanti keburu malam." ujar Tutor.
Yim terkesiap. Hampir saja fantasi liarnya menguasai otak. "Iya, aku mandi sekarang." jawabnya sambil berdiri dengan susah payah. Kakinya terasa diikat dengan bola besi yang berat, sampai membuatnya sulit melangkah.
Konser tahunan agensi membuat para artis berlatih koreografi dan tehnik suara lebih intens dari biasanya. Walaupun konsernya masih empat bulan lagi, latihan sudah dimulai dari sekarang.
Setelah mandi dan ganti baju, Tutor dan Yim langsung pulang setelah berpamitan dengan rekan artis yang lain dan juga para kru. Di perjalanan, mereka memutuskan mampir ke drive thru terdekat dan membeli makan malam disana.
"Hari ini aku menginap di tempatmu, ya." ujar Yim.
Tutor yang matanya terkunci ke jalanan hanya mengangguk. Jalanan di malam hari saat lengang justru membutuhkan fokus yang lebih, karena biasanya pengemudi cenderung menambah kecepatan di saat seperti ini.
"Lagipula besok kita ada jadwal bersama, kan. Jadi sekalian saja.." sahut Tutor.
Setelah sampai di condo, Yim memutuskan turun di lobi. Tutor bilang sepupunya sudah menunggu disana, dia tidak bisa masuk karena tidak punya kartu akses.
![](https://img.wattpad.com/cover/379815445-288-k566800.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, You, and Everything Between..
RomanceTutor dan Yim bukan sekedar partner kerja. Dua anak manusia itu saling jatuh cinta, tapi entah kenapa dunia di sekitar mereka seolah tak mendukung. Apa mereka harus bertahan? Atau harus dipisahkan?