Part - 2

53 4 0
                                    

Pagi ini cuaca terlihat cerah. Angin sejuk juga sering berhembus, membuat suhu udara stabil dan tidak lembab.

Tutor masih betah duduk di depan kemudi mobilnya. Sudah hampir 15 menit dia seperti itu, dan terlihat belum ada keinginan Tutor untuk keluar.

Saat ini dia sudah tiba di basecamp agensi. Basecamp yang dimaksud bukan gedung, melainkan rumah mewah yang dijadikan tempat berkumpul para artis. Rumah itu juga bisa dijadikan tempat menginap saat si artis pulang larut malam, dan besok paginya ada jadwal lain.

Tutor memikirkan celetukan Yim semalam. Memang benar, dibandingkan dirinya Yim jauh lebih vokal. Meskipun terikat kontrak, tidak serta merta membuatnya tunduk dibawah kaki pimpinan agensi.

Jujur saja, Tutor kagum dengan sikap Yim yang seperti itu. Dia yang pendiam dan penurut, bertemu dengan Yim yang ceria dan blak-blakan. Yim sudah seperti sosok idaman Tutor, walau semua sikap Yim berbanding terbalik dengannya.

Ddrrttt.. ddrrttt..

Ponsel yang diletakkan di dashboard bergetar. Panjang umur, Yim menelponnya.

"Ada apa, Yim?"

"Kau dimana? Kok belum datang?" tanya Yim. Dari nada suaranya sepertinya dia sedang tenang hari ini.

"Aku sudah sampai, tapi masih di mobil. Sebentar lagi aku kesana." jawab Tutor sambil mematikan mesin. Kemudian mengambil tas dan beberapa barang lain dan keluar dari mobil. "Tunggu saja disana." Setelah memastikan mobilnya terkunci, dia menaiki tangga dan membuka pintu kaca tebal.

Sembari berjalan, Tutor menyapa beberapa staf yang ia temui. Sesampainya dia di depan pintu bertuliskan 'Meeting Room', dia mendorong pintu itu kemudian masuk ke dalam.

"Maaf menunggu lama.." ujar Tutor setelah masuk ke ruangan. Yim memberi isyarat tangan untuk duduk di sebelahnya.

"Tenang saja, phi Bas juga belum datang kok." jawab Max. "Tapi tumben sekali kita disuruh berkumpul begini, padahal hari ini jadwal masing-masing, kan?"

Tutor tidak menjawab, tapi bibirnya tersenyum getir. 'Perasaanku tidak enak..' batinnya.

Tak lama kemudian sosok pria tegap penuh wibawa masuk ke ruang meeting. Hampir semua artis terlihat fokus memperhatikan langkah pria itu, kecuali satu.

Yim hanya melirik sekilas, kemudian menguap. Kentara sekali dia sangat tidak peduli.

"Maaf mengganggu waktu pagi kalian. Tapi aku hanya ingin memberitahu beberapa hal penting.." ujar Bas. "Kalian pasti ingat, beberapa bulan lagi konser tahunan kita akan dimulai. Walaupun cuma dua hari, tapi semuanya harus fokus dan menjaga kesehatan."

'Intinya saja sih..' Mungkin itu isi hati semua artis yang sedang duduk menahan kantuk disitu.

"Dan hal penting lainnya.." Bas melirik Tutor, kemudian berpindah ke Yim. "Tutor, Yim.. Setelah konser selesai kalian tidak akan beraktifitas sebagai partner lagi."

"HAH?!"

》_《

Menu makan siang itu hanya ditatap malas oleh Namping. Padahal menu hari ini terlihat lezat, tapi entah kenapa nafsu makan pria mungil itu menguap hilang di udara.

"Hei, kau kenapa?" tepukan ringan di bahunya membuat Namping menoleh. Terlihat Kong yang membawa nampan berisi makan siangnya dengan satu tangan.

"Tidak ada apa-apa.." jawab Namping, tapi nada suaranya berbanding terbalik.

Kong berdecih. "Tidak ada apa-apa tapi suaramu terdengar depresi berat tuh.." ujarnya. "Ada apa sih?"

Namping memegang sendok, tapi bukan untuk menyuapkan nasi ke mulutnya. Dia hanya mengaduk asal lauknya, sesekali matanya melirik ke arah Kong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Me, You, and Everything Between..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang