Jakarta Hari ini || Jicheol

255 39 5
                                    

Berikut adalah versi revisi dari teks Anda. Saya fokus menjaga suasana emosi karakter, memperjelas alur, dan meningkatkan kelancaran bahasa.

---

"Ngga jadi lagi?" Seungcheol menghela napas, menahan kekecewaan.

"Maaf, aku ngga bisa bolos lagi, Kak." Jihoon menjawab pasrah.

"Harusnya kamu bilang lebih dulu, aku udah rapi, terus tiba-tiba batal?" Seungcheol menghela napas, suaranya mulai meninggi. "Udahlah, terserah kamu!" katanya, lalu menutup telepon dengan kasar.

Suasana hati Seungcheol benar-benar buruk pagi itu. Pacarnya selalu sibuk-entah latihan basket, les musik, atau kegiatan lain. Mereka memang masih satu sekolah, tapi tetap saja jarang bertemu.

Saat Seungcheol hendak masuk ke rumah, teleponnya kembali berdering. Dengan kesal, ia menjawab tanpa melihat nama pemanggil.

"Apa?!"

"Eh, marah-marah nih? Mau jalan nggak, Kak?"

Seungcheol terkejut, lalu melirik layar ponsel. Ternyata Kim Mingyu, adik kelasnya yang belakangan sering menggodanya. Mingyu bahkan terang-terangan menyatakan perasaannya pada Seungcheol, meski tahu Seungcheol sudah punya pacar.

"Ngga mau, udah ngga mood." Jawab Seungcheol ketus.

"Yah, padahal aku udah di depan rumah, lho." Mendengar ini, Seungcheol buru-buru keluar dan melihat Mingyu duduk di atas motornya, melambaikan tangan.

Seungcheol berjalan mendekat, menatap Mingyu bingung. "Kenapa lo bisa ada di sini?"

"Kan aku udah bilang mau ngajak Kak Cheol jalan." Mingyu tersenyum jahil. "Ayo naik, aku antar ke mana pun Kakak mau."

Seungcheol terdiam, ragu. Dia sudah rapi untuk bertemu Jihoon, tapi pacarnya malah membatalkan. Akhirnya, ia menatap Mingyu lagi, lalu mengangguk dan naik ke motor. Mingyu tersenyum puas.

"Let's go!"

---

"Jadi benar kamu selingkuh sama Mingyu?" Jihoon menatap Seungcheol tajam.

"Selingkuh apaan sih? Aku ngga pernah selingkuh!" Seungcheol bersikeras.

"Kamu marah, berarti benar," Jihoon menimpali dingin.

"Ngga, aku ngga selingkuh sama Mingyu!"

"Kamu bohong. Selasa kemarin aku lihat kamu sama dia, begitu juga hari-hari lainnya." Suara Jihoon bergetar, "Awalnya aku berpikir positif, tapi kalian sudah terlalu sering bersama."

"ITU KARENA KAMU NGGA PERNAH ADA BUAT AKU! KAMU SELALU SIBUK!" Seungcheol membalas penuh emosi.

"BUKAN BERARTI KAMU BERHAK SELINGKUH!" Jihoon kehilangan kesabaran.

"Aku ngga selingkuh!" Seungcheol membela diri sekali lagi.

"Cukup. Sudah cukup. Kita selesai sampai di sini." Jihoon pergi, meninggalkan Seungcheol yang jatuh terduduk di lantai rooftop.

Sejak itu, hidup Seungcheol berubah. Ia merasa bersalah, bahkan mulai menghindari Mingyu. Meski ada perasaan pada Mingyu, ia terus merasa Jihoon tak tergantikan. Namun, penyesalannya selalu datang terlambat.

Setelah lulus kuliah dan bekerja di perusahaan akuntan, Seungcheol menjalani hidupnya tanpa pasangan, takut menyakiti seperti ia menyakiti Jihoon. Kehidupannya monoton, hanya kerja dan pulang ke kamar kos. Dia berharap Jihoon menemukan kebahagiaan yang tidak bisa ia berikan.

---

"Please, temenin gue, Josh..."

"Ngga bisa, Cheol. Gue besok pulang, nyokap kangen."

SEUNGCHEOL HAREM || OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang