Johnny Suh adalah seorang murid pertukaran pelajar dari Amerika yang baru saja tiba di Jakarta untuk menjalani setahun di kelas 2 SMA. Dengan semangat yang membara, ia melangkah ke sekolah barunya, namun rasa cemas menggelayuti hatinya. Johnny tahu bahwa bahasa Indonesia bukanlah keahliannya, dan ia khawatir akan kesulitan beradaptasi di lingkungan yang asing.
Begitu memasuki kelas, Johnny disambut oleh Seungcheol, ketua kelas yang manis dan ramah. Seungcheol memperhatikan Johnny yang terlihat kebingungan.
"Hi, are you Johnny? Welcome to our class! I'm Seungcheol," ucapnya dengan senyum lebar.
"Hi! Yes, I'm Johnny. Thank you for welcoming me," jawab Johnny, berusaha terdengar percaya diri meski dalam hati ia masih merasa ragu.
"Don't worry! I'll help you get used to everything here. Let's start with the basics. Can you say 'Apa kabar?' It means 'How are you?'" Seungcheol menjelaskan sambil tersenyum.
Johnny mengangguk, berusaha meniru. "Apa kabar?"
"Bagus! You're doing great!" puji Seungcheol. Johnny merasa sedikit lega, dan rasa cemasnya mulai berkurang.
______
Hari pertama di kelas berlalu dengan cepat. Johnny duduk di samping Seungcheol yang selalu membantu menjelaskan pelajaran dalam bahasa Inggris. Seungcheol tidak hanya baik hati, tetapi juga pintar dan penuh semangat. "If you don't understand something, just say 'Saya tidak mengerti,'" ujarnya sambil tersenyum.
"Okay, I'll remember that!" Johnny menjawab, merasa berterima kasih kepada Seungcheol.
Seiring berjalannya waktu, Johnny mulai merasa lebih nyaman di sekolah. Dia berusaha belajar bahasa Indonesia meski masih banyak kesulitan. Setiap kali Johnny merasa bingung, Seungcheol selalu ada untuk membantunya. Mereka sering belajar bersama di rumah Seungcheol, membahas pelajaran dan berlatih berbicara.
"Johnny, let's practice some conversations. I'll be the waiter, and you'll be the customer," Seungcheol berkata suatu sore.
"Okay! Can I have a glass of water, please?" Johnny menjawab, berusaha terdengar alami.
"Sure! Here's your water. What else do you want?" Seungcheol menjawab dengan nada ceria.
Mereka tertawa, dan Johnny merasakan kenyamanan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Persahabatan mereka semakin kuat seiring waktu. Johnny mulai mengenal budaya Indonesia dan mencoba berbagai makanan lokal. Dia sangat menyukai nasi goreng dan rendang, yang menjadi hidangan favoritnya.
Suatu malam, saat mereka belajar, Johnny berkata, "Seungcheol, I really appreciate everything you've done for me. You make me feel at home here."
Seungcheol tersenyum. "I'm glad to hear that, John. You're like family to me now."
Kata-kata itu membuat Johnny merasa hangat di hati. Semakin sering mereka bersama, semakin kuat perasaan Johnny terhadap Seungcheol. Ia menyadari bahwa perasaannya mulai berkembang menjadi sesuatu yang lebih dalam. Namun, Johnny ragu untuk mengungkapkan perasaannya, takut merusak persahabatan mereka.
______
Hari-hari berlalu, dan bulan-bulan pun berlalu. Johnny dan Seungcheol semakin dekat. Mereka menghabiskan waktu bersama, belajar, bermain, dan saling bercerita tentang kehidupan masing-masing. Johnny sering kali membantu Seungcheol dalam belajar bahasa Inggris, sementara Seungcheol terus membimbing Johnny dengan bahasa Indonesia.
Pada suatu hari, saat mereka sedang duduk di taman sekolah, Johnny bertanya, "Seungcheol, do you believe in love at first sight?"
Seungcheol terkejut dengan pertanyaan itu. "Hmm, I think it's possible. Why do you ask?"
"I don't know... I just feel like sometimes, you meet someone and everything just clicks. Like when I first met you," Joni menjawab, berusaha jujur.
Seungcheol tersenyum lembut. "I felt something special too when we met. You're different from anyone I've ever known."
Johnny merasakan detak jantungnya berdegup kencang. Dia ingin sekali mengatakan apa yang sebenarnya ada di hatinya, tetapi kata-kata itu terasa berat untuk diucapkan.
Beberapa minggu kemudian, Johnny dihadapkan pada kenyataan pahit. Waktu pertukaran pelajarnya hampir habis, dan dia harus kembali ke Amerika. Saat itu, Johnny merasakan ketidakpastian. "What will happen to us after I leave?" pikirnya.
Malam sebelum keberangkatannya, Johnny dan Seungcheol bertemu di tempat favorit mereka, sebuah kafe kecil di dekat sekolah. Johnny merasa berat untuk mengucapkan selamat tinggal.
"Seungcheol, I have something to tell you," Johnny memulai percakapan dengan nada serius.
"Apa itu?" tanya Seungcheol, sedikit cemas.
"I... I think I have feelings for you. I didn't expect it to happen, but being with you makes me happy," ungkap Johnny, hatinya berdebar-debar.
Seungcheol terdiam sejenak, merenungkan kata-kata Joni. "Johnny, I feel the same way. You've changed my life in so many ways. But... what will happen when you go back?"
Johnny menghela napas dalam. "I don't know. But I promise I will come back. I want to finish my studies here, and after that, I want to be with you."
"Are you sure?" tanya Seungcheol, matanya berbinar.
"Yeah, I'm sure. I'll come back for you," Johnny berjanji, penuh harapan.
Mereka menghabiskan sisa malam itu dengan berbicara, tertawa, dan mengenang semua momen indah yang telah mereka lalui. Johnny merasa lega telah mengungkapkan perasaannya, dan Seungcheol juga merasakan hal yang sama.
______
Keesokan harinya, saat keberangkatan Johnny tiba, suasana terasa berat. Mereka berdiri di depan gerbang bandara, saling memandang dengan penuh haru.
"John, I will wait for you," kata Seungcheol, suaranya sedikit bergetar.
"I'll miss you so much, Seungcheol. I promise to come back," balas Johnny, mencoba menahan air mata.
Setelah mengucapkan selamat tinggal, Johnny melangkah pergi, namun hatinya masih tertinggal di Jakarta. Dia tahu bahwa perjalanan mereka belum berakhir. Setiap hari, Johnnybberusaha untuk tetap terhubung dengan Seungcheol melalui pesan dan video call, berbagi cerita tentang kehidupan mereka masing-masing.
______
Waktu berlalu, dan Johnny akhirnya menyelesaikan studinya di Amerika. Ia selalu ingat janji yang diucapkannya pada Seungcheol. Ketika saatnya tiba, Johnny memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Dalam hatinya, ia telah mempersiapkan semua yang ingin dia katakan.
Setibanya di Jakarta, Johnny merasakan kerinduan yang mendalam. Semua kenangan indah itu mengalir dalam pikirannya. Dia segera menuju ke sekolahnya, tempat di mana semua kisah indah bermula.
Saat memasuki sekolah, Johnny melihat Seungcheol berdiri di taman, sama seperti saat mereka pertama kali bertemu. Johnny merasa jantungnya berdebar. "Seungcheol!" teriaknya.
Seungcheol menoleh, dan wajahnya langsung bersinar. "Johnny! You're back!"
Mereka berlari saling mendekat dan berpelukan erat. "I can't believe you're here," ucap Seungcheol dengan mata berbinar.
"I promised I would come back," Johnny menjawab, tersenyum lebar.
Setelah berpisah selama setahun, mereka kini bisa bersama lagi. Johnny dan Seungcheol menghabiskan waktu bersama, mengenang semua kenangan indah dan merencanakan masa depan.
"Johnny, I'm so happy you're back. I really missed you," kata Seungcheol.
"Me too, Seungcheol. I want us to be together now, and forever," Johnny menjawab dengan penuh keyakinan.
Dengan keyakinan dan cinta yang kuat, mereka memulai babak baru dalam hidup mereka, berjanji untuk tidak pernah terpisah lagi. Johnny dan Seungcheol, dua hati yang terikat oleh cinta, akhirnya bersatu kembali, siap menghadapi segala tantangan di masa depan bersama-sama.
_______
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEUNGCHEOL HAREM || Oneshoot
FanfictionSeungcheol with siapapun pairnya. Yang ga suka ngga usah baca yah dik adik. SEUNGCHEOL BOTTOM JAYA JAYA JAYA!!!