9

4 0 0
                                    

Tak terasa 2 minggu telah berlalu, hari libur murid-murid sudah habis dan kini mereka akan kembali masuk sekolah. Berbagai ekspresi mereka tunjukan ketika akan memasuki sekolah lagi, ada yang senang akan kembali sekolah karena sudah rindu dengan teman-teman, ada yang senang karena mendapat kelas baru tapi ada juga yang malas karena masih ingin menambah masa libur nya namun tetap saja mereka semua ke sekolah hari pertama.

Jam 6 pagi Calulla sudah sarapan, biasa nya ia malas sarapan tapi kali ini ia sudah sangat terasa lapar sehingga ia pun makan, ia pun melahap nasi goreng buatan bibi padahal biasa nya ia makan hanya roti saja. Ia sarapan sendiri seperti biasa nya dan setelah menyelesaikan sarapan nya barulah ia di antar ke sekolah dengan sopirnya.

Jam 6. 40 Lala sudah sampai di sekolah yang masih sepi, ia berjalan menuju ruang osis karena hari ini ia akan bertugas untuk detik-detik terakhir sebelum pergantian pengurus yang baru. Sekitar 5 menit menunggu, Tito pun datang bersama wakil ketua Osis juga dan mereka bertiga pun mengobrol.

" Lo udah dari tadi,La?" tanya Tito.

" Nggak kok,palingan 5 menit yang lalu."

" Pagi juga loh."

" Iya soalnya jarak rumah gue ke sekolah kan agak jauh jadi harus berangkat pagi biar nggak telat."

" Emang murid teladan,pantesan lo marah-marah kalau ada yang siswa telat karena lo bisa membuktikan jarak bukan penghalang untuk kita bisa telat," puji Tito.

" Asal ada keinginan pasti kita bisa."
Tito tersenyum mendengar ucapan Lala yang sedang sibuk mengambil buku catatan nya untuk upacara nanti.

Setelah mengambil alat tempur untuk upacara nanti, Tito dan Lala keluar ruang Osis untuk ke kelas dulu menaruh tas mereka sedangkan waketos  sudah pergi lebih dulu. Tito dan Lala jalan beriringan karena kelas mereka memang searah, beberapa pasang mata menyaksikan itu dan ada yang memuji mereka cocok karena sama-sama good looking dan smart tapi ada juga yang mencibir khusus nya ke Lala karena mereka menganggap Lala tak pantas untuk Tito yang Perfect di mata para cewek-cewek. Apalagi reputasi Lala terkenal suka gonta ganti pacar sedangkan Tito pria baik-baik, Lala yang mendengar bisikan-bisikan itu hanya pura-pura tuli saja.

" Lo nggak apa-apa?" tanya Tito saat mereka sudah berada di tangga karena ia juga mendengar bisikan-bisikan siswi tadi saat jalan di koridor.

" Iya, gue udah khatam kok soal kek gituan jadi nggak usah khawatirin gue."

" Tapi mereka hanya melihat kamu dari luar nya saja La, mereka nggak tau sebaik apa kamu dan semenyenangkan apa kamu saat di ajak ngobrol."

" Thank atas pujian nya pak Ketos," ucap Lala sambil tersenyum.

Tito yang malah bengong melihat senyuman Lala, ia seakan terpanah oleh senyuman gadis di hadapan nya itu namun ia segera sadar karena Lala memukul pelan lengan nya.

" Malah bengong, kalau lo kesambet gimana, jangan bikin takut dong."

Tito hanya tertawa mendengar omelan Lala kemudian segera menyusul Lala yang sudah jalan lebih dulu tak lama Tito pun sampai duluan ke kelas nya kemudian Lala pun jalan terus karena kelas nya masih berada di depan namun hanya beda 1 kelas saja.

Lala memasuki kelas nya yang ternyata kedua sahabat nya sudah berada di dalam kelas, ia kemudian berlari menuju mereka dan mereka bertiga saling berpelukan melepas kangen karena selama libur ini mereka tidak pertemu di karenakan kedua sahabat nya pulang kampung untuk melewati masa libur mereka.

" Ahh, rasanya setahun deh baru kita ketemu," ucap Lala setelah pelukan mereka terlepas.

" Iya, kangen banget padahal hampir tiap hari kita ngobrol di grup,"lanjut Jasmine.

Satu Atap Bersama MusuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang