11

3 1 0
                                    

Pulang sekolah Shaka Cs nongkrong di Apartemen Kaivan karena berhubung Kaivan itu tinggal berjauhan dengan kedua orangtuanya, orang tuanya tinggal di luar kota dan tidak bisa menemani Kai berada di kota Jakarta karena pekerjaan orangtuanya berada dikota tersebut. Kai memang sengaja ke Jakarta ia sudah sejak awal berniat sekolah di HIS karena sekolah itu terkenal sekolah yang bagus dan elit. Kai juga tergolong keluarga mampu, kedua orang tua nya seorang pengusaha di kota nya sehingga ia pun bisa tinggal di apartemen dan bersekolah di sekolah swasta yang elit.

Empat sekawan itu kini sedang asik bermain Ps kecuali Shaka yang hanya berbaring di Sofa sambil bermain Hp, sejak pulang sekolah dan sampai di apartemen Kai, ia tidak minat ngapa-ngapain padahal sudah sejak tadi Farel dan Denis mengajaknya.

" Lo lagi sakit Ka?" tanya si Farel yang bingung melihat tingkah sahabatnya yang agak aneh.

Denis dan Kai pun menoleh melihat Shaka.

" Nggak, emang kenapa?"

" Lo kayak aneh akhir-akhir ini, lesuh banget, terus wajah lo agak pucat gitu."

" Hmmm, sebenarnya akhir-akhir ini gue nggak nafsu makan, sampai bunda gue ngomel-ngomel mulu karena kalau di rumah gue malas banget makan, nggak tau kenapa."

" Cacingan kali lu," ucap Denis dan malah di hadiahi lemparan bantal sama Shaka membuat Farel dan Kai tertawa.

" Kenapa lo nggak periksa ke dokter aja Ka? Eh atau suruh mbak Aira periksa lo aja." Kai memberi saran.

" Malas gue, gue nggak kenapa-kenapa kok cuman lagi nggak nafsu makan aja."

" Tapi muka lo pucat tau Ka."

" Si Shaka kayak orang ngidam aja , sampai nggak nafsu makan begitu," celetuk Denis asal sambil memainkan stik Ps nya.

" Sembarangan lo, emang lo pernah lihat cowok ngidam? Kan biasa nya cewek yang ngidam Denissss," balas Farel.

Mereka sudah kembali bermain Ps tapi tetap sambil ngobrol.

" Ih, ada tau. Sepupu gue cowok tapi pas bini nya hamil, malah dia yang ngidam. Persis kayak Shaka, dia nggak bisa makan, lemas dan pucat gitu."

" Tapi Shaka kan belum nikah Samsuddin, aneh-aneh lo."

Tiba-tiba Farel dan Denis kompak terdiam kemudian menatap Shaka yang masih diam di sofa.

" Lo nggak ngehamilin anak orang kan Ka?" tanya Farel penuh selidik.

" Yya a nggak lah, ngaco lo kalau ngomong. Lo tau kan gimana gue kalau pacaran, mana mau gue," jawab Shaka mengalihkan pandangan nya, sejujurnya ia sedikit gugup namun berusaha ia kontrol.

" Ya syukurlah kalau gitu tapi kan bisa aja lo khilaf, ada pacar lo yang body nya aduhai hai hai gitu terus lo nggak tahan. Kan bisa aja kan?" Farel minta persetujuan namun hanya Denis yang setuju, Kai hanya diam.

" Atau jangan-jangan lo pernah di perk*sa sama cewek lagi Ka, terus pacar lo jadi nya hamil."

" Gila ya lo pada, makin ngelantur omongan lo." Shaka tidak habis pikir sama ucapan dua sahabat nya itu yang makin ngelantur.

" Kai, buang gih tuh 2 makhluk dari unit lo, sumpah makin bikin gue lemas," ucap Shaka kemudian menutup muka nya dengan lengan karena ia berniat mau tidur saja.

" Jahat banget lo," ucap Denis sok menyedihkan.

Namun Shaka sudah tidak menanggapi, ia sudah terlelap di sofa meninggalkan ketiga sahabat nya yang masih sibuk bermain Ps namun lama kelamaan Kaivan pun lelah dan berhenti main juga. Ia juga ikut ke Sofa sebelah untuk beristirahat dan tersisa lah 2 bocah freak itu yang masih asik bermain.

Satu Atap Bersama MusuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang