Ka Hanin
onlineHarsha, kamu dimana? Kaka cari dikelas, kamu ga ada.
09.30 a.mGue di UKS ka, kaka kesini aja ada ka Mauren juga
09.31 a.mTanpa berlama-lama, Hanin bergegas ke uks untuk melihat kondisi Harsha, ia sangat takut sekali terjadi apa apa dengan Harsha.
Sesampainya Hanin di UKS, ia melihat Mauren yang terbaring di ranjang dengan muka nya yang lebam, bajunya yang kotor, dan Harsha berada disampingnya.
"Ka.. gue tau lo benci gue tapi kalo lo dibully lagi, bilang sama gue, ga tega gue ngeliat lo kaya gini" ucap Harsha dengan rasa peduli dan kekhawatiran nya terhadap Mauren.
Mauren hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum sedikit kepada Harsha sebagi bentuk terimakasih karna Harsha sudah menolong dirinya.
Hanin yang sedari tadi memperhatikan mereka, mulai mengangkat suaranya sambil berjalan ke arah Harsha. "Sha.. kaka tau niat kamu mau nolongin Mauren, tapi kamu juga harus bisa ngerawat diri kamu sendiri" ucap Harsha sambil membersihkan luka luka di tangan dan wajah Harsha.
"makasih ya ka, dan maaf gue sering ngerepotin" ucap Harsha sambil tersenyum memperlihatkan giginya, yang membuat Hanin merasa gemas dengan adiknya itu.
Hanin mencubit pelan pipi Harsha. "Kamu udah jadi tanggung jawab kaka, Harsha"
Mauren merasa gemas melihat adik kakak itu berinteraksi, ia tersenyum tipis. "Harsha, maafin gue kalo dulu gue ngebenci lo padahal lo ga salah apa apa" Mauren menatap lembut paras Harsha.
---------------------------------------------------------------------------------------
SMA PRATAMA, 05.30 p.m
Sepulang sekolah, Harsha menuntun Mauren berjalan keluar area sekolah menuju mobil yang dikendarai sopirnya.
"Harsha, lo jangan pulang bareng gue nanti bunda bakalan nyalahin lo dengen kondisi gue yang kaya gini" Mauren menatap Harsha."Gapapa ka, biar gue coba omongin nanti sama bunda soal kejadian lo, sekarang kita pulang aja dulu" Harsha membalas sambil membantu Mauren masuk ke mobil, dan dirinya ikut masuk kedalam mobil.
Selama perjalan dimobil Mauren terus mengkhawatirkan Harsha, karna Mauren tidak mau Harsha menanggung semuanya sendirian sedangkan Harsha lah yang menolong nya.
"Harsha, lo jangan turun bareng gue, nanti yang ada kalo bunda liat lo malah dimarahin" Mauren benar benar mengkhawatirkan jika bundanya akan menyalahkan Harsha akan kondisi nya.
Harsha membuang nafas panjang. "ka, mau gue turun duluan atau ngga bunda akan tetep nyalahin gue, lo gausah khawatir selagi ayah belum pulang, gue masih bisa coba omongin baik baik sama bunda." final Harsha sebelum akhirnya mereka tiba di rumahnya.
Harsha dan Mauren memasuki rumahnya, dengan Mauren yang bersandar kepada Harsha.Ketika mereka berdua duduk di sofa dan Harsha sedang membantu membersihkan luka Mauren, bunda Nandya datang dan khawatir dengan keadaan Mauren. "ya ampun Mauren.. kamu ko bisa kaya gini? kenapa nak?" Ia menatap sinis Harsha. "Pasti dia yg bikin kamu luka luka kaya gini kan?" Lanjut nya sambil menunjuk ke arah Harsha.
Harsha menghela nafasnya panjang "bun, dengerin aku dulu.. tadi ka Mauren dibully, aku cuma nolongin dia"
Bundanya baru saja akan mengangguk tanda mengiyakan pernyataan yang Harsha berikan, sialnya... Ayahnya telah pulang dan melihat keadaan Mauren, ia marah besar dan menghampiri mereka.
Ia menunjuk Harsha dengan penuh amarah. "Kamu. Anak sialan. Mauren kaya gini pasti gara gara kamu kan?" Ia meninggikan suaranya.
Harsha merasa sangat lelah karna ayah nya yang sedari dulu tidak pernah mau mempercayai satupun pernyataan yang keluar dari mulut Harsha.
"Ayah, aku gamau berantem sama ayah, intinya aku cuma nolongin ka Mauren karna dia tadi dibully, terserah ayah mau percaya atau ga" ucap Harsha dengan pasrah mengetahui ayah nya tidak akan percaya dengan dirinya.
"Ayah ga percaya sama kamu, dasar anak sialan bisanya cuman nyusahin orang saja!!" Ayahnya membentak Harsha dan menampar di pipi kirinya yang membuat Mauren terkejut melihat nya.
Mauren langsung menarik Harsha ke kamarnya agar sang ayah tidak menyakitinya lagi, setibanya mereka di kamar Harsha, Mauren memeluk Harsha dengan penuh rasa kasih sayang, air mata Harsha perlahan jatuh dan ia mulai menangis sesenggukan dipelukan Mauren.
"Gapapa nangis aja, gue tau lo cape" Mauren berusaha menenangkan Harsha.
"gue ngelakuin apa sampe mereka sebenci itu sama gue ka.." ucap Harsha dengan lirih, hati Mauren seperti tercekat mendengar penuturan adiknya itu.
Mauren tidak menjawab, ia hanya menganggukkan kepalanya dan terus mengusap punggung Harsha.
--------------------------------------------------------------------------------------
Kamar Harsha, 02.00 a.m
Harsha sedang berbaring di ranjang kepunyaannya dan ia menatap langit langit kamarnya.
Pikirannya saat ini sangat berisik dan mengganggu kepalanya, ia berfikir mengapa orang orang disekitar membencinya dan bahkan tidak menginginkan nya untuk hidup, bahkan sepertinya Tuhan sudah tidak sayang lagi dengannya.
Ia menangis pelan tidak bersuara hingga ia terlelap tidur.
Sedari tadi Harsha tidak sadar bahwa ada yang memperhatikan nya dari depan pintu kamarnya, Hanin merasa hatinya tergores melihat Harsha yang memendam semua lukanya sendiri dan bahkan enggan untuk meminta bantuan.
anw, bantu vote ya
sorry klo alur nya aneh krn ini cerita pertama author 🙏🙏
(jangan heran kl hampir tiap chap nti akhirnya selalu dikamar Harsha, krn author bikin plot buat ending)

KAMU SEDANG MEMBACA
Harsha.
FanfictionNewjeans fanfiction. Minji as Mauren Hanni as Hanin Danielle as Dela Haerin as Harsha Hyein as Helena