Plot twist Bagas alias Surya

571 55 5
                                    

Kriiiiinggggg....kriiiiingggg....kriiiingggg
Bel sekolah berbunyi 3 kali yang menandakan berakhirnya ajar mengajar di sekolah pada hari ini , Irfan mengajakku untuk pulang bareng tapi aku menolak dengan alasan aku ingin membeli sesuatu di supermarket dan Irfan tak perlu mengantarku , setelah berdebat karena Irfan yang tetap ingin ikut aku pun dia akhirnya mengalah dan pulang duluan .

Langkahku gontai saat berjalan ke gedung C tempat dimana pak Bagas menyuruh ku untuk datang kesitu dan bertanggung jawab karena aku telah berbuat asusila di sekolahan, aku takut pak Bagas akan mengadu kepada keluarga , makannya aku turuti apa maunya pak Bagas .

Sesampainya di gedung C  aku tidak melihat sama sekali batang hidung pak Bagas disini , dan tiba tiba saja saat aku sedang celingukan tanganku ditarik paksa yang ternyata itu adalah pak Bagas , aku ditarik oleh pak Bagas menuju gedung C tapi bukan gudang yang tadi aku sama Irfan berada .

Sesampainya di depan pintu gudang, pak bagas segera membuka gemboknya lalu masuk ke dalam. Aku pun mengekorin pak Bagas masuk ke dalam, ketika aku udah didalam, pak bagas langsung menggembok pintunya dari dalam.

"Loh, kok digembok pak?" tanyaku yang penasaran.

"Takut ntar ada yang menyusup ke gudang" Jawab pak bagas dingin lalu berjalan ke depan.

Di sini ruangannya ga terlalu terang, hanya diterangi cahaya lampu yang udah sedikit redup.

"Kayaknya, lampu di gudang ini perlu diganti deh pak, Udah redup gini." Ucapku mencairkan suasana, namun tak ada respon dari pak Bagas .

Aku pun langsung menoleh ke belakang dan aku tidak menemukan pak Bagas sama sekali. Sontak aku langsung panik dan berteriak.

"PAAAK, JANGAN BERCANDA!!" Ucapku marah yang berharap pak bagas bakal keluar dan menghampiri ku.

Benar. Pak Bagas muncul dari balik rak tinggi di samping pintu gudang. Tapi bukannya membuat aku tenang, malah membuat aku takut karna tatapan pak Bagas yang seperti ingin menelan ku hidup hidup.

"Pak, bapak kenapa?" Tanyaku takut.

Pak Bagas  berjalan ke arahku lalu menarikku paksa ke arah rak tinggi itu.

"Awww, sakit pak" Ringisku karna pak Bagas menarik tanganku dengan kencang.

Setelah menarikku paksa, pak Bagas mendorongku ke tembok dan mengurungku diantara lengannya.

"Udah saya bilang kamu tadi siang bohongi saya , dan saya paling tidak suka di bohongin, kamu sebenarnya bawa baju olahraga kan dan si Irfan itu sebenarnya ga sakit kan? Itu hanya alasan  kalian supaya bisa berbuat hal kayak tadi kan?" Tanya pak Bagas dengan ekspresi marahnya.

"A-aanu pak" Jawabku terbata karna takut dengan ekspresi marah pak Bagas yang belum pernah aku lihat.

"JAWAB!!!" Teriak pak Bagas tepat di wajah ku.

"Kamu senang digituin, haaa? Kamu senang ngisep kontol? kamu senang dicium cium sama irfan?" Teriak pak bagas lagi.

"JAWAB!!!" Sambungnya sembari memegang daguku.

"Ee-engga kok pak. Ini engga kayak bapak pikirkan kok" Jawabku terbata sembari meneteskan air mata.

"Engga seperti yang saya lihat kamu bilang? Jelas jelas saya lihat kamu lagi nyepongin kontol irfan, kamu bilang ngga kayak yang saya lihat?!" Ucap pak Bagas lalu meninju tembok yang ada di sebelahku dengan sangat keras.

Aku semakin meneteskan air mata dan gak berani natap pak Bagas.

"Lihat saya!!" Teriak mas pak Bagas yang melihatku menutup mata.

"Saya tau kamu homo. Dari awal kamu masuk sekolah ini dan tatapan kamu saat pertama kali datang ke kantor ke saya itu beda,  Tapi saya ngga menyangka kamu bakal senekat itu , untung saya yang lihat bagaimana kalau yang lain liat" Ucap pak Bagas yang seketika membuatku membuka mata. Aku ngga tau apa maksud dari omongan pak Bagas ini.

"Maksud bapak, apa? Aku ngga kayak yang bapak bilang kok" Ucapku berkilah.

"Gausah bohong. Saya udah tau. Saya juga tahu kalo kamu sempat suka ke saya kan? Saya juga tahu kalo kamu ambil foto saya diem diem pas saya ngajar di lapangan. Saya kira, kamu cuma suka sama saya, ternyata kamu juga suka sama siswa siswa disini? Dasar homo anjing". Ucap pak Bagas lalu melemparku ke lantai.

Aku bingung dengan sikapnya bagaimana bisa dia senposesif ini padahal ini kali pertama aku bertemu dengannya, apakah dia menyukaiku saat pertama kali aku datang ? . Batinku.

"Awwww, sakit pak" Ringis ku yang merasakan bokongku membentur lantai.

"Tadi juga kamu mendesah kan? Diapain aja kamu tadi sama irfan, jawab?!" Teriak pak bagas kembali mencengkram daguku kasar.

"Awww, sakit pak,  Ngga ada apa apa pak antara aku sama Irfan.. aku cuma sebatas saudaraan aja, bukannya biasa sama saudara kayak gitu?" Ucapku mulai terbawa emosi.

"Hahahaha, biasa? Jadi buat kamu itu biasa? ksampai kamu mendesah itu biasa? Iya?!" Balas pak Bagas lalu menarikku kembali ke tembok dan mengurungku diantara lengannya yang kokoh.

"Berarti kalo saya yang ngelakuin itu ke kamu, biasa juga kan?" Ucap pak Bagas dengan seringainya yang sangat menakutkan.

"Maksud bapak apa?" tanyaku panik.

"Dunia memang sempit Aditya , entah sudah berapa cowok yang sudah ngentot dengan kamu sampai sampai kamu ga ingat saya , perhatikan wajah saya baik baik ."

Kini pak Bagas melepaskan kacamatanya dan aku berusaha mengingat siapakah pak Bagas sebenarnya , dan akupun teringat seseorang , yaaaa dia adalah mas suryaa , mas Surya yang kuliah dan magang di perusahaan papa di jakarta , pak Bagas pernah bertemu denganku bahkan kami berdua sudah saling memuaskan, perawakannya sungguh beda dari yang dulu hingga membuat aku pangling tak mengenalnya.

Mas Surya ? ~jawabku gugup

Haha baru ingat kau homo? ~jawab mas Surya alias pak Bagas .

Pantas saja dia posesif denganku , saat itu akulah yang memulai ini semua, akulah yang membuat mas Surya menyetubuhi ku, aku lah yang membuat mas Surya menjadi ketagihan dengan lubang pantat, karena saat itu mas Surya benar benar straight , hingga akhirnya aku berhasil membuat nya mendesah karena jepitan pantatku .

Dunia memang sempit aku tidak menyangka akan bertemu mas Surya karyawan papa dulu , saat itu usiaku bahkan masih muda , SMP kelas 2 kalau tidak salah .

POV Ditya end.

.
POV author

Wah sesempit itukah bumi, sampai sampai Ditya ketemu sama mantan karyawan papa nya yang pernah diajak ngewe dan ketagihan lubang pantat ?

Kalian penasaran ga sama cerita awal mula Surya dan adity ketemu dan ngentot ?

Kalau penasaran comment nanti author bikinin ceritanya flashback.

Like dan follow juga jangan lupa ya guys

Next chapter bakal ada cerita pak Bagas alias Surya ngentot sama ditya.

Ditunggu yaaaa

Aku dan Pemuda desa Ciburay (21 +) OnGoing 🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang