18. Sungai Panas-Dingin

5.2K 291 22
                                    

Haaalooooo!!! aku balik lagi nih, hayoo siapa yang kangen? pada nungguin ga sih? hihihihi seneng banget deh, pas kalian semua pada komen suka sama ceritaku yang satu ini, dan komen bilang seru..

makasi ya readerrssku yang setia! jangan lupa buat ninggalin jejak di part carla satu ini ya. dan semoga kalian suka

~happy reading~

oh ya! 1 lagi.. besok malem aku bakal updet Carla lagi loh!! jadi jangan lupa buat check out the new part! see you tomorrow guys!!!! <3 <3 <3



*Flashback on*

Malam itu, udara begitu dingin,bulan bersembunyi dibalik awan, enggan untuk menampakan dirinya,membuat malam yang gelap semakin gelap gulita. Hening mencekam daerah perumahan Bailey Street, jalanan sepi meski jam masih menunjukan pukul 8 malam. Mungkin karena ini malam minggu, beberapa orang dewasa memutuskan untuk beristirahat dirumah, melihat acara favorit mereka di televisi sambil duduk di kursi berlengan, dan menikmati secangkir teh panas.Para remaja mungkin memutuskan untuk berdiam diri didalam kamar, sambil bermain video game, mengerjakan tugas rumah, mendengarkan mp3 player atau menyelinap keluar untuk melakukan beberapa kesenangan bersama remaja lain. Sedangkan anak-anak mungkin sedang berkumpul diruang tengah, bersenda gurau, bermain dengan mobil-mobilan, robot yang bisa berjalan atau boneka yang bisa bicara sambil menikmati susu coklat hangat kesukaan mereka. Sungguh menyenangkan bersantai dirumah dan mengistirahatkan pikiran untuk sementara waktu, sangat nyaman untuk bergelung seperti ulat bulu dibaik selimut untuk menghindari udara dingin. Namun semua itu tidak berlaku untuk Seth.

Cowo berusia 17 tahun itu harus bekerja paruh waktu di sebuah cafe karena perintah pemilik cafe yang tak lain adalah sang ayah. Ayah Seth merintis cafe coffe 5 tahun yang lalu, dan kini berkembang sangat pesat. Sudah ada 10 cabang yang tersebar luas, dan selalu ramai akan pengunjung. Sang ayah, ingin agar Seth bisa mengambil alih bisnisnya suatu hari nanti, dan memaksa putra sulungnya itu untuk mulai bekerja dari nol. Ia tidak ingin putranya menjadi manja akibat keberhasilanya, dan kemudian hidup dengan bersenang-senang tanpa tanggung jawab.

Setelah selesai bekerja, Seth kemudian pulang dengan mengendarai sepeda kesayanganya. Bukan seperti kebanyakan remaja yang sudah pasti meminta mobil sport keluaran terbaru seperti bentley atau mobil sport lamborghini, dan kemudian dengan senang hati menyombongkan diri atas jerih payah orang tuanya itu, Seth lebih memilih mengendarai sepeda roda duanya yang dia beli atas jerih payahnya sendiri berkerja dicafe. Seth lelah, hari ini banyak pelanggan yang rewel, banyak pelanggan yang complain dan kehilangan kesabaran mereka, mungkin pengaruh udara yang sangat dingin dan kepenatan kerena terpaksa harus bekerja di malam minggu. Meski begitu Seth tetap waspada dan tidak lengah saat merasa sesuatu sedang mematai-matai dirinya, dan mengikutinya. Namun perasaan itu segera ditepis jauh-jauh oleh Seth. Lingkungan perumahan didaerahnya begitu aman, tidak mungkin akan terjadi sesuatu yang menyeramkan padanya. Seth pulang cukup larut dan kemudian langsung naik ke lantai 2 menuju kamarnya. Kedua orang tuanya pasti sudah terlelap dikamar mereka yang nyaman dan hangat. Dengan cepat ia mengganti bajunya dan kemudian menyusup ke dalam selimut untuk beristirahat. Baru sekitar 5 menit ia merebahkan tubuhnya di atas kasur ukuran king size, sebuah suara mengusik ketenanganya. Seth bangkit dan terduduk kemudian mendengarkan dengan seksama...

Kkkkrrrrrrrrssskkkk..... krrrrkkk... tuk tuk

"siapa disana?" tanya Seth lantang

Namun tetap tidak ada jawaban. Suara aneh pun terdengar lagi.

Kkkrrrrsssssskkkk.....kreeeeeekkkkkk tuk tuk tuk

"siapa disana?" tanya Seth sambil memandang kamarnya yang terangi oleh lampu tidur kecil, membuat penerangan didalam kamarnya hanya remang-remang

Carla's Adventure : Ghost WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang