Bab 21: Menyusun Rencana
Setelah melarikan diri dari hotel, Reyhan dan Lana merasa lega bisa menjauh dari ancaman Arga, tetapi ketegangan di dalam mobil tidak dapat diabaikan. Maya, yang sekarang menjadi sekutu mereka, mengemudikan mobil dengan fokus, berusaha menjauh dari lokasi yang berbahaya.
Reyhan memandang Lana yang duduk di sampingnya. Wajahnya masih tampak cemas, namun ada tekad di matanya. "Kita harus mencari tempat yang aman untuk berbicara tentang rencana kita," ujarnya, berusaha memberikan semangat.
Maya mengangguk. "Saya tahu sebuah kafe kecil yang jarang dikunjungi orang. Kita bisa berhenti di sana dan membahas apa yang harus dilakukan selanjutnya."
Lana menghela napas lega. "Terima kasih, Maya. Kami sangat menghargai bantuanmu."
Beberapa menit kemudian, Maya mengarahkan mobil ke sebuah kafe kecil di pinggir jalan. Suasana di luar tampak tenang, jauh dari keramaian kota. Mereka keluar dari mobil dan masuk ke dalam kafe, menyambut aroma kopi yang hangat. Kafe itu tidak ramai, dengan hanya beberapa pengunjung yang duduk di sudut-sudut. Reyhan memilih tempat di pojok yang lebih tertutup, berharap bisa berbicara tanpa terlalu banyak orang mendengar.
Setelah memesan minuman, mereka duduk dan mulai mendiskusikan situasi mereka. "Jadi, apa rencanamu untuk menghadapi Arga?" tanya Maya, menatap Reyhan dan Lana dengan serius.
Reyhan menghela napas dalam-dalam. "Kami tidak bisa membiarkan Arga mengancam hidup kami lebih lama lagi. Kami perlu mencari cara untuk menghadapi dia dan mengungkap semua yang dia lakukan."
Lana mengangguk setuju. "Kita juga harus memastikan bahwa orang-orang di sekitar kita aman. Arga tidak hanya mengincar kita, dia mungkin juga akan mengincar orang-orang yang kita cintai."
Maya mengangguk, kemudian mengeluarkan ponselnya. "Saya punya beberapa kontak yang bisa membantu kita. Kita bisa mulai mencari informasi lebih lanjut tentang Arga dan siapa yang bisa menjadi sekutunya."
Reyhan merasa sedikit optimis mendengar saran itu. "Bagaimana jika kita mencari tahu tentang hubungan Arga dengan orang-orang di sekelilingnya? Mungkin ada cara untuk mengungkap rencananya."
"Bisa jadi," Maya menjawab. "Tapi kita harus berhati-hati. Jika Arga menyadari bahwa kita mencarinya, dia mungkin akan bereaksi dengan cara yang lebih agresif."
Lana menatap Reyhan dengan tatapan tegas. "Kita tidak bisa mundur sekarang. Kita harus berani mengambil risiko demi keselamatan kita dan orang-orang yang kita sayangi."
Maya mengangguk. "Setuju. Kita perlu membuat rencana dan mencari cara untuk mengalahkan dia. Mari kita mulai dengan mengumpulkan informasi yang kita butuhkan."
Mereka mulai merumuskan rencana, membagi tugas di antara mereka. Reyhan akan menyelidiki lebih lanjut tentang kegiatan Arga dan mencari tahu siapa saja yang berhubungan dengannya. Sementara itu, Lana dan Maya akan mengumpulkan informasi dari sumber lain, termasuk media sosial dan teman-teman mereka.
Setelah berdiskusi selama beberapa jam, mereka merasa lebih siap untuk menghadapi apa pun yang terjadi. Reyhan memandangi Lana, melihat keberanian di matanya. "Kita akan melalui ini bersama, kan?" tanyanya, mengulurkan tangan.
"Ya, bersama," jawab Lana dengan tegas, menggenggam tangan Reyhan.
Hari-hari berikutnya mereka gunakan untuk menyusun rencana. Reyhan menghabiskan waktu di perpustakaan dan kafe lokal, mencoba mendapatkan informasi tentang Arga dan gerak-geriknya. Dia berbicara dengan beberapa orang yang mungkin tahu tentang aktivitas Arga, namun tetap berhati-hati agar tidak menarik perhatian.
Sementara itu, Lana dan Maya lebih aktif di media sosial, mengamati semua interaksi yang dilakukan Arga dan mencoba mengidentifikasi siapa yang bisa menjadi sekutunya. Mereka bahkan membuat akun palsu untuk menyelidiki lebih lanjut tanpa ketahuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eclipsed Heart
RandomDi bawah langit malam yang dipenuhi bintang dan sinar purnama, Lana dan Reyhan tak pernah menyangka bahwa hati mereka akan saling terhubung. Lana, seorang wanita berjiwa bebas namun menyimpan luka cinta dari masa lalunya, sedang berusaha membangun k...