bab 22

0 0 0
                                    

Bab 22: Langkah Berani

Kendaraan melaju di tengah malam, mengantarkan Reyhan, Maya, dan Lana menuju tempat aman di pusat kota. Meskipun mereka berhasil lolos dari situasi berbahaya di gedung tua, perasaan cemas dan gelisah masih menghantui pikiran mereka. Reyhan duduk di kursi penumpang depan, memperhatikan jalanan yang sepi. Dalam hatinya, dia tahu bahwa langkah berikutnya harus lebih strategis.

"Di mana kita bisa mendapatkan informasi lebih lanjut?" tanya Reyhan, mem打kan kepala ke arah Maya yang mengemudikan mobil.

Maya menghela napas panjang. "Aku mendengar beberapa teman di kampus membicarakan seseorang yang memiliki informasi tentang jaringan Arga. Namanya Yudi, dia pernah terlibat dalam masalah serupa."

Lana menambah, "Jika kita bisa menemui Yudi, mungkin dia bisa membantu kita. Tapi kita harus hati-hati. Siapa tahu Arga sudah tahu tentang kita dan memata-matai kita."

"Setuju. Kita harus memastikan bahwa langkah kita tidak terdeteksi," jawab Reyhan. "Apa kita bisa menghubungi Yudi tanpa menarik perhatian?"

Maya berhenti sejenak, memikirkan situasi yang dihadapi. "Kita bisa mengatur pertemuan di tempat yang aman. Mungkin di kafe yang jarang dikunjungi orang, atau kita bisa mengundangnya ke rumah salah satu dari kita."

"Bagaimana kalau kita ke rumahku?" usul Lana. "Orangtuaku tidak ada di rumah malam ini, jadi kita bisa berbicara dengan tenang."

"Baik, itu ide yang bagus. Kita akan menghubungi Yudi dan mengatur pertemuan di sana," jawab Reyhan. "Tapi kita harus bersiap-siap. Jika ada sesuatu yang tidak beres, kita harus siap untuk pergi dengan cepat."

Setelah sampai di rumah Lana, mereka segera menghubungi Yudi dan mengatur pertemuan. Selama menunggu, ketiga teman itu saling berbagi pikiran dan rencana.

"Jika Yudi tahu sesuatu tentang rencana Arga, kita harus mendapatkan bukti konkret," kata Reyhan. "Kita tidak bisa hanya bergantung pada informasi yang samar."

"Benar," kata Maya. "Kita harus menggali lebih dalam dan menemukan cara untuk menyusup ke dalam jaringan mereka. Kita mungkin bisa mengambil video atau dokumen sebagai bukti."

Lana mengangguk, meski masih merasakan ketegangan di dalam dirinya. "Tapi jika kita terlalu dekat, kita mungkin berisiko. Apa yang akan kita lakukan jika mereka menemukan kita?"

"Jika kita bisa mendapatkan informasi yang cukup, kita bisa melapor ke pihak berwenang," Reyhan menjawab dengan tegas. "Kita harus percaya pada insting kita dan tetap bersama."

Tak lama kemudian, suara ketukan di pintu menarik perhatian mereka. Maya berdiri untuk membuka pintu, dan terlihatlah seorang pemuda dengan postur tinggi dan wajah tampan. "Yudi?" tanya Maya.

"Ya, aku Yudi. Kalian Reyhan dan Lana?" tanya pemuda itu dengan nada percaya diri.

Setelah mereka semua masuk dan duduk di ruang tamu, Reyhan langsung membuka percakapan. "Terima kasih telah datang. Kami perlu bantuanmu."

Yudi menatap mereka, tampak serius. "Aku sudah mendengar kabar tentang kalian dan situasi yang kalian hadapi. Arga bukan orang yang bisa dianggap remeh. Dia memiliki banyak pengikut dan pengaruh."

"Kami tahu," kata Lana. "Kami butuh informasi lebih banyak tentang rencananya. Apa yang bisa kau beri tahu kami?"

Yudi mengangguk, lalu menarik napas dalam. "Dia berencana melakukan sesuatu yang besar. Aku mendengar ada transaksi besar yang akan berlangsung dalam waktu dekat. Jika kita bisa mendapatkan bukti tentang itu, kita bisa menghentikannya."

Maya mengerutkan dahi. "Transaksi besar? Apa yang sedang diperdagangkan?"

"Senjata," jawab Yudi. "Dia memiliki jaringan yang kuat untuk menyuplai senjata ilegal. Banyak orang yang terlibat, dan jika kita bisa membeberkan itu, kita bisa menghentikan banyak kejahatan."

Eclipsed HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang