TYPO BERTEBARAN ‼️—————
Saat sudah sampai di kantor polisi, Tuan Ratanaporn melihat anak bungsu malah santai sambil bermain Uno bareng polisi lain.
"Lah? Kok kamu disini?" Tanya pria tua itu kebingungan.
Lalu datang polisi bernama Patra, polisi itu masih terlihat muda, badan nya gagah.
"Maaf pak, jadi gini anak bapak ini bukan pemakai narkoba, namun dia
malah membongkar perdagangan gelap di salah satu perusahaan" Ujar polisi tersebut."Tuhh dengerin pah, semalem Thea di tes pake atau enggak dan hasil negatif" tambah Thea tiba-tiba.
Suara langkah kaki terdengar dari arah samping, anak sulung pria tua itu datang dengan aura yang sangat mahal.
"Kok lu santai sih?" Tanya Pasha sambil melirik dari ujung kaki sampai ujung rambut Thea.
"Dia ga kena kasus, ayo pulang" jawab sang papa lalu pergi begitu saja.
Melihat sang papa pergi, dua anak nya itu langsung mengikuti arah sang papa berjalan.
————
Singkat hari, kondisi Gadis sudah membaik dan Alpha sudah tidak demam lagi.
Melihat sekitar yang cocok untuk deeptalk Alpha dengan keberanian mengajak Gadis deeptalk sebentar.
"Aku mau ngajak kamu buat perbaiki semuanya, aku tau aku salah cuma aku pengen kamu sekali lagi... Ayo balik ke kota XXXN, aku udah beli tempat cafe kamu—"
"Ha? Kami kenapa beli tempat itu? Aku ga minta, harga nya juga termasuk mahal" potong Gadis yang kaget mendengar ungkapan Alpha.
"Aku tau kamu pengen punya cafe sendiri kan, tanpa sewa... Aku ga peduli berapa itu harga nya, uang
bisa di cari lagi, aku cuma butuh kamu di samping aku... Balik sama aku ya??" Tanya Alpha penuh harap.Gadis diam sejenak, isi kepala nya saling berperang, ia mengambil nafas lalu mengangguk pelan.
Melihat jawaban sesuai ekspektasi Alpha tersenyum bahagia, ia sedikit berdiri lalu mencium kening gadis tak lupa ia memeluk badan nya.
"Makasih sayang, kamu udah mau balik sama aku, aku bingung mau berterimakasih apa lagi.."
——————
Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, seorang wanita cantik dengan kulit putih dan postur tubuh tinggi tampak asik bermain basket sendirian di lapangan terbuka. Rambutnya diikat agar tidak mengganggu saat berlari.
Ia mengenakan kaus olahraga yang ringan dan celana pendek yang nyaman, memudahkan gerakannya di lapangan. Terlihat begitu menikmati waktu sendirinya, mencurahkan seluruh energinya ke permainan basket dengan penuh antusiasme dan gaya yang memikat.
Setelah dirasa cukup berkeringat, Thea duduk di kursi lalu mengambil sekotak susu rasa coklat.
Ia meminum susu itu dengan perlahan sambil mengingat kejadian di masa lalu, tak terasa air mulai membasahi pipi mulus nya.
"Oyy galau lu?!" Teriak Pasha dari sudut.
Sontak Thea mengusap pipinya dan menoleh tak suka ke arah Pasha yang mulai mendekat.
"Napa lagi sih Sen?!"
"Jangan panggil nama itu atau kepala lu yang gue penggal?" Balas Pasha menatap marah.
"Sumpah lu ngapain sih ngikutin gue mulu, suka lu ama gue?" Oceh Thea
"Sttt diem, napa lu bisa tau ada narkoboy itu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
THREE LITTLE FOXES (END)
Любовные романыHari itu, ketiga wanita kaya itu memutuskan untuk berbicara jujur kepada Papa tentang kisah percintaan mereka. Pasha, anak sulung yang karismatik, menjadi yang pertama angkat bicara. Dengan tenang, ia mengatakan bahwa ia menyukai karyawan wanita di...