5

39 11 2
                                    

TEMPAT: HASTINAPURA SABHA

Semua orang yang berada di sabha menoleh ke arah suara pemilik yang berada di pintu masuk. Ada dua wanita berdiri di pintu masuk. Mereka mengenali keduanya, yaitu Karnapriye Vrushali dan Duryodhanpriye Bhanumathi. Yang berbicara adalah Bhanumathi. Mereka berdua masuk ke dalam sabha dan menyapa semua orang yang hadir di sana.

"Aku baru saja datang saat sabha hari ini karena aku pikir aku harus bersama Suyo hari ini." jelas Saagnika.

"Memang, itu keputusan yang tepat, Dhara. Dia pasti membutuhkanmu hari ini. Tapi, kamu seharusnya bertemu ibumu terlebih dahulu dan datang ke sini." kata Bhanumathi.

Saagnika kemudian menoleh ke arah ibunya yang diam-diam menatapnya dengan sedikit amarah. "Maa, kamu terlihat cantik hari ini." kata Saagnika gugup karena dia tahu bahwa ibunya akan memarahinya.

"Jangan mengalihkan topik dan mengolesiku mentega, Gudiya." kata Vrushali dengan sedikit amarah.

"Kau baru saja kembali dari misi. Alih-alih langsung pulang, kau malah datang ke Sabha. Aku tahu penting bagimu untuk datang ke sini hari ini. Setidaknya kau seharusnya mengobati lukamu, tapi kau malah berdiri di sini." kata Vrushali.

Awalnya, nada suaranya marah lalu berubah menjadi nada khawatir. Saagnika hanya diam saja karena ia tahu bahwa ia salah di sini.

Ketiga musketeer itu tertawa pelan kecuali Karna yang tertawa terbahak-bahak. Vrushali menoleh ke arah suaminya dan berkata, "Itu juga karena kalian bertiga. Kalian sangat memanjakannya. Itulah sebabnya ia tidak merawat dirinya sendiri akhir-akhir ini." Ketiga sahabat yang tadinya tertawa berubah menjadi terdiam.

"Bu, jangan marahi mereka. Mereka tidak bersalah." Kata Saagnika. Ia mendekati Vrushali. Ia memeluk dan mencium pipinya. Amarah Vrushali mencair karena tindakannya.

"Aku lapar, Bu. Ayo Vasu dan semuanya." kata Karnaatmaja. Vrushali memutar telinganya dan berkata, "Sudah berapa kali kau bilang untuk tidak memanggil ayahmu dengan namanya, hah?"

"Biarkan telinganya terbuka. Kalau bukan dia, siapa yang berhak memanggilku dengan namaku. Putriku berhak memanggilku dengan namaku." seru Basusena dan memeluk Saagnika yang telinganya ditinggalkan oleh istrinya.

"Seperti biasa, manjakan dia, Arya. Oke, ayo kita makan semuanya." kata Vrushali sambil tersenyum.

"Vasu, kau harus menyuapiku." pinta Saagnika.

"Sesuai keinginanmu, Yang Mulia." kata Karna dan membungkuk. Semua orang menertawakan kejenakaan mereka kecuali Pandawa dan Draupadi.

​​Vrushali menoleh ke arah Krishna dan bertanya, "Jika kau mau dan jika kau senggang, kau juga bisa bergabung dengan kami, Vasudev karena dia akan senang makan siang denganmu?"

"Terima kasih Jiji. Setelah segar kembali, aku akan datang untuk makan siang bersama kalian semua. Bolehkah aku membawa Pandawa dan Sakhi bersamaku?" tanya Jagannath.

Vrushali dan yang lainnya menoleh ke arah Saagnika untuk mendengar keputusannya. "Aku baik-baik saja dengan itu selama waktu keluargaku tidak diganggu oleh orang lain, Mamashree." seru Saagnika dan segera keluar dari Sabha tanpa menoleh ke belakang.

"Maaf atas perilakunya. Kalian semua dipersilakan untuk makan siang bersama kami. Segarkan diri dan datanglah ke ruang makan siang." kata Ashwatthama.

"Tidak masalah, Dronputra. Aku bisa memahaminya dengan baik." kata Shri Krishna sambil tersenyum.

"Kami ingin kau pergi." kata Duryodhana. Ketiga prajurit, Vrushali dan Bhanumathi keluar dari Sabha.

"Pandawa dan Sakhi, segarkan diri dan datanglah ke ruang makan siang. Aku tahu kalian semua ingin mengajukan banyak pertanyaan kepada ku, tetapi aku akan menjawabnya setelah makan siang." Mengatakan bahwa Krishna akan pindah tetapi diganggu oleh Sakhi-nya, "Aku tahu kau akan menjawab kami nanti, tetapi jawab saja satu pertanyaan ini, Govind. Mengapa kau meminta mereka makan siang bersama kami bahkan ketika kau tahu putriku tidak akan menyukainya?" tanya Yagnaseni.

"Alasannya adalah agar kau tahu anugerah apa yang telah kau abaikan dalam hidupmu. Sakhi tahu bahwa dia bukan putrimu lagi. Ibunya hanya Angrani Vrushali." seru Harihar dan keluar dari Sabha meninggalkan Pandawa dan Panchali yang hancur.

Bersambung.....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PUTRI YANG DIABAIKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang