08 - He's serious, so there's no denying it

7 3 0
                                    

Hallow,, double update nih^^
Enjoy to my story guys~


Celesthane duduk di kursi tunggal, kursi lain di isi oleh Arthur dan di hadapan pria itu ada Althar. Tatapan keduanya tak kalah sengit, Celesthane merasa pusing sendiri melihat ini.

"Ada apa? Kenapa kalian seperti itu?!" tanya Celesthane, dirinya hampir berteriak.

"El, bukankah aku sering mengatakan untuk tidak memasukkan ORANG ASING ke dalam rumah?" tanya Althar dengan penekanan kalimatnya.

Pandangannya tertuju penuh pada Arthur ketika mengatakan orang asing. Memang, bagi Althar, Arthur adalah pria asing yang dengan lancangnya menginap di rumah Celesthane.

Huh! Dirinya saja belum pernah menginap di rumah pria ini!

"Sudah saya katakan jika saya bukan orang asing di sini," sangkal Arthur, dia tetap kekeh jika dia bukanlah orang asing.

Gwen mengenalnya, pun begitu dengan Celesthane. Hanya saja, pria manis itu belum mengingatnya.

"Sejak kapan kalian saling mengenal, selama hidupnya, dia hanya berteman dengan saya," ucap Althar tak mau kalah.

"Itu jauh sebelum anda dengan El saling mengenal,"

"Jangan berbohong! Saya tau anda berbohong!"

"Anda-"

"Stop! Stop! Okay?" Celesthane memegangi kepalanya, terasa pusing dengan pertengkaran keduanya.

"Althar, dia hanya menginap semalam, itu, dia akan pulang hari ini, karena jarak rumahnya terlalu jauh," jelasan kosong Celesthane hanya di tanggapi kekehan Althar.

"Ini sudah dua hari sejak dia tiba di restoran tempo hari lalu,"

Arthur berdecak, prahara apa lagi?

Dia menatap Althar, "apakah anda kekasihnya? Kenapa begitu banyak bertanya?!"

***

Resto hari ini tutup lebih awal, itu di karenakan sang Owner yang tiba-tiba memiliki hal mendesak. Celesthane berjalan di sepanjang jalan, melewati beberapa rumah dan berbelok arah.

Dia menelusuri jalanan yang sunyi, hanya di temani pepohonan cukup rindang di sepanjang jalan.

Angin yang tiba-tiba bertiup kencang, di sertai aura di sekitarnya yang tiba-tiba tidak baik. Dia merasa jika dirinya di intai? Cepat-cepat Celesthane menggelengkan kepalanya, menyangkal hal tersebut dan mempercepat langkahnya.

Hingga tiba di rumahnya, ada Gwen dan Arthur yang duduk di depan api unggun kecil. Arthur nampak menawan ketika memakan pakaian milik Celesthane. Hanya kaos putih yang di padukan dengan celana pendek miliknya.

"Aku pulang," ucap Celesthane mengalihkan perhatian keduanya.

"El, bukankah anda pulang malam? Ini masih siang," ucap Arthur, dirinya tiba-tiba merasa khawatir takut sesuatu terjadi pada pria manisnya ini.

Celesthane mengambil kursi yang kosong, membawa dirinya untuk duduk di sana.

"Restoran tutup lebih awal," jawabnya singkat.

Arthur memiliki indera penciuman yang tajam, dia seperti mencium bau sesuatu. Tapi, itu terlalu samar untuk dirinya menyimpulkan apa makhluk itu.

"El, nenek akan membuat makanan untuk anda, kalian mengobrol saja sembari menunggu," ucap Gwen lalu beranjak dari tempatnya.

"Baiklah," Celesthane mengangguk.

"El," panggil Arthur dengan ekspresi seriusnya.

Celesthane menoleh, mengernyit dan menatap Arthur penuh tanya, "ada apa?"

Rupanya, dia sudah terbiasa dengan kehadiran Arthur, ini adalah minggu ke dua Arthur berada di dunia ini. Meskipun Althar sering protes karena pria itu tak kunjung pergi, Celesthane sudah tidak mengindahkannya.

"Dengarkan saya, jangan pergi keluar sendiri, ajak saya, dan selalu ajak saya," ucap Arthur.

Pandangan serta nada bicara Arthur benar-benar serius, sehingga Celesthane hanya mengangguk mengiyakan.

Ada yang aneh dengan dirinya, rasa nyaman dan aman yang selalu dia rasakan di dekat Arthur, serta, rasa takut dan gelisah ketika Arthur tidak berada di sisinya atau berada di luar pandangannya.

-To Be Continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 9 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CONFINE [YOONHONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang