Bab 4 : Itu Dulu...

142 17 1
                                    

"Kamu... Xavier?? kenapa kamu bisa ada disekolahnya Jie??" Nabila terkejut dengan laki laki yang berdiri di samping dirinya sekarang.

"jadi Ryujie ini anakmu? " tanya Xavier tak kalah terkejut nya dengan kehadiran Nabila.

Nabila tidak menjawab pertanyaan xavier. ia beralih melihat dokter Andy.

"Dok, maaf sebelumnya bisa bantu saya membawa Jie ke mobil? Saya akan membawanya kerumah sakit. " Minta Nabila sopan pada dokter di sekolah anaknya

"Baik bu, Mari saya bantu.. "jawab dokter itu menyanggupi permintaan tolong dari Nabila.

Dokter Andy bersiap menggendong Ryujie ala bridal, namun saat hendak membawanya, tangannya di cegat oleh Xavier.

"Biar saya saja yang menggendong Ryujie. lebih baik anda buatkan surat izinnya dan ambilkan tas Ryujie di kelas. " titah Xavier

"tidak perlu. Dokter Andy bisa membawa Ryujie atau aku saja. tidak usah dirimu. aku tidak ingin merepotkan mu. " Ucap Nabila terdengar sedikit sinis.

"tidak merepotkan sama sekali. dan lagi aku guru kelas putramu dan ini sudah kewajibanku juga. jangan protes. " saut Xavier tidak mau kalah keras kepalanya dengan mantan istri sahabatnya itu.

mau tidak mau, Nabila membiarkan Xavier membawa Ryujie ke mobil miliknya.

"aku akan membuatkan surat izin Dan akan mengambil tas nya dulu. " Ucap Dokter Andy

Ryujie sudah ditidurkan di kursi pengemudi dengan kepalanya yang bertumpu pada paha Alma. Alma mengelus pelan kening Ryujie yang terasa dingin.

"biar aku yang menyetir. kamu duduk saja. " tawar Xavier

"tidak perlu. aku tidak butuh bantuanmu. aku bisa menyetir sendiri. " Tolak Nabila

"kamu dalam keadaan panik. ku mohon mengertilah. jangan berdebat denganku dulu. kita harus segera membawa putramu ke rumah sakit. " Kekeh Xavier

Sekali lagi, Nabila memilih tidak melanjutkan perdebatan nya dengan Xavier, anaknya lebih penting. Akhirnya dia membawa dirinya untuk duduk di kursi penumpang sebelah pengemudi. Dan Xavier segera mengendarai mobil itu menuju rumah sakit.

.
.
.

Dirumah sakit, dokter Marcel atau lebih dikenal dengan nama Marcello Jovanda sudah bersiap didepan pintu UGD untuk menyambut kedatangan Nabila Dan Ryujie. Ya, Nabila sudah menghubungi pihak Rumah Sakit tempat saudara sepupunya bekerja itu.  Yang mana sudah dianggap sebagai rumah kedua bagi Ryujie sejak dirinya pindah ke kota ini. Dokter Marcel adalah dokter pribadi sang anak sekaligus kakak sepupu Dari Nabila.

"Kak Marcel, Tolong putraku. Badannya sangat dingin, dan dia belum sadarkan diri sejak setengah jam yang lalu." Ucap Nabila dengan nada khawatir ingin menangis.

"Nabila.. kamu harus tenang. percayalah Ryujie akan baik baik saja. Kakak akan segera memeriksanya, kau tunggu disini.  " Ujar dokter Marcell

Marcel dan beberapa perawat mendorong brangkar Ryujie masuk kedalam ruang IGD untuk di periksa. Sedangkan Nabila, Alma dan Xavier menunggu dengan cemas di luar ruangan itu.

Didalam ruang IGD, Ryujie telah di beri cairan infusan dan antibiotik, serta selang oksigen yang menutupi mult serta hidung kecilnya, tidak lupa beberapa alat yang terpasang pada tubuhnya guna memeriksa tanda vitalnya.

"Dok, tekanan darah nya 70/60. Saturasi oksigen di bawah 90%. Suhu tubuh 34 derajat. Detak jantung lemah." kata salah satu perawat menyampaikan informasi mengenai tanda vital Ryujie pada Marcell.

" Atur kadar oksigen sesuai kebutuhan. Injeksikan obat untuk memperbaiki tanda vitalnya. lalu siapkan satu kantung darah golongan B resus positive. pantau kondisinya 15 menit kedepan jika kondisinya sudah stabil, pindahkan ke ruang rawat VVIp no 90 lantai 5 ruang tulip atur suhu ruangan supaya tidak terlalu dingin, hidupkan juga pemanas ruangan." Titah Dr. Marcell

Ryujie: Will Come Together As a Family?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang