Mo Dao Zu Shi [FF] 🔞

lidahmu memberitahuku semua kebohongan

Author :uhaw (blerghie)
Ringkasan:
Tangan Lan Zhan sendiri gemetar saat ia mencengkeram daging pantat Wei Ying, mencelupkan ibu jarinya ke dalam lubang yang berkedut itu dan — bertanya-tanya.

Kondom tidak mudah rusak, Lan Zhan tahu.

Catatan:
Peringatan: Seks dilakukan atas dasar suka sama suka, tetapi di tengah-tengahnya, LWJ merobek kondom dengan maksud menghamili WWX. Tidak disebutkan bahwa WWX pernah menyetujuinya, dan WWX tidak diberitahu tentang hal itu sepanjang cerita.

_____

Lan Zhan telah menjadi teman kencan Wei Ying selama berbulan-bulan ketika, pada suatu Kamis malam, Wei Ying menghentikan mereka berdua, bernapas dengan berat dan mengeluarkan penis Lan Zhan dari lubangnya, meraih meja samping tempat tidur dan membuka kunci teleponnya, yang baru saja berbunyi beberapa detik sebelumnya. Dia mengklik pop-up notifikasi di layar dan itu mengarahkannya ke kalender.

"Ah, sial," kata Wei Ying. Dia terdengar memerah seperti penampilannya, yang artinya, sangat memerah. Lan Zhan tidak tahu mengapa dia menghentikan mereka sampai Wei Ying berkata, "Apa kamu punya kondom?"

Lan Zhan butuh waktu beberapa saat untuk mencerna pertanyaan itu. "Mn," katanya, dan dia berdiri dari tempat tidur, meraih laci paling bawah meja nakas untuk mengambil sekotak kondom yang belum dibuka.

"Maaf," kata Wei Ying, tampak malu dan bersalah, yang membuat Lan Zhan mengerutkan kening. "Aku lupa kalau panasku akan segera naik. Aku tidak minum pil KB."

"Tidak apa-apa," kata Lan Zhan, menarik Wei Ying untuk menciumnya. "Aku tidak keberatan." Aroma madu Wei Ying kini lebih kuat, dipadukan dengan lada hitam segar, bunga lonceng, dan aroma cendana Lan Zhan sendiri. Aroma itu membuat penisnya berkedut di bagian yang setengah mengeras di pahanya, sedikit melunak karena penghentian aktivitas mereka yang tiba-tiba beberapa saat lalu, tetapi kini dengan cepat meningkat lagi saat Wei Ying mengerang di mulutnya.

Mereka tidak benar-benar menggunakan kondom. Omega pria sudah memiliki peluang yang rendah untuk hamil selama masa birahi, apalagi di luar masa birahi, dan Wei Ying tidak terkecuali. Lan Zhan menidurinya tanpa busana selama hampir tiga bulan hingga masa birahi Wei Ying tiba dan mereka harus menggunakan alat kontrasepsi. Secara pribadi, Lan Zhan tidak suka memakainya — karena terbiasa meniduri Wei Ying mentah-mentah, dia terlalu memanjakannya, dan kondom menghilangkan rasa hangat yang luar biasa dari bagian dalam tubuh Wei Ying yang mencengkeram penisnya.

Tetap saja, dia menggunakannya saat dibutuhkan, saat Wei Ying sedang berahi, saat dia tidak menggunakan alat kontrasepsi.

"Berbaringlah," bisik Lan Zhan di bibir Wei Ying, mencuri satu ciuman terakhir sebelum mendorongnya kembali ke ranjang Lan Zhan. Dia membuka kotak itu dan mengambil satu, menggulungnya ke bawah tubuhnya dan memastikannya pas. Itu dilumasi dari dalam, yang membuatnya lebih mudah dipasang, tetapi dia lebih besar dan lebih berisi daripada kebanyakan — menurut Wei Ying, yang terbesar yang pernah dia miliki, tetapi dia tidak pernah ingin memikirkan siapa lagi yang pernah dimiliki Wei Ying — dan ukuran yang salah dapat menjepit pangkal penisnya dengan tidak nyaman jika dia memakainya terlalu lama.

Tidak. Jadi dia mengalihkan perhatiannya kembali ke Wei Ying, yang sudah menunjukkan tanda-tanda panas yang jelas — lebih banyak cairan mengalir di celah pantatnya, putingnya keras dan berkerikil, tangannya mencengkeram seprai Lan Zhan di hidungnya saat dia mengeluarkan rengekan kecil dan merengek serta menggoyangkan pinggulnya di udara.

Aroma bunga lonceng memenuhi udara semakin lama Lan Zhan menatapnya. Dia membayangkan, dengan jelas, dada Wei Ying membesar dan berat, perutnya sedikit membuncit, lubangnya merah dan berkedut saat cairan Lan Zhan menetes keluar darinya.