2. 🤍

3 1 0
                                    

"Kadang, apa yang kita lihat di luar hanya sebagian kecil dari siapa mereka sebenarnya. Butuh waktu dan keberanian untuk memahami sisi-sisi lain dari seseorang, sisi yang mungkin tak terlihat pada pandangan pertama."

*
*
*

Thea terus merasakan kebahagiaan sejak kemarin. Bayangan wajah Kendra, cowok tampan yang ia temui di lorong sekolah, tidak bisa lepas dari pikirannya. Mungkin ini yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama? pikirnya.

Saat jam istirahat, Thea duduk di bangku taman sekolah, matanya berkeliling mencari sosok Kendra. Tak lama, dia melihat Kendra berjalan sendirian melewati taman itu. "Ini kesempatan gue kenalan nih." pikirnya, sambil bergegas menghampiri.

"Hai, Nama kamu Kendra ya?" sapanya dengan ceria.

Kendra hanya berhenti sejenak, menatap Thea sekilas tanpa minat, lalu menundukkan kepala, seakan tidak tertarik untuk menyapanya balik.

Thea mencoba tersenyum. "Kita seangkatan, btw, aku jarang lihat kamu, kamu murid pindahan kah atau gimana?" tanyanya, berusaha menghidupkan suasana.

Kendra meliriknya dengan ekspresi datar, nyaris bosan.

"Bukan urusan kamu." Suaranya datar, nyaris tidak ada intonasi.

Thea terdiam, namun tetap mencoba untuk mengajaknya berbicara.

"Aku cuma mau kenalan, siapa tahu kita bisa jadi teman."

Kendra mendengus kecil, "Teman? maaf saya gak tertarik."

Thea tercengang. "Kamu engga tertarik buat punya teman?"

"Ngobrol sama kamu aja udah bikin capek," balas Kendra singkat, tanpa ada nada menghina atau mengejek, hanya benar-benar seperti dia malas repot.

Setelah itu, tanpa mengucapkan apa-apa lagi, Kendra langsung berbalik dan pergi begitu saja, meninggalkan Thea yang masih berdiri terpaku dengan perasaan campur aduk, malu, kesal, dan bingung.

***

Ketika kembali ke teman-temannya di kelas, Thea langsung meluapkan uneg-unegnya. "Gue ga nyangka si Ken Ken itu nyebelin banget! dia bahkan gak peduli sama sekali waktu gue ajak ngobrol!"

Dara tertawa kecil. "Gue udah bilang, kan? Dia memang terkenal nggak mau deket sama siapa-siapa."

"Awas aja pokoknya ya, gue sakit hati dia kaya gitu ke gue. Dia tuh nyebelin banget! Kayak, gak peduli sama sekali! Padahal gue cuma coba buat kenalan doang." keluh Thea sambil memeluk lututnya dengan ekspresi kesal.

Dara tertawa sambil menepuk pundak Thea. "Aku udah bilang kan, dia itu bukan tipe orang yang mau basa-basi. Lagian dia jarang banget ngobrol sama orang, apalagi yang baru dikenal."

Di saat itulah Bastian tiba-tiba muncul dari belakang, dengan senyum tengil khasnya.

"Eh, eh, siapa yang berani bikin Thea ngambek, nih?" katanya sambil duduk di dekat Thea, lalu menatapnya dengan mata berbinar seolah menunggu jawabannya.

Thea mendengus sambil membuang muka. "Bukan urusan lo, Bas."

Bastian terkekeh kecil, lalu menyenggol lengan Thea pelan.

Tulisku Yang Tak TerucapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang