Prolog Pak Ridwan : ternyata benar, sesuatu yang menarik terjadi.

34 22 13
                                    

         Namaku Ridwan, seorang guru sosiologi di SMA Bima Nagara, sekolah biasa dengan siswa yang biasa saja, rutinitas yang menyebalkan. Dan yaa, tentunya gaji yang kecil. Entah kenapa di negara ini ilmu pengetahuan tidak lebih berharga dari satu gram emas.

Aku memilih untuk menekuni bidang sosiologi, belajar memahami interaksi antar manusia, sehingga bisa sedikit mengira-ngira masalah sosial yang terjadi didalam interaksi tersebut.

Ngomong-ngomong, ada satu hal yang menarik perhatianku didalam semua interaksi sosial manusia, yaitu muridku dan juga tetanggaku. Seorang bocah yang mendambakan kesendirian dalam larutan hubungan sosial. Seorang bocah yang tidak tertarik akan arus kehidupan masyarakat.

Hari itu aku menyuruhnya untuk membacakan pendapatnya tentang sifat alami manusia. Dan tidak disangka-sangka dia menjelaskan dengan pandangan sinis terhadap semua manusia dengan solusi yang seolah muak terhadap interaksi sosial antar manusia. Dan hari ini, dia datang mencari ku untuk meminta bantuan. Sungguh menarik bukan ?.

"Maaf pak mengganggu, apakah saya bisa meminta bantuan bapak ?" Ucapnya yang tak disangka-sangka.

"Sepertinya tuhan belum mau menghancurkan negeri ini karena melihatkan pertanda minta tolong darimu kepadaku". Aku mencoba sedikit bercanda untuk respon terhadap hal yang menarik ini. Tapi, sepertinya dia memang tidak tertarik akan leluconku.

"Yaaahh .. baiklah, sepertinya akan terjadi hal menarik. Baik, bapak akan bantu kamu" tambahku padanya.

"Terimakasih, dan juga sebaiknya handphone bapak tetap berada pada aplikasi kamera" ucapnya sopan.

Dia tidak mengatakan apapun selain itu. Aku melakukan sesuai apa kata dia. Membuka aplikasi kamera dan mengikutinya dari belakang. Sepertinya arah ini ke jalan bekalang sekolah. Mau apa dia ? Apakah dia akan menyatakan perasaannya padaku ? Sungguh lelucon yang menarik seorang murid laki-laki pendiam jatuh cinta kepada guru mereka yang juga laki-laki. Itu mungkin hanya ada dipikiran orang bodoh.

Tiba di jalan belakang sekolah adalah 4 orang siswi kelas 2A sedang melakukan aksi bully. 3 orang membully dan 1 orang korban. Rupanya dia memintaku untuk melerainya.

Tunggu .. bukankah itu termasuk bully yang parah. Dia menyiram siswi itu  dan tertawa-tawa, bukannya ini sudah termasuk pelanggaran yang mengakibatkan skors. Benar-benar tak bisa dibiarkan. Tapi, ketika aku hendak pergi, dia menahanku seolah memberi tahu bahwa bukan tujuannya membawaku kemari untuk melerai aksi bully ini.

"Bolehkah aku meminjam ponsel bapak ?" Tanyanya dengan nada tenang.

Akupun memberikannya ponselku. Apa yang akan dia lakukan ? Merekamnya ?. Dia berjalan kearah mereka. Sepertinya dia tidak ingin aku terlihat oleh mereka. Baiklah, untuk sekarang aku akan bersembunyi dan menyerahkannya padanya.
.
.
"Ya . Sepertinya aku tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Karena, aku diberi izin untuk membawa ponsel karena tugas wawancara dari Pak Ridwan" ucapnya kepada mereka.

Dia berbohong ? Sebenarnya apa yang dia mau ? Berbohong diberikan izin olehku membawa ponsel sambil memegang ponselku ?.

Tak lama kemudian dia datang lagi dan mengembalikan ponselku.

"Terimakasih telah meminjamkan ku ponsel bapak, ada rekaman yang kurang enak dipandang disana. Terserah bapak mau diapakan." Ucapnya dengan nada tenang.

Jadi begitu ..

Dia memahami penyelesaian dari interaksi sosial yang buruk yang terjadi antar murid. Dan mencoba melerai dengan celah peraturan yang ada. Dengan begitu, mereka tidak akan berani membully gadis itu lagi dan akan berusaha mencegah hal serupa yang dilakukan oleh teman sebayanya untuk melindungi diri mereka dari hukuman yang ada.

Benar-benar luar biasa. Dia mengambil langkah untuk melewati 2 pulau dengan tenang. Aku mengakuinya. Aku sempat ceroboh dengan datang kepada mereka. Tapi itu tidak akan menyelesaikan masalah. Karena, mereka akan terbebas kembali setelah hukuman mereka habis. Dan aku tidak akan bisa melindungi gadis itu selamanya. Yang bisa mengawasi mereka selamanya hanya diri mereka sendiri. Maka dari itu dia memanfaatkan hal tersebut untuk melindungi gadis itu. Apa-apaan pengambilan keputusan itu ? Apakah dia benar-benar hanya bocah SMA ?.

Ternyata benar. Intuisiku memang selalu berpikir...

"kau memang bocah yang menarik".












What is Inner peaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang