Chapter 7 : Lagi-lagi mengganggu

7 6 0
                                    

      "Hari ini bapak akan mengumumkan acara yang akan kita laksanakan pada sebulan sebelum kita melaksanakan ujian akhir semester. Yaitu
"Kemah dengan tema : mengenal alam dan interaksi sosial di masyarakat".

Setelah mengatakan itu Pak Ridwan membagikan selembaran yang menunjukan beberapa aturan, perlengkapan yang harus dibawa dan persetujuan orang tua mengenai hal tersebut.

Mari kita lihat sebentar.

Perlengkapan wajib :
1. Tas besar yang bisa memuat banyak barang
2. Pakaian hangat minimal 1
3. Pakaian sehari-hari minimal 3
4. Sepatu dan kaos kaki minimal 2
5. Buku catatan kosong dan peralatan tulis
6. Ponsel
7. Uang pembayaran 200.000.

"Yaah .. karena diperkirakan akan dingin. Jadi kalian boleh membawa selimut tipis. Dan boleh membawa beberapa barang diluar perlengkapan wajib yang kalian mau. Tapi, perlu diketahui bahwa tidak akan ada yang mau membawakan tas kalian. Jadi, pikir-pikir kembali untuk membawa barang yang tidak perlu kalian bawa". Penjelasannya.

"Yeeeyyy akhirnya kita bisa membawa ponsel dan foto bersama satu kelas" surak suara dari siswa-siswi yang menekan keinginan lama untuk acara sekolah yang diperbolehkan membawa ponsel.

Sejujurnya. Aku tidak peduli dengan ponsel, karena isi ponselku hanya kontak ibuku, Pak Ridwan dan Manajer cafe jika ada perpindahan shift kerja mendadak.

Aturan umum :
1. Acara akan dilaksanakan selama 3 hari (3 november - 5 november)
2. Setiap hari acara akan ada apel pada waktu;
- pagi (7.00 - 7.30)
-siang (12.00 - 12.30)
-Malam (21.30 - 22.00)
3. Para siswa akan dikelompokkan dengan 5 orang siswa, dengan 1 ketua setiap kelompok.
4. Ponsel akan ditahan oleh pembimbing acara, dibagikan hanya sewaktu-waktu jika ada kegiatan yang memerlukan ponsel.
5. Setiap siswa akan diberikan 3 botol air mineral untuk minum.
6. Makan akan dilakukan bersama seusai apel.

"Untuk aturan ke 3. Pengelompokan akan dilakukan secara acak yang bertujuan untuk mengelompokkan tenda kalian tidur dan kalian harus memilih ketua disetiap kelompok yang menjadi penanggung jawab atas anggotanya disetiap apel."

"Untuk aturan yang ke 5. Selama 3 hari kalian hanya dibekali 3 botol air mineral. Jadi, manfaatkan itu dengan baik."

Tepat sebelum Pak Ridwan menjelaskan penjelasannya terdengar keluhan dari mereka. Khususnya di aturan ke 4 dan 5. Selain, mereka tidak akan bebas menggunakan ponsel, mereka juga akan dibatasi pemberian air minum. Tapi aku yakin sekolah akan memilih tempat yang dekat dengan sungai jernih.

"Tapi, kalian tidak usah khawatir. Didekat kemah akan ada sungai jernih. Jadi, kalian bisa minum dari sana jika memang kekurangan air minum. Karena ini tema mengenal alam, kalian pun harus merasakan kesegaran dari air sungai yang berada di alam". Tambahnya.

"Lalu, untuk persetujuan orang tua. Sebetulnya kalian tidak usah khawatir akan diizinkan atau tidak. Karena kami sudah menelpon semua orang tua kalian dan mereka setuju. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kegiatan ini. Benarkan, Alif ?" Dia menyinggungku sambil tersenyum.

Sial, dia menyadarinya. Sebenarnya setelah kelas ini selesai aku akan menemui pihak guru untuk meminta izin tidak bisa mengikuti acara ini.

"Baiklah, ada pertanyaan ?"

"Mohon maaf pak, apakah tidak diperbolehkan membawa uang selain uang pendaftaran ?" Tanya si wakil ketua hans setelah mengangkat tangan kanannya.

"Sebaiknya jangan, karena tidak akan berguna. Tidak ada yang bisa dibeli disana. Juga, kami tidak mempertanggungjawabkan bila uang hilang".

"Pak, apakah kita akan satu tenda dengan anak perempuan ?" Ujar pria konyol dari salah satu murid sambil nyerengeh berpikir bahwa itu lucu.

"Apakah kamu mau satu tenda dengan bu Irma ?" Jawaban lelucon dari seorang guru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

What is Inner peaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang