2. | B I S I K A N

13 0 0
                                    

Kota Walters, kota yang jarang di datangi hujan, namun selalu berawan sehingga banyak penduduk yang berharap untuk hujan. Sekitar sudah 2 bulan lalu hingga sekarang, hujan tak kunjung tiba yang terdengar adalah berita kasus hilangnya seseorang gadis yang berumur 17 tahun. Aneh, tapi itu terjadi. Sudah memasuki kasus ke-10 dan pelakunya belum bisa ditemukan, rumor berkata dari penduduk sekitar, ulah ini adalah berasal dari 'Witch' penyihir atau dukun.

Dahulu kala, kota Walters pernah memiliki satu orang yang sangat ahli atau bisa dibilang orang pintar yang menguasai ilmu hitam, setengah dari penduduk Walters banyak meminta kepada dukun tersebut, salah satunya meminta kekayaan, umur panjang, ilmu kebal, awet muda, dan juga meminta jodoh atau pelet dan santet. Namun, tak banyak yang tahu kemana akhir hidup dari si dukun itu, ada berita mengatakan dukun tersebut sudah meninggal dan ilmunya di turunkan oleh asistennya atau ada yang mengatakan juga dukun itu masih hidup hingga sekarang, keawetan mudanya atau umur panjangnya dari penculikan para gadis muda yang berumur 17 tahun.

Ellen..

Ellen..

Ellen tertidur di ruangan perpustakaan seusai pulang sekolah, karena Ellen tidak mau pulang ke rumahnya Ellen lebih senang berlama-lama di dalam perpustakaan.

Ellen..

Ellen..

Bisikan itu terdengar semakin mendekat dan mengusik tidur siang Ellen.

ELLEN!

Ellen tidak kunjung bangun hingga panggilan terakhir yang cukup keras membangunkannya hingga kursi yang didudukinya jatuh perlahan ke belakang dan entah siapa yang menahannya, Ellen memberanikan diri membuka matanya karena sejak tadi matanya yang tertutup karena ketiduran sangat sulit di buka.

Dia menengadah keatas dan melihat wajah seorang gadis yang sangat mirip dengannya, tapi hanya rambutnya yang berbeda dengannya, rambut gadis itu berwarna hitam pekat.

Hingga akhirnya Ellen terjatuh kebelakang dari kursinya.

Kekacauan yang Ellen buat di hampiri oleh ketua organisasi pencinta buku, karena saat itu perpustakaan sedang sepi pengunjung, minat baca dari murid Walters mulai berkurang.

"Kau ga apa-apa?" tanyanya membantu Ellen berdiri.

Ellen menganggukan kepalanya dan memendam rasa sakit itu sendiri, "Ah, tidak apa-apa, ehm, terima kasih."

"Ok." Anak laki-laki itu kemudian pergi meninggalkan Ellen, tapi Ellen baru sadar tadi yang membantunya adalah Daniel dan dia teringat jika undangan dari Jesica wajib membawa pasangan, Ellen memutar badannya dan memanggil Daniel.

"Ehm, Daniel!"

Daniel berbalik dan menjawab, "Ya?"

Ellen berjalan 5 langkah menuju Daniel, dan dia sekarang berdiri tepat di depannya. Agak sedikit gugup namun, siapa lagi laki-laki yang bisa diajaknya, anak perempuan yang cupu dan culun juga polos seperti Ellen bukan Jesica.

"Apakah kau di undang ke acara ulang tahun Jesica?"

Daniel membetulkan kacamatanya yang sedikit melorot, "Oh, iya, tapi aku tidak bisa datang."

Langsung pada intinya Daniel menjawab membuat hati Ellen langsung tertusuk panah tajam tepat di tengah hatinya.

"Kenapa?" Tanya Ellen.

Daniel menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal tapi lama kelamaan menggaruk-garuk kepala itu nikmat.

"Aku harus merapihkan sisa-sisa buku yang baru saja dikembalikan dari pinjaman anak-anak di Walters."

Ellen punya ide dan dia berinisiatif untyk membantu Daniel, "Aku akan membantumu, aku akan panggil Selly juga agar cepat dan tepat waktu bisa menghadiri pesta ulang tahun Jesica."

"Kau ingin datang?"

Pertanyaan Daniel seakan meragukan Ellen atau meremehkan kaum cupu sebaiknya di rumah saja nonton netflix atau membaca buku sambil rebahan.

"Ya! Tentu saja!" Dengan sangat optimis Ellen menjawab.

Daniel mengangguk tanpa sepatah katapun dia kemudian berjalan kearah meja tempat dimana dia selalu berjaga, selain dirinya yang berjaga di perpustakaan, ada juga guru lainnya yaitu Bu Sophia, namun hari ini dia tidak hadir dikarenakan sakit. Maka, Daniel lah yang menggantikannya, dan Daniel pun dia seorang ketua dari organisasi pencinta buku, jadi seharusnya memang dia bisa menggantikan Bu Sophia bila berhalangan.

Tak lama Selly datang membantu Ellen dan Daniel merapihkan semua buku-buku yang telah di kembalikan dari pinjaman murid di sekolah Walters.

Sekitar 4 jam lebih akhirnya buku-buku sudah kembali pada tempatnya. Mereka akhirnya menyelesaikan tugasnya dengan cepat dan tepat waktu.

"Wow, selesai juga!" Seru Selly.

"Iya, jika di lakukan dengan banyak orang cepat selesainya," Jawab Ellen, "Good job, Sel."

"Terima kasih, ya." Daniel menyela tawa dari kegembiraan Ellen dan Selly sebagai superhero yang telah membantu Daniel.

"Ah, jangan sungkan, niel. Kitakan anggota komunitas masa ga bantuin ketuanya. Hehe... " Balas Selly.

Ellen mengangguk dan teringat sesuatu tentang pasangan yang akan dibawa olehnya, "Oh, iya! Jadi, kamu bisakan datang ke pesta ulang tahun Jesica?"

Selly menyenggol bahu Ellen dan berbisik, "Len, kau ngajak Daniel?"

Ellen hanya menjawab dengan anggukan, Selly kembali berbisik, "Jadi ini maksudnya bantuin beresin buku buat ngajak Daniel jadi pasanganmu?"

Ellen melirik dan kembali hanya mengangguk menjawab dari bisikan Selly.

"Wow, kau seperti ular.."

"Ssttt!" Ellen mendiamkan Selly, "Ehm, gimana bisakan?"

Selly terdiam dan menunggu jawaban Daniel.

"Bisa."

Jawaban Daniel yang tanpa ragu membuat hati Ellen yang tertusuk jarum panah tajam akhirnya tercabut.

"Ok, kita pulang duluan ya."

Ellen menarik lengan Selly dan pergi meninggalkan Daniel. Dari gerbang luar sekolah, Selly melempar pegangan tangan Ellen.

"Terus aku sama siapa?"

"Ada Bruno."

"What? Bruno si kribo?"

"Iya, dia kan teman kita juga, emangnya kenapa? Kau ga suka sama diakan?" tanya Ellen memastikan.

"Ga lah, dan ga mungkin akan suka sama dia, im-po-ssible!"

"Ya bagus, sekarang kita pulang dandan mencari pakaian karena ini sudah malam dan kita ga punya banyak waktu."

"Ok, Lets go!"

●●●













MANTRA Season 1 : The Missing GirlsWhere stories live. Discover now