5. | M A S A L A L U

9 0 1
                                    

Mata Ellen perlahan terbuka, dan dia baru sadari dirinya sudah berada di atas ranjangnya dalam kamar tidurnya. Ellen bangun dan berdiri keluar kamarnya, memastikan bahwa dirinya telah berada di rumahnya. Ellen menuruni tangga dengan masih berpakaian dress berwarna putih yang Ellen ketahui dirinya sempat melihat dirinya memakai dress berwarna hitam. Di dapati dirinya ayah dan ibunya yang sedang duduk di ruangan dapur di bangku meja makan.

"Apa yang terjadi?" Ellen bertanya pada ayah dan ibunya, mereka memasang wajah nampak tidak terlalu kaget seperti Ellen.

"Duduklah," ucap ibunya mempersilakan Ellen duduk terlebih dahulu. Ellen kemudian duduk, ayahnya menyodorkannya segelas air putih untuknya.

Ellen menolaknya tanpa harus meminumnya, Ellen membutuhkan penjelasan kenapa dia bisa tiba-tiba ada di atas ranjangnya padahal semalam dia mengikuti pesta ulang tahun Jesica.

"Apa yang terjadi padaku dan kenapa aku terbangun di ranjangku?" tanya Ellen kembali, kedua tangannya mengepal, kegusaran dan kecemasan dalam diri Ellen menyelimutinya.

Kepalan tangan kanan Ellen di genggam erat oleh kedua tangan ibunya.

"Selamat ulang tahun," ucapan ibunya perlahan membuat perasaan Ellen menurun. Ibunya melanjutkan ucapannya yang disimak oleh Ellen menunggu jawaban dari kedua orang tuanya, "Ellen, maaf ibu dan ayah baru bisa menjelaskan padamu sekarang, karena kami pikir sebaiknya diumur mu yang ke-17 itu akan lebih pas, dan kami bisa lebih mengontrol dirimu."

"Tolong, tolong jelaskan secara perlahan," ucap Ellen dengan bibir gemetar, "Aku, aku tidak tahu siapa Amy," ucapan Ellen, membuka mata lebar ayahnya yang kemudian melirik tajam pada ibu, "Amy siapa bu, ayah?" Ellen berurai air mata, ketakutan, bibirnya gemetar, ibunya merangkul dirinya untuk lebih tenang.

"Ibu janji mulai sekarang akan menjagamu dengan baik, agar dia tidak mengambilmu dari ibu," ucap ibu Ellen yang juga ikut menangis bersama.

"Dia? Dia siapa? Apa dia akan membunuh Ellen, bu?"

Ketakutan dalam diri Ellen membuat ayah dan ibunya pun juga merasakannya.

"Ga sayang, dia, dia adalah... " Ibunya tidak sanggup untuk melanjutkan ucapannya, ayah Ellen membantu ibu Ellen untuk menjawab semua pertanyaan yang sungguh membuat Ellen kebingungan.

"Dia adalah saudara kembarmu, Amy namanya," jawab ayah Ellen.

Tangisan Ellen terhenti pada jawaban ayahnya, "Amy? Aku punya saudara kembar? Dimana dia sekarang?" Ellen menatap ibunya, namun ibunya terus menangis tiada henti hanya ayahnya lah yang bisa menjelaskannya.

"Dulu, ibu dan ayah lama mempunyai anak hingga umur pernikahan kita yang kelima tahun, ayah berencana untuk mendatangi orang pintar, dia adalah seorang dukun yang sangat hebat dan terkenal di kota Walters." ayah Ellen mulai bercerita dan Ellen menyimak dengan baik, suara tangisan ibunya mulai mengecil.

"Kami meminta seorang anak, baik itu anak laki-laki atau anak perempuan akan kita terima dengan baik." ayah Ellen kembali melanjutkan ceritanya, "Dua tahun lamanya kami menunggu setelah meminta anak dari dukun itu, ibumu akhirnya hamil, sembilan bulan menunggu akhirnya ibu mu melahirkan anak kembar perempuan, salah satu dari anak itu cacat berbeda dia terlihat seperti iblis, kulitnya berwarna merah dan ada tanduk kecil di dahinya sangat berbeda dengan kembarannya yang terlihat normal dan sempurna yaitu kau, Ellen. Kami memberi nama dirimu Ellen Cathway." ayah Ellen terhenti, begitu terpukulnya mengingat kejadian dulu yang tidak ingin dia ingat.

"Lalu apa yang terjadi dengan kembaranku?"

Ayah Ellen tertunduk, Ellen mencoba mencari tahu dari ibunya.

"Bu? Apa yang terjadi padanya?!" Ellen dengan paksa menggoncangkan tubuh ibunya untuk segera menceritakan apa yang terjadi pada kembarannya.

"Ayahmu melakukan tindakan yang seharusnya tidak di lakukan, hingga akhirnya kau yang terkena kutukan ini."

MANTRA Season 1 : The Missing GirlsWhere stories live. Discover now