🐚
Suasana koridor loker sekolah mendadak cukup ramai akibat bel pergantian jadwal mata pelajaran berhenti berbunyi tiga detik yang lalu. Nampak beberapa siswa kelas 10 yang memakai jas putih pergi menuju ruangan laboratorium. Begitupun siswa kelas 12 dengan baju olahraganya berlari ke arah lapangan basket.
Helia keluar dari kelas barunya, untuk membeli air minum di kantin.
Tak ia sangka bahwa Hindia menyusul di belakangnya. Hindia berusaha menyamakan gerakan jalannya dengan ayunan kaki Helia.
"Hai!" sapa Hindia membuka obrolan.
"Lu pindah kelas?" tanyanya. Helia menghiraukan Hindia. "Kok bisa? Pak Ed yang nyuruh ya? Atau Pak Ber?"
Helia risih, membuatnya berhenti. "Lu bisa diem gak sih!" bentak Helia.
Hindia tidak bergerak sedikit pun. Hanya kelopak matanya yang berkedip dua kali.
"Jangan tanyakan gua apapun dulu!" pinta Helia dengan nada sedikit keras, lalu pergi meninggalkan Hindia yang masih tegap memperhatikannya dari koridor.
🐚
"Malam, Pak Benri!" Hindia memasuki sebuah toko pencuci pakaian langganannya, kala senja mulai memudar, sepulang membeli keperluan dapur.
Seorang bapak tua, dengan kulit wajah keriput, serta rambutnya yang tidak lagi hitam menyambut Hindia dengan ramah. Namanya, Pak Benri Simatoa.
"Hindiaa!! Kesayangan!!" seru Pak Benri.
Hindia nyengir karena panggilan itu yang telah menempel pada dirinya sejak lima tahun ke belakang. "Seperti biasa pak, mau ambil cucian." ucap Hindia dengan tas hitam yang masih digendong di pundak.
"Ah sudah bapak cuci pakaian kau. Wangi berseri! Haha."
Pak Benri mengambil seplastik pakaian yang tampak rapih, tiada kusut dilihat, menaruhnya di atas meja panjang. Hindia mengambilnya.
"Sudah di transfer ya, pak. Di cek di rekeningnya jangan lupa."
"Ah pasti itu! Aku percaya pada kau, selalu."
"Terimakasih pak." Hindia berbalik badan.
"Eh eh eh!" seru Pak Benri tiba-tiba, membuat Hindia membalikkan tubuhnya kembali. "Kenapa pak?"
"Kau sedang jatuh suka ya? Hah? Benar itu?" tanya Pak Benri, menjadikan Hindia kebingungan. "Tidak ah."
"Alah, terlihat itu dari wajah kau. Eh, kau ingat ya, mulut mungkin bisa berbohong, namun mata dan hati tidak pernah bedusta. Ingat itu ya!" jelas Pak Benri. Ia selalu memberi nasihat.
Hindia tersenyum. "Siap, pak! Terimakasih sekali lagi." Hindia bergegas kembali ke mobilnya untuk pulang. Pak Benri menyaksikan mobil Hindia berlalu pergi dari kaca tokonya seraya merekahkan senyum.
"Anak itu lukanya sangat dalam."
🐚
Suasana syahdu malam yang masih terlalu muda membuat nyaman diri Helia, untuk sekedar duduk, membaca novel teka-teki di ruang tengah.
Nyonya Halo juga ada di sebrang nya, dengan segelas coklat panas di meja, serta buku autobiografi ternama yang sedang ia baca.
![](https://img.wattpad.com/cover/378359326-288-k31359.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra Hindia [TERBIT]
Ficção Geral⚠️TELAH DIBUKUKAN⚠️ . • TOP 1 #Helium : 28 - 10 - 24 • TOP 1 #Beteradiksiwriter : 31 - 10 - 24 • TOP 3 #Disorder : 15 - 11 - 24 • TOP 7 #Bunuhdiri : 10 - 11 - 24 • TOP 9 #Kesehatanmental : 21 - 11 - 24 🐚 Pernah kau bayangkan jika saling-saling dar...