special chapter

54 11 3
                                    

WARNING! FULL NSFW 🔞

***

Kemesraan mereka terus berlanjut sampai ke dalam kamar, masing-masing memilih meninggalkan sejenak masalah hidup dan fokus pada momen berharga ini. Tidak ada yang bisa menghentikan mereka berdua.

Roman merebahkan tubuh Julian di atas kasur dengan sangat hati-hati, lalu merangkak naik untuk mengecup bibir kekasihnya berkali-kali sambil tersenyum tanpa henti. Namun, Julian yang sangat tidak sabaran itu lantas menahan kepala Roman dan memperdalam ciumannya. Tangan Roman yang terasa hangat mulai menyelusup ke dalam pakaian Julian, menjamah perut dan dadanya hingga si manis sedikit kewalahan menahan geli.

"Bisakah kau melepaskan bajuku?" Julian bercakap di sela-sela ciumannya.

Permintaan itu langsung dituruti. Roman melepas turtleneck yang dipakai Julian dan juga kemejanya sendiri tanpa ragu, lalu kembali melabuhkan ciuman penuh gairah pada bibir Julian. Secara otomatis tubuh Roman ikut bergerak, menggesekkan pinggulnya dan merasakan ketegangan luar biasa di bawah sana. Napas mereka terdengar menderu-deru, beriringan dengan bunyi kecipak dan lenguhan lirih yang tertahan di bibir keduanya.

Sejenak Roman berhenti, hanya untuk mengagumi keindahan tubuh Julian dari atas. Perlahan-lahan tangannya merayap ke dada Julian yang sedikit berisi, kemudian membelai dan memilin salah satu putingnya dengan lembut.

"Kau terlihat... sangat indah. Izinkan aku menyetubuhi malam ini, Sayang," bisik Roman.

Secercah kegembiraan terlihat jelas di wajah Julian saat Roman kembali beraksi, menciumi leher dan dadanya, menciptakan mahakarya berupa tanda merah keunguan di sekitar sana. Sekarang, tangan pria itu pun mula berani meraba-raba kemaluannya, hingga tak lama kemudian, Julian merasakan celananya dibuka dengan perlahan.

Kini Julian bertelanjang bulat, dan wajahnya langsung merona merah seperti udang rebus. Dia tersenyum malu-malu sambil mencengkeram seprai dengan kuat saat kedua pahanya disentuh dan dilebarkan oleh sang kekasih.

"Roman...."

"Seperti ini, Sayang?" Roman menyunggingkan senyum lebar, tangannya mulai bermain di sekitar lubang anal Julian yang berkedut pelan.

Julian hanya bergumam untuk mengiyakan. Tubuhnya sontak menegang ketika Roman menjejalkan satu jari ke dalam analnya tanpa aba-aba. Dia memejamkan mata, tetapi desahan lirih terus keluar dari bibirnya yang sedikit terbuka.

"Mungkin perlu sedikit pelumas," gumam Roman. Satu lagi tangannya ia gunakan untuk menyentuh kemaluan Julian yang sudah tegang, lalu mengocoknya dengan cukup kencang hingga desahan si Manis semakin nyaring dan merdu.

"Anhh-Roman!" Lelaki itu menjerit keras tatkala menyemburkan ejakulasi dini. Napasnya terengah-engah dan tubuhnya sedikit gemetar. Julian nyaris gila, padahal ini baru awalnya.

Tak berhenti di situ, sekarang Roman mulai melumurkan cairan itu pada lubang Julian agar ia lebih mudah memasukkan sesuatu ke dalamnya.

Jantung Julian tiba-tiba berdegup kencang saat melihat Roman membuka celana dan mengeluarkan kejantanannya yang sangat—astaga, Julian merasa kenyang hanya dengan membayangkannya. Selagi memandang Roman yang sedang asyik mengocok zakarnya itu, Julian sempat memuaskan diri sendiri dengan jari tengahnya, untuk peregangan.

"Mmh...."

"Tunggu sebentar, Sayang." Roman tersenyum kecil di sela-sela memakai kondom, lalu kembali merangkak naik ke atas kasur setelahnya. "Aku hanya perlu masuk dan bergerak, 'kan?" tanyanya dengan polos.

Julian tertawa kecil. "Memangnya harus bagaimana lagi? Lakukan saja, pelan-pelan."

"Tentu."

Pria tampan itu memposisikan diri di antara kaki indah yang sejak tadi terbuka lebar, dan mulai menjejalkan penisnya pada anal Julian sedikit demi sedikit. Senyuman puas terlukis di wajah Roman saat merasakan kehangatan dan ketatnya lubang sang kekasih, membuatnya ingin terus bersarang di sana semalaman.

"Roman-ah! Kau... bergeraklah," titah Julian yang sedang menahan diri agar tidak berteriak.

Roman mengapit pinggang Julian, kemudian menumbuk lubang hangat itu dengan tempo yang semakin cepat hingga membuat si empunya meracau tak karuan. Suara hentakan basah sontak menggema di seluruh ruangan, saling sahut menyahut dengan desahan erotis yang tak mampu Julian tahan.

Tubuh Julian menggeliat hebat di bawah kungkungan Roman, tangannya terus mencengkeram bahu pria itu yang sesekali ia pukul ketika kejantanannya berhasil menyentuh titik sensitifnya jauh di dalam sana. Tiba-tiba, Julian menjambak rambut Roman dan penisnya langsung mengeluarkan begitu banyak cairan sperma yang membasahi perut mereka berdua.

Roman berhenti sejenak untuk menatap sang kekasih yang terlihat sangat seksi, yang justru membuatnya semakin bersemangat dan kembali menghentakkan pinggulnya di bawah sana.

"Ah... Julie. Kau sungguh luar biasa, Sayang," bisik Roman.

Dia menggeram rendah selagi menarik zakarnya keluar dari lubang sempit itu, kemudian melepas kondom dan membiarkan seluruh air maninya terkucur ke lantai.

Dengan napas yang masih berderu-deru, mereka berdua saling melemparkan tatapan mesra dan senyuman gembira. Momen ini akan selamanya terkenang dalam hati mereka.

***

hihhh enak mereka mah mesra2an gitu, sementara author-nya sampe begadang buat nulis adegan cabul inihh 🙂

The Greatest | SungJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang