1

370 27 3
                                    

The Greatest mengambil latar belakang dunia nyata.
Namun, seluruh karakter, peristiwa, dan elemen lain di dalamnya adalah untuk kepentingan cerita fiksi semata. Tidak ada kebencian kepada pihak mana pun.

⚠️ SUNGJAKE! Boys love, 18+, romance, a bit action & sci-fi.

Happy reading!

   

***
  

Angin pertengahan musim gugur berembus kencang di wilayah Maryland sore ini, menghempaskan daun-daun kering dari pepohonan yang hampir gundul.

Beberapa kendaraan tanpa pelat nomor tampak berlalu lalang di jalan khusus yang mengarah ke salah satu fasilitas paling rahasia milik Amerika Serikat yang berada di dalam instalasi militer Fort Meade. Fasilitas ini mencakup sebuah gedung utama yang fasadnya dilengkapi kaca gelap dan panel-panel logam, serta terdapat beberapa bangunan tambahan di sekitarnya yang melengkapi kompleks seluas 2.6 juta kaki persegi.

Ada seorang pria yang turun dari kursi penumpang mobil SUV tepat di depan pintu masuk utama. Penampilannya terkesan formal, memakai celana katun hitam dan kemeja putih yang dibalut blazer cokelat.

Sambil menjinjing tas kulit di tangan kirinya, dia melangkah cepat melewati dua petugas bersenjata yang terus menebar tatapan waspada, menyebrangi lobi berhiaskan bendera-bendera Amerika Serikat dan pada dinding depannya terpatri huruf-huruf kapital bertuliskan ‘NATIONAL SECURITY AGENCY.’

Lelaki berambut cokelat itu mendekati pintu baja besar yang hanya bisa diakses menggunakan kartu identitas. Setelah pintunya terbuka, dia menemukan koridor yang punya tiga persimpangan dan lantas mengambil jalan lurus. Sebuah pintu dengan sistem keamanan yang lebih ketat kembali menghadangnya di ujung sana.

“Senang bisa melihatmu lagi, Eriston,” ujar seorang penjaga.

Julian Eriston hanya tersenyum manis sambil melirik orang itu. Dia segera mendekatkan wajahnya ke pemindai retina di samping pintu selama 3 detik, lalu meletakkan telapak tangannya pada alat identifikasi vena. Hanya butuh waktu 5 detik bagi mesin itu untuk mengonfirmasi identitas Julian dan menampilkan profilnya pada layar monitor. Si penjaga tersenyum tipis sambil menekan tombol sensor sidik jari agar pintunya terbuka untuk Julian.

Kini Julian tiba di sebuah ruangan besar berdesain futuristik. Layar-layar raksasa yang terpampang di sekeliling ruangan menampilkan berbagai data intelijen, statistik, peta lokasi hingga citra satelit real-time untuk memantau aktivitas komunikasi global secara umum. Ruangan ini hanya ‘teras’ NSA, masih ada ruangan-ruangan lain yang jauh lebih canggih dan jauh lebih kompleks di atas sana.

Dia menaiki lift dan tiba di lantai 9 yang tampak seperti backrooms, pintu-pintu kantor di sepanjang koridor itu dibuat dengan jarak yang sama dan sebagian besarnya tidak punya plang nama. Suasananya sepi dan terasa menyeramkan, mungkin karena ruangan-ruangan di sini menyimpan banyak rahasia dan kebohongan yang tak terhitung jumlahnya.

Ada pintu besi ganda berlambang elang emas kecil dan tulisan ‘Director of the NSA’ di bagian depannya, serta dilengkapi perangkat kunci elektronik yang memerlukan PIN dan kartu akses.

Julian berjalan ke arah pintu kantor itu, kemudian memasukkan kartu aksesnya ke mesin kunci hingga terdengar bunyi bip yang menandakan bahwa pintu di depannya sudah bisa dibuka. Namun, belum sempat Julian menyentuh kenop, pintu itu tiba-tiba ditarik dari dalam oleh seseorang yang juga hendak keluar—tentunya bukan sosok yang Julian cari.

“Oh, astaga.”

Jantung Julian rasanya hampir copot saat berpapasan dengan pria yang sangat ia kenali, dan ia hindari. Pria itu tampak gagah memakai seragam militer yang dibalut jaket bomber Angkatan Udara. Ada ratusan—bahkan ribuan anggota militer di dalam kantor NSA, tetapi mengapa Julian harus bertemu dengan yang satu ini?

The Greatest | SungJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang