5

112 15 5
                                    

Atmosfer di ruang kerja Charles Bellford terasa begitu mendebarkan. Berbeda dengan situasi di ruang tamu—tempat anggota keluarga lain berkumpul dan mengobrol ringan sambil tertawa-tawa sejak sore mula.

Setelah acara makan malam bersama yang sangat mendadak, kini Charles membawa dua putranya ke kantor pribadi untuk merundingkan berbagai persoalan terkait bisnis. Dia duduk di sofa kesayangannya, menengahi Roman dan Jayden yang duduk berseberangan pada dua sofa yang berbeda. Sebelum mulai berbicara, Charles menyesap teh hangatnya terlebih dahulu dengan perlahan-lahan, membiarkan anak-anaknya digerogoti rasa penasaran.

"Baiklah." Pria tua itu mulai bersuara. "Seperti yang kalian berdua tahu, aku sudah bekerja sepanjang hidupku untuk membangun jaringan bisnis yang keuntungannya akan dinikmati oleh kalian-kalian ini. Aku punya 55% saham di perusahaan ritel yang sudah kita kelola dengan baik, Jayden, Primart terus mengalami kemajuan sejauh ini, dan nantinya aku akan memberikan seluruh saham itu kepadamu."

"Dan kenaikan jabatan?"

Charles terkekeh-kekeh ringan. "Posisimu sebagai direktur operasional sudah sangat tepat. Namun, jika kau tetap ingin menjadi penggantiku sebagai direktur utama, aku bisa mengaturnya."

Mendengar keputusan sang ayah, Jayden tentu merasa senang sampai menyunggingkan senyum lebar. Namun, senyuman itu perlahan memudar dan kembali tergantikan oleh raut wajah sinis saat Charles berpaling kepada Roman.

"Untukmu, Roman, kau juga akan mendapat bagian dari Bellford Insurance, 70%, itu berarti kau bisa menjadi pengambil keputusan terbesar di sana tanpa menganggu pekerjaanmu di Manhattan. Kau punya pemahaman di bidang keuangan dan manajemen, aku percaya kau bisa mengontrol Bellford Insurance."

"Kenapa harus sebesar itu? Apakah ada bagian untukku?" sahut Jayden.

"Kau akan mengendalikan Primart secara keseluruhan, dan Roman juga tidak mendapat bagian di sana, terima saja." Charles menanggapinya dengan tenang, tetapi penuh ketegasan sehingga dua anaknya terdiam dan mengangguk paham.

Roman mulai merasa terbebani oleh mandat ini, bukan karena masalah-masalah pekerjaan di masa mendatang, tetapi karena sikap Jayden yang seolah-olah tidak senang jika anak tiri seperti dirinya juga mewarisi kekuasaan Charles.

"Satu lagi," kata Charles yang membuat semuanya kembali fokus. "Fordease, yang didirikan oleh kakeknya Jayden pada tahun 1984 dan menjadi salah satu perusahaan farmasi terbesar di negeri ini adalah yang paling penting, kuharap kalian bisa menjaganya. Paman kalian akan terus bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasional Fordease, tetapi aku juga punya 33% saham di sana yang nantinya akan dibagi rata kepada kalian berdua."

"Dibagi rata? Tidak, seharusnya hanya aku!" sanggah Jayden. Dia tampak lebih agresif, otot wajahnya mengeras dan sorot matanya berkilat amarah. "Dia sudah mendapat 70% di perusahaan asuransi dan itu bukan nilai yang sedikit, dia bahkan tidak pernah mengurus perusahaan itu sedikit pun! Dan sekarang dia akan mendapat setengah sahammu di Fordease? Ini tidak masuk akal! Kenapa aku harus berbagi dengannya? Akulah anak kandungmu dan aku berhak menjadi ahli waris utama."

Seruan tajam yang menggema di seluruh nuangan itu berhasil menusuk hati Roman untuk kesekian kalinya. Roman tidak pernah menginginkan harta kekayaan ayah tirinya, dia hanya mengharapkan penerimaan. Namun, Jayden selalu menolaknya dengan keras.

Kini Roman terombang-ambing antara harus membela atau memilih diam saja. Tiada gunanya berbicara ketika Jayden sedang dalam kondisi seperti ini karena setiap kalimatnya hanya akan memperkeruh suasana, tetapi Roman sungguh mengkhawatirkan Charles yang tampak kelelahan.

Charles memijat pelipisnya, berusaha untuk tidak tersulut emosi. Dia pikir pertemuan ini akan berialan damai dan semua orang menerimanya, tetapi Jayden sungguh mewarisi sifatnya yang tidak pernah puas. Charles kemudian berkata, "Tentu saja, Jayden, aku pasti memberikan setengah dari total warisanku kepadamu. Kau akan dapat properti, tanah, emas dan asetku yang lainnya. Namun, kau harus ingat kalau kita juga sudah punya keluarga baru—"

The Greatest | SungJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang