Episode 9: Keberanian yang Muncul

81 13 0
                                    


Happy reading 🥰













Ketika Rora dan Asa melangkah keluar kafe, mereka disambut oleh suasana penuh energi.

Kerumunan siswa berkumpul di sekitar panggung kecil, di mana sekelompok pelajar tengah menampilkan tarian tradisional yang memukau. Musik yang menggema menambah semarak malam festival, membuat Rora merasa terhanyut dalam suasana.

“Lihat, Rora! Ayo kita lebih dekat!” Asa bersemangat, menarik tangan Rora menuju kerumunan.

Rora merasakan jantungnya berdegup lebih cepat saat mereka berdesakan di tengah keramaian.

Meski dia masih merasa gugup, semangat Asa membuatnya merasa lebih berani.

Di tengah kerumunan, mereka dapat melihat penari yang berpakaian warna-warni.

Rora terpesona oleh gerakan anggun mereka, dan untuk sejenak, semua pikirannya tentang Asa dan perasaan yang belum terungkap itu menghilang.

Ia hanya ingin menikmati momen ini.

“Seru ya?” Asa berkomentar, menatap Rora dengan senyum hangat.

“Aku suka melihat ekspresi orang-orang saat menikmati seni.”

“Ya, ini luar biasa!” Rora menjawab, merasakan kehangatan dalam hatinya.

Dia melihat Asa, yang tampak begitu antusias, dan merasa bahwa ada sesuatu yang lebih dalam antara mereka.

Setelah pertunjukan berakhir, kerumunan mulai berhamburan. Rora dan Asa mencari tempat duduk di sudut yang lebih tenang, jauh dari keramaian.

Rora mengambil napas dalam-dalam, berusaha mengumpulkan keberaniannya. Dia tahu saatnya akan segera tiba.

“Hey, Rora,” Asa memulai, wajahnya serius.

“Kita bisa berbicara lebih pribadi di sini. Aku ingin tahu lebih banyak tentang kamu.”

Rora merasa sedikit terkejut, tetapi dia juga merasa senang.

“Tentu, apa yang ingin kamu tahu?” tanyanya, berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang.

“Aku tahu kamu baru di sini, tapi apa yang membuatmu suka dengan seni? Apakah ada pengalaman tertentu yang menginspirasi kamu?” Asa menatapnya, penuh perhatian.

Rora berpikir sejenak. “Seni selalu ada dalam hidupku. Waktu di Korea, aku sering mengunjungi museum dan galeri. Ada satu pameran seni yang membuatku terpikat. Karya-karya di sana benar-benar bisa mengubah cara pandangku tentang dunia.”

Asa terpesona. “Itu menarik. Aku juga merasakan hal yang sama saat melihat lukisan. Seolah-olah aku bisa merasakan emosi yang ditransmisikan oleh si seniman.”

Suasana menjadi lebih akrab, dan Rora merasa lebih nyaman. Namun, di dalam hatinya, rasa ingin mengungkapkan perasaannya kepada Asa semakin menguat. Dia ingin berbagi lebih banyak, tetapi kata-kata terasa sulit untuk diucapkan.

“Rora,” Asa melanjutkan, suaranya semakin lembut,

“aku ingin tahu… apakah kamu pernah berpikir tentang hubungan? Maksudku, tentang seseorang yang istimewa?”

Rora terdiam, jantungnya berdebar. Dia tahu inilah saat yang tepat untuk berbagi.

“Sebenarnya… aku…,” Dia merasakan ketegangan di udara, tetapi berusaha untuk tetap tenang.

“Ada seseorang yang menurutku menarik. Dia selalu berusaha membantu dan membuatku merasa nyaman.”

Asa mendengarkan dengan seksama.

“Oh, siapa dia? Apa yang membuatmu merasa seperti itu?”

“Dia… seseorang yang ada di sekitarku. Selalu bersikap baik padaku dan mendukungku. Tapi… aku juga merasa ragu,” Rora mengungkapkan, matanya bertemu dengan mata Asa.

“Apa kamu takut untuk mengungkapkan perasaanmu?” Asa bertanya, suaranya lembut dan penuh pengertian.

Rora mengangguk, merasakan keringat dingin di telapak tangannya.

“Ya, aku tidak ingin merusak apa pun yang sudah ada. Kadang, aku merasa lebih baik seperti ini.”

Asa tersenyum, “Tapi kamu harus tahu, terkadang mengambil langkah pertama bisa membawa pada sesuatu yang indah. Keberanian bisa mengubah segalanya.”

Rora merasa tergerak oleh kata-kata Asa.

“Kamu benar. Mungkin aku perlu mencoba lebih berani.”

Mereka terdiam sejenak, dan Rora merasakan ketegangan dalam udara.

“Asa, terima kasih telah mendengarkan,” kata Rora pelan.

“Itu sangat berarti bagiku.”lanjutnya

Asa tersenyum hangat, “Selalu. Aku ingin kamu tahu, aku akan selalu ada di sini untuk mendukungmu.”

Tiba-tiba, Hailey, Pharita, dan Ayesha muncul dari belakang, mengejutkan Rora dan Asa.

“Hey, apa kalian berdua melakukan percakapan serius di sini?” Hailey bertanya, dengan nada menggoda.

“Tidak, hanya berbagi beberapa cerita,” jawab Asa, sedikit tersipu.

“Hmm, tampaknya ada yang lebih dari sekadar cerita,” Ayesha menambahkan, dengan senyum lebar.

“Rora, apa kamu mengungkapkan perasaanmu?”lanjutnya

Rora tersipu, tetapi merasakan dukungan dari sahabat-sahabatnya.

“Eh, kami hanya membahas seni,” jawabnya, mencoba menutupi ketegangan.

“Bohong! Kami bisa merasakan aura romansa di sini!” Canny melesat datang dari arah lain, menambahkan suasana lebih riuh.

Rora tertawa kecil, dan Asa ikut tersenyum, merasa bahwa suasana menjadi lebih ringan. Momen-momen kecil seperti ini membuat Rora menyadari bahwa dia tidak sendirian. Teman-temannya selalu ada untuk mendukungnya.

“Baiklah, mari kita kembali ke festival! Masih banyak yang harus kita lihat!” Raka berseru, menarik perhatian semua orang.

Mereka semua setuju, dan Rora merasa semangat baru mengalir dalam dirinya.

Mereka kembali ke keramaian festival, menikmati setiap momen dan menyaksikan pertunjukan-pertunjukan yang menarik.

Rora merasa lebih bebas, seperti beban yang selama ini mengganggu mulai terangkat. Ia melihat Asa dari sudut matanya, dan ada keinginan kuat untuk berbagi lebih banyak dengannya. Mungkin, malam ini adalah awal dari sesuatu yang baru.

Ketika festival semakin larut, Rora melihat Asa berbicara dengan Raka, tampak akrab. Rora merasakan jantungnya berdebar. Dia ingin sekali mendekati mereka, tetapi masih ada rasa ragu dalam dirinya.

“Rora, ayo kita foto-foto!” Hailey mengajak, menggenggam kameranya dengan semangat.

Rora mengangguk, ikut bergabung dengan teman-teman lainnya.

Setelah beberapa foto diambil, Rora merasa lebih percaya diri. Mereka bersenang-senang, dan tawa mengisi malam.

Rora menyadari bahwa saat ini, bersama teman-teman dan Asa, adalah saat yang paling berharga baginya.

Malam festival berakhir, tetapi perasaan dalam hati Rora sepertinya baru dimulai. Dia berharap, ke depannya, keberanian yang baru ditemukan ini bisa membawanya ke jalur yang lebih indah bersama Asa.






















Tbc






Love In Silence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang