Episode 10: Tanda Tanya di Ujung Harapan

87 12 0
                                    

Happy reading 🥰

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°


























Hari-hari berlalu setelah festival yang penuh warna itu. Rora kembali ke rutinitas sehari-harinya di sekolah.

Meskipun suasana hatinya terasa lebih ringan, ada satu hal yang masih mengganjal di dalam dirinya..... perasaan yang belum terungkap kepada Asa.

Di kelas, Rora duduk di sebelah Ayesha, sementara Asa duduk di barisan belakang bersama Raka dan Rama.

Saat pelajaran berlangsung, Rora sesekali mencuri pandang ke arah Asa, melihatnya yang tampak serius mendengarkan penjelasan guru.

Rora merasa ada sesuatu yang berbeda dalam diri Asa. Mungkin, rasa keinginan untuk mendekat semakin kuat.

“Aku bisa merasakan getaran antara kalian berdua,” Ayesha berbisik, mengalihkan perhatian Rora dari Asa.

“Kamu harus segera mengungkapkannya, Rora.”

Rora hanya tersenyum tipis, “Aku masih ragu, Ayesha. Bagaimana jika dia tidak merasakan hal yang sama?”

“Jangan berpikir seperti itu. Kadang, kamu perlu mengambil risiko. Siapa tahu, dia juga menunggu kamu untuk berkata sesuatu,” Ayesha memberikan dorongan yang sangat berarti.

Di saat yang bersamaan, Raka dan Canny kembali dari kantin, membawa makanan ringan untuk teman-teman mereka.

“Eh, ada apa dengan wajah kalian? Sepertinya ada yang sedang berdebat,” Canny menggoda, menyenggol Asa dengan sinis.

Asa hanya mengangkat bahu, “Kami tidak berdebat, hanya diskusi biasa.”

Canny mengangguk sambil tersenyum lebar.

“Diskusi atau drama? Kalian berdua sepertinya cocok untuk jadi pasangan,” ejeknya.

Rora merasakan pipinya memerah, dan cepat-cepat menundukkan kepala, berusaha mengalihkan perhatian.

Jam pelajaran berikutnya dimulai, dan Rora berusaha keras untuk fokus. Namun, pikirannya terus melayang kepada Asa.

Ketika pelajaran berakhir, Rora mendapati Asa sudah berdiri di depan mejanya.

“Rora, bisa kita bicara sebentar?” Asa meminta, wajahnya terlihat serius.

Rora terkejut, tetapi rasa cemas dan bersemangat mulai mengaduk di dalam hatinya.

“Tentu, ada apa?” Rora menjawab, berusaha terdengar tenang.


Mereka melangkah keluar kelas dan menuju taman kecil di luar sekolah.

Suasana di luar terasa lebih sejuk, tetapi hati Rora berdebar kencang.

Asa menatapnya dengan tatapan yang dalam, seolah ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting.

“Rora, aku ingin meminta maaf kalau selama ini aku terkesan dingin atau menjauh,” Asa memulai, suaranya lembut.

“Aku hanya… aku hanya tidak tahu bagaimana harus bersikap. Kamu membuatku merasa nyaman, tetapi aku tidak ingin mengganggumu.”

Rora menatap Asa, hatinya bergetar.

“Tidak apa-apa, Asa. Aku juga merasa bingung. Mungkin kita hanya perlu lebih mengenal satu sama lain,” jawabnya, berusaha menunjukkan keberaniannya.

Asa mengangguk, tetapi wajahnya tampak sedikit cemas.

“Rora, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan. Apakah kamu merasa ada yang berbeda di antara kita?”

Love In Silence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang