Kau Belum di Boleh Pergi

103 17 2
                                    

Pernikahan itu menjadi tragedi yang benar-benar tak diharapkan oleh semua orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pernikahan itu menjadi tragedi yang benar-benar tak diharapkan oleh semua orang. Apalagi oleh Xiao Ruofeng yang kini sedang membantu istrinya untuk berjuang di antara hidup dan mati. Serangan yang diberikan Ye Dingzhi bukanlah serangan main-main. Sehebat apapun kekuatan orang yang menerima serangannya, nyawa adalah taruhannya. Apalagi Dongjun saat itu tidak siap menerima serangan. Ia hanya menghadang serangan itu tanpa pikir panjang.

"Tidak bisa kah kita menggantikannya? Adik ketujuh bisa kehabisan tenaga jika memaksakan diri." Tanya Liu Yue dari balik tirai yang memisahkan mereka dengan ruangan yang digunakan untuk mengobati Baili Dongjun.

Namun pria lain yang menggenggam seruling di sampingnya menggeleng.

"Dari kita semua yang saat ini kekuatannya hampir setara Baili Dongjun hanya adik ketujuh. Jika membantu pun percuma. Kecuali kalian memiliki energi murni seperti Dongjun." Jelas Luo Xuan.

Ia juga sebenarnya tak tega melihat kedua adik seperguruannya dalam kondisi seperti ini. Namun ia juga tak bisa melakukan apapun.

"Jika saja ada guru di sini." Gumam Liu Yue.

Semua juga berpikir demikian. Jika saja ada guru mereka di sini. Hanya saja, pak tua itu entah berada di mana sekarang. Surat yang mereka kirimkan pun tidak mendapatkan balasan yang berarti. Tuan Li hanya memberitahu jika dirinya masih hidup dan tidak perlu khawatir dengan keadaannya. Andai pak tua itu tahu murid kesayangannya sedang berada di ambang maut, pasti ia akan segera kemari.

Semua masih terdiam tanpa tahu harus melakukan apa. Juga Lei Mengsha yang biasanya berbicara tanpa henti dan bertingkah konyol pun terdiam. Terlihat bagaimana ia mengkhawatirkan kedua adik kecilnya. Apalagi Ruofeng dan Dongjun adalah yang paling dekat dengannya akhir-akhir ini.

Pria bermarga Lei itu lalu bangkit dan berjalan ke arah tirai yang memisahkan mereka. Namun Luo Xuan menghadangnya.

"Tidak ada gunanya."

"Ada atau tidak, tidak akan tahu sebelum mencoba. Setidaknya Fengqi bisa bertahan lebih lama."

Lei Mengsha lalu masuk dan berucap sesuatu pada tabib sebelum ikut menyalurkan tenaga dalam pada Ruofeng.

"Lebih baik kita berjaga di depan. Akan lebih baik jika semua yang berhubungan dengan istana tidak ikut campur saat ini." Saran Liu Yue.

Luo Xuan mengangguk. Ia baru menyadari dua saudaranya yang lain tidak ada di sana.

"Di mana tuan muda Mo dan tuan muda Gu?"

"Menyiapkan pemakaman untuk Ye Dingzhi."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang