River mulai mendorong wanita ke baraknya.
Ini sudah yang keempat belas kalinya.
"Sudah kubilang itu tak ada gunanya."
Dia melakukan ini tanpa alasan lain selain agar dia terlihat rentan di mata River.
Bosan berdebat dengannya, Aidan menyerah.
"Bagaimana memeluk seorang gadis bisa membuatmu merasa lebih baik? Sungguh ide yang
bodoh."
'Saya akan meninggalkannya sendiri dan membiarkan dia pergi besok pagi.'
Namun itu tidak semudah yang dipikirkannya.
Dia melirik wanita yang berdiri di dekat pintu.
Melihat makhluk rapuh itu gemetar, suasana hatinya makin memburuk.
"Mengapa? Mengapa perang ini, yang membuat semua orang menderita, tidak dapat berakhir?"
Pada hari kesepuluh, dia bahkan belum beristirahat.
Dengan adanya wanita di dalam, dia tidak bisa tidur dengan nyaman. Jadi dia memutuskan untuk
begadang semalaman.
Bertentangan dengan niat River, kegugupan Aidan malah semakin parah.
Wanita di ambang pintu berdiri kaku, meringkuk di sudut, seolah-olah semua tenaganya telah
terkuras.
Sebanyak yang dia ingin katakan padanya untuk membuat dirinya nyaman, dia tidak bisa
menawarkan tempat tidurnya.
Kalau saja para prajurit melihat dia memperlakukan seorang wanita tawanan dengan baik, hal itu
mungkin akan menurunkan moral mereka.
Kesulitan yang dialami selama satu malam hanyalah harga kecil yang harus dibayar bagi seorang
tawanan perang.
Aidan mengabaikan ketidaknyamanannya sebaik yang dia bisa.
Pada malam keempat belas pertempuran saraf yang sia-sia ini,.
Seorang wanita masuk.
'Hari yang lain, begitu.'
Aidan melirik ke arah pintu, masih merasa sangat lelah karena malam sebelumnya.
Kemudian dia mengalihkan pandangannya kembali ke dokumen-dokumen itu, tapi...
Ada sesuatu yang terasa janggal. Dia merasa tidak nyaman.
'Mengapa?'
Dia mencoba mencari penyebab ketidaknyamanan itu dan menemukannya.
Wanita itu tenang.
Dengan rambutnya yang berwarna coklat susu dan mata hijaunya, dia melihat sekelilingnya
dengan ekspresi tenang.
Tidak, dia sedang menatapnya.
Dan tidak hanya melihat, tapi membedahnya sepotong demi sepotong.
Dia tidak menatapnya secara langsung, tetapi sebagai pemilik indra yang tajam, dia dapat
merasakan tatapannya.
Tanpa disadari, tubuhnya menegang.
Matanya terus teralih dari dokumen-dokumen itu.
Entah mengapa, dia menjadi penasaran terhadap wanita itu.
Entah dia sadar atau tidak tentang perasaannya, tiba-tiba dia mulai bergerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
I like the extra part too much/ I'm A Sucker For Extras (엑스트라 단역이 너무 취향입니다) END
Romance[Novel Terjemahan] Judul : I like the extra part too much/ I'm A Sucker For Extras (엑스트라 단역이 너무 취향입니다) Authors: Sangmongga Genres: Fantasy, Romance Original language: Korean Translated language: Indonesian Original Novel: Naver Novel ini sudah seles...