Sunoo ternyata berada di kelas yang sama dengan 2 sepupunya itu. Membuat dirinya sedikit kesal. Jungwon yang duduk di depannya memutar tubuhnya karena merasa bangkunya sedari tadi ditendang-tendang oleh Sunoo.
"Kenapa, moy? Segitu senengnya sekelas bareng kita."
Sunoo mendecih. "Gue bosen loh ketemu kalian lagi. Gak di rumah, di komplek, di sekolah. Ini sekarang harus banget kita sekelas lagi? Tau gini, mending gue milih sekolah lain aja, meng."
Ni-ki yang sedari tadi bermain game di ponselnya berdeham. Anak itu duduk di samping Jungwon dengan kedua kaki yang sudah ia naikkan ke atas meja. Posisinya masih menghadap ke depan. "Emang boleh sama nyokap bokap lo? Lagian abang-abang lo juga sekolah di sini, moy. Lo mau berontak juga tetep aja bakal sekolah di sini bareng kita."
Ni-ki benar tapi Sunoo tetap saja kesal. Ia merasa tak bebas karena sekelas dengan bocah-bocah nakal itu. Mana Sunghoon dan Jake juga sekolah di sini. Matanya melirik pada teman-teman sekelasnya. Tadi mereka di suruh maju satu per satu untuk memperkenalkan diri. Sekarang situasi masih canggung karena mereka hanya mengobrol dengan teman-teman yang memang dikenal. Seperti Sunoo yang sedari tadi hanya berbincang dengan Ni-ki dan Jungwon.
Bangku di sebelah Sunoo masih kosong. Mungkin karena Sunoo yang mengambil tempat duduk nomor 2 dari belakang. Tadinya Ni-ki dan Jungwon yang hendak di meja itu tapi Sunoo menggeleng. Ia bilang. Kedua sepupunya itu bisa makin bangor kalau duduknya di belakang dan tak ia pantau. Jadi keduanya menurut, harus duduk di depan Sunoo.
"Bek, kaki lo turunin. Itu ada guru mau masuk loh." Tegur Sunoo membuat Ni-ki segera menurunkan kakinya.
Seorang guru perempuan paruh baya memasuki kelas mereka diikuti seorang murid lelaki yang mengetuk pintu ketika masuk. Sebenarnya formalitas saja karena pintu memang tidak ditutup sejak mereka memasuki kelas tadi.
"Maaf, Bu. Saya terlambat."
Jungwon udah antusias tuh berharap gurunya ngamuk sama murid telat yang baru ia liat tapi ternyata dirinya harus kecewa. Ibu guru yang ia ketahui adalah wali kelasnya itu malah tersenyum tipis. "Kamu baru masuk, kan? Perkenalkan dirimu dulu baru boleh duduk."
Yang disuruh mengangguk. Ia berdeham sebelum menatap teman-teman sekelasnya. "Halo, semua. Kenalin, gue Jaehyun."
Pekikan dari siswi-siswi membuat Ni-ki menatap sinis. Soalnya tadi dia tuh yang dapat pekikan begitu ketika memperkenalkan diri tapi ternyata memang cewek-cewek suka banget liat yang ganteng-ganteng gini.
Ibu Mita (re: wali kelas) mempersilahkan Jaehyun untuk duduk. "Silahkan duduk di bangku yang masih kosong ya, Jaehyun."
Jaehyun mengangguk. Ia membungkukkan badan ketika melewati meja Bu Mita dan menuju meja Sunoo. Jungwon yang sadar langsung menatap Sunoo sambil menggeleng. "Larang, moy. Larang! Jangan biarin dia duduk bareng lo!"
Ni-ki mengangguk. Emang dua kakak beradik ini anti sekali dengan orang baru. Menurut mereka, circle persepupu-an mereka ini tidak boleh dimasuki oleh orang lain padahal ini cuma soal tempat duduk.
Sunoo mengacuhkan keduanya. Ia menyambut Jaehyun dengan senang. Jaehyun awalnya sedikit risih karena mendapat pelototan dari Jungwon tapi ia abaikan karena Sunoo malah mengulurkan tangannya. "Halo, Jaehyun. Gue Sunoo. Semoga betah ya jadi teman sebangku gue."
Jaehyun tersenyum. Syukurnya ia mendapat teman sebangku secerah Sunoo yang berbanding terbalik sekali dengan 2 orang di meja depannya. Jaehyun menjabat tangan Sunoo. "Hai, Noo." Ia duduk sambil memperhatikan Sunoo yang menendang-nendang bangku Ni-ki dan Jungwon.
"Hadap depan sana! Papan tulis tu di depan bukan di belakang!"
Ni-ki pasrah. Ia kembali menghadap ke depan. Jungwon juga tapi bocah itu sempat-sempatnya melirik sinis pada Jaehyun sebelum kembali duduk dengan normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunoo's World
FanficDaily life seorang bungsu yang dikelilingi orang-orang random di sekitarnya...